Review Black Myth – Wukong: Liar, Nakal, Brutal!
Mitologi Indah yang Tak Tersentuh
Terlepas dari kayanya mitologi dan cerita rakyat Tiongkok yang super keren, game-game yang berhasil mengadopsi dan mengadaptasikannya sebagai pondasi untuk cerita atau dunia yang dibangun dengan serius memang bisa dihitung dengan jari. Soal Wukong misalnya? Dengan minimnya game single-player yang menjadikannya bintang, ia lebih banyak “berakhir” jadi karakter serangkaian MOBA dengan kekuatan yang nyaris serupa satu sama lain. Berita baiknya? Game Science sepertinya paham apa yang butuh mereka lakukan.
Oleh karena itu, dengan bantuan visual yang super indah pula, kisah Black Myth: Wukong dibagi ke dalam 6 chapter berbeda alih-alih sebuah dunia berkesinambungan di banyak seri Souls. Setiap chapter ini akan menawarkan setting dan dunia yang berbeda-beda, yang juga diwakili dengan biome yang unik pula. Kita akan bertemu dengan wilayah yang dominan diisi oleh salju, yang lainnya dengan padang pasir, sementara ada pula yang berisikan rangkaian gua kompleks berisikan begitu banyak sarang laba-laba di dalamnya. Tentu saja, selama perjalanan, Anda akan bertemu dengan rangkaian dewa-dewi dan para siluman yang harus diakui, menjadi motor pendorong utama cerita.
Situasi ini memang jadi pedang bermata dua. Di satu sisi, kegembiraan melihat presentasi mitologi yang fantastis dari Game Science. Namun di sisi lain, keterkaitan yang kuat pada kisah Wukong dan keunikan timeline yang diusung game ini membuat banyak karakter ini terikat kuat. Ini berarti, jika Anda datang tanpa pengetahuan soal Perjalanan ke Barat yang memadai dan bahkan mendetail, maka akan ada beberapa kisah atau karakter yang akan terasa sulit untuk dipahami. Sebagai contoh? Alasan sesederhana mengapa Pat Kai berujung dicabut status khayangan-nya dan ditendang ke dunia para manusia sebagai siluman babi.
Benar sekali, tidak hanya sekadar diceritakan dalam bentuk cut-scene dan interaksi tiap karakter, Black Myth: Wukong juga menutup setiap chapter dengan sebuah film animasi pendek dengan fokus pada kisah atau karakter tertentu yang hadir indah. Ia berganti-ganti gaya animasi dari satu chapter ke chapter lainnya, dari kartun ke film stop motion, ke sesuatu yang lebih identik dengan anime. Juga ditemani dengan musik yang keren, setiap film animasi ini juga terkesan punya pesan yang mendalam, baik soal keserakahan hingga sekadar paranoia. Namun jika Anda selidiki lebih jauh, seperti yang kami bicarakan di atas, setiap film animasi ini akan jauh bisa lebih Anda pahami jika Anda setidaknya memahami pondasi mitologi Wukong itu sendiri. Cerita keserakahan rakyat miskin soal kura-kura yang mampu memberikan mereka mutiara dan obat awet muda misalnya bukanlah karakter acak yang disuntikkan Game Science ke game ini begitu saja. Sang karakter siluman kura-kura ini punya pondasi ceritanya sendiri di mitologi jika Anda tertarik menyelaminya.
Apresiasi tertinggi kami juga datang tidak hanya caranya menyajikan visual untuk setiap setting yang ada, yang di beberapa momen terlihat begitu epik dan fantastis di saat yang sama. Bertarung sembari melihat pagoda raksasa yang menjulang tinggi di kejauhan, pertarungan satu lawan satu berlatar belakang matahari yang tengah terbenam, gunung berapi dengan siluman kerbau raksasa yang terluka, dan banyak lagi. Apresiasi juga datang dari fakta bahwa Game Science tidak berkeberatan untuk mengisi setiap dunia ini dengan banyak varian musuh yang masing-masing datang dengan desain yang pantas untuk diacungi jempol. Untuk para boss dan mini-boss, desain ini bisa berakhir membuat mata Anda termanjakan hingga yang benar-benar cukup untuk membangun horror tersendiri.
Bagi “The Destined One” sendiri, walaupun ia tidak berbagi banyak dialog seperti kera yang satunya lagi, namun animasi yang ia usung mencerminkan apa yang kenal dan inginkan dari sebuah game berbasis mitologi ini. Walaupun agak sulit untuk tidak mengharapkan bahwa karakter utama yang kita gunakan ini lebih banyak mengekspresikan sisi kera-nya seperti halnya opera China atau film-film Perjalanan Barat yang lawas. Animasi bertarung-nya memang terlihat destruktif dan indah, tapi ada kerinduan melihat ekspresi-ekspresi mikro seperti kedip mata yang sering, tangan yang seringkali diposisikan di alis seolah tengah melihat ke teropong, atau sekadar tawa-tawa yang tidak tergantikan. Namun sekali lagi, walaupun absennya semua hal ini rasional dari sisi cerita, minimnya reaksi “The Destined One” di sepanjang cerita berujung cukup mengecewakan.
Di luar sisi visual yang fantastis, acungan dua jempol sepertinya pantas untuk diarahkan pada kualitas desain audio yang pantas untuk dirayakan. Memainkan game ini dengan bahasa Mandarin sebagai VA sepertinya jadi keputusan terbaik, apalagi dengan banyak seni seperti nyanyian, gumaman, hingga intonasi percakapan. Kami juga jatuh cinta pada suara-suara efek kecil seperti suara pukulan tongkat milik The Destined One yang terasa begitu nyaring dan menyakitkan, mewakili serangan senjata tumpul berbasikan material keras dengan sangat baik. Semua suara efek kecil seperti kemampuan aktif dan akses Spells yang datang dengan suara efek kecil juga menambah kemantapan sendiri.
Namun bagian yang paling membuat kami bahagia adalah keputusan untuk mengadopsi dan menggubah theme song dari Journey to the West versi 1986 menjadi musik tema utama untuk game ini. Kami paham bahwa hampir sebagian besar masyarakat Indonesia lebih familiar dengan Kera Sakti versi modern dengan lagu rap-nya yang ikonik. Namun untuk masyarakat Tionghua seperti kami yang tinggal di kota-kota “Pecinan”, yang kebetulan punya akses parabola di awal tahun 1990-an, Journey to the West versi 1986 adalah “Kera Sakti definitif” kami. Memilih sang lagu tema, menempelkannya ke momen-momen terbaik dan emosional Black Myth – Wukong via “Celestial Symphony” cukup untuk membuat rasa nostalgia kami berkobar. Sulit untuk tidak jatuh cinta di sini. Tentu saja, hampir semua musik yang ditawarkan di game ini berujung keren, apalagi sang penyanyi tanpa kepala di chapter 2 yang terasa unik dan indah di saat yang sama.
Dari sisi presentasi, Black Myth – Wukong hadir fantastis. Walaupun ada sedikit kritik dan rasa rindu untuk sikap kera yang sepertinya kurang dari sang karakter utama, Black Myth – Wukong tetap hadir dengan detail karakter, desain lingkungan, desain monster, animasi, hingga film-film pendek dengan gaya berbeda yang mereka tawarkan di penghujung chapter. Ditambah dengan musik tema Wukong 1986 yang digubah? Ia melahirkan sebuah game AAA premium pertama dari Tiongkok yang memang pantas dirayakan.
Liar, Nakal, Brutal
Pada dasarnya, Black Myth: Wukong bisa disebut sebagai game action RPG dengan cita rasa Souls-like yang “bersahabat”. Namun kata bersahabat ini tidak datang dari tingkat kesulitan yang bisa ditoleransi. Ini tetap game action RPG yang mampu menghabisi karakter utama Anda dalam hitungan beberapa serangan, yang juga datang dengan begitu banyak mini-boss dan boss utama dengan kombinasi serangan beruntun yang siap untuk membuat Anda mengamuk dan frustrasi. Lantas, dari mana kata “bersahabat” ini datang?
Kata “bersahabat” ini datang dari fakta bahwa tidak seperti kebanyakan game Souls-like yang biasanya menghukum Anda saat mati dengan menjatuhkan resource yang sudah Anda kumpulkan, baik uang atau level, Black Myth: Wukong membiarkan progress tersebut tetap bertahan. Ini berarti Anda yang kesulitan dan mau tidak mau harus mengulang satu area yang sama berulang-ulang sembari membersihkan area tersebut akan perlahan tapi pasti, menguat. Black Myth: Wukong memang tidak memberikan Anda kesempatan dan kebebasan untuk melakukan distribusi stats, namun setiap kenaikan level ini akan memberikan Anda skill point yang bisa didistribusikan ke pohon skill-nya yang siap untuk memfasilitasi ragam gaya bermain. Semakin sering Anda mati, semakin berpotensi pula Anda untuk kian kuat. Berita baiknya lagi? Shrine dimana Anda bisa menaikkan level dan mengunci checkpoint juga biasanya berdekatan dengan pertarungan mini-boss atau boss yang besar kemungkinan membunuh Anda.
Game ini juga akan mempersenjatai dengan begitu banyak kit untuk menundukkan semua tantangan yang ada. Bahkan bergantung pada apakah Anda ingin mengaktifkan dan berfokus pada setiap dari mereka atau tidak, Wukong dibekali dengan tiga gaya bertarung yang unik: Smash, Pillar, dan Thrust. Smash hadir dengan pukulan kuat jarak pendek, Pillar seperti namanya memungkinkan Anda memanjat sang tongkat untuk menghindari serangan fisik, dan Thrust akan berfokus pada serangan jarak jauh dengan sodokan. Tentu saja bukan sang Kera Sakti misalnya jika Anda tidak bisa mengkombinasikan serangan lemah dan kuat. Untuk urusan ini, Anda akan dibekali resource baru bernama Focus yang bisa digunakan untuk melancarkan serangan Heavy super kuat yang bahkan cukup untuk membuat boss sekalipun berujung stagger untuk sementara waktu.
Masih belum cukup? Tentu saja Wukong akan dibekali dengan segudang sihir yang bisa Anda aktifkan untuk menciptakan keuntungan strategis pada saat bertarung. Dengan opsi yang akan semakin beragam seiring dengan progress cerita dari misi utama dan misi sampingan, setiap sihir yang membutuhkan mana ini benar-benar sebegitu efektifnya hingga ia tidak akan sulit untuk membantu Anda membalikkan keadaan super sulit sekalipun. Satu yang paling fantastis dari skill ini? Bahwa seperti lore yang seharusnya, setiap mereka akan efektif pada saat melawan boss sekalipun di timing yang tepat. Ini berarti Anda bisa membekukan sementara boss manapun yang berada dalam posisi menyerang, menahan serangan melee mereka dengan menjadikan diri batu walaupun beberapa jenis serangan kuat akan menghancurkannya, dan tentu saja membiarkan klon dari bulu Anda untuk menggila. Juga menawarkan pohon skill khusus, setiap sihir ini bisa diperkuat.
Masih belum cukup juga? Tenang saja, Black Myth: Wukong masih punya dua kit lain dengan satu tema yang sama – Transformasi. Ada Spirits yang notabene merupakan monster spesial dan mini-boss yang berhasil Anda tangkap, kuasai, dan karenanya membiarkan Anda untuk mengakses skill mereka secara instan. Setiap Spirits yang Anda pilih dan perkuat tentu saja menjanjikan fungsi tertentu pada saat Anda “panggil” sembari menyediakan buff pasif tertentu selama Anda memasangnya. Transformasi lainnya hadir sebagai Spells istimewa dimana Anda bisa berganti menjadi monster spesifik dan menyerang hingga waktu atau HP yang disediakan berujung habis. Setiap monster transformasi spesial ini juga akan punya stats berbeda-beda, yang salah satunya bahkan diposisikan sebagai tanker anti-stagger yang efektif. Anda misalnya bisa menggunakan transformasi ini ketika Anda tengah panik atau terlalu “cupu” untuk menghindari serangan kombinasi tertentu.
Maka kata “bersahabat” ekstra lainnya juga datang dari keikutsertaan sebuah item spesial bernama “Vessels” yang biasanya bisa Anda dapatkan dari misi sampingan dengan cerita kompleks di dalamnya. Berbeda dengan spells pada umumnya, Vessels selain menawarkan buff dan efek tertentu, juga diposisikan sebagai “counter” untuk situasi tertentu yang akan membuat pertarungan menjadi jauh lebih bisa ditoleransi. Sebagai contoh? Vessels bernama “Wind Tamer” bisa Anda aktifkan ketika boss utama Chapter 2 yang membuat banyak gamer kesulitan – Yellow Wind Sage berusaha mengaktifkan tornado pasirnya sebagai bagian dari pergantian dari fase 1 ke fase 2. Jika Anda tidak menggunakan Vessels ini di timing ini? Maka arena pertarungan Anda akan dipenuhi dengan badai pasir yang notabene akan membuat jarak pandang lebih sulit dan sekaligus jadi barrier bagi sang boss untuk menyerang Anda di baliknya. Tetapi jika Anda menggunakan Vessels ini di saat yang tepat? Aksi si boss ini akan digagalkan dan arena pertarugan akan bersih total dari pasir.’
Black Myth: Wukong juga menghadirkan sebuah sihir non-sihir bernama Spell Binders yang diposisikan sebagai reward sampingan. Seolah semua elemen yang ia tawarkan belum cukup fleksibel, Spell Binders akan membuat keseluruhan gaya bermain Anda berubah menjadi game action RPG klasik seperti game-game Souls tua. Ia akan mengunci semua akses Wukong ke magic, termasuk transformations dan Vessles, yang membuatnya akan hanya bisa mengandalkan serangan fisik yang ia miliki. Namun sebagai kompensasinya, Anda kini akan menikmati status Attack dan Defense yang lebih mumpuni.
Maka sisa dari petualangan Anda untuk memperkuat Wukong akan datang dari banyak elemen game RPG yang seharusnya Anda sudah familiar. Ini berarti mencari equipment dari senjata hingga armor lebih kuat, yang bisa diracik juga lewat proses crafting. Setiap armor ini juga biasanya menawarkan buff tertentu jika dipasangkan dalam satu set. Anda juga bisa mencari beragam item-item langka untuk proses upgrade, seperti meningkatkan jumlah minum Gourd (item healing Anda), yang membuatnya lebih efektif, hingga ragam Gourd berbeda yang juga bisa dipasangkan dengan aksesoris lain untuk menghasilkan efek-efek yang lebih beragam. Oh iya, masalah distribusi stats yang tadi sempat kita simpulkan tak tersedia? Ada cara spesifik untuk memperkuat pondasi dasar karakter Anda dengan item sebagai resource yang gilanya, dijadikan game ini sebagai misi sampingan yang notabene bisa terlewatkan jika Anda tak banyak peduli.
Sisa aktivitas Anda, seperti game sejenis di pasaran saat ini, kini bersisa pada keharusan untuk mempelajari gerak serangan musuh atas nama melakukan aksi dodging yang sayangnya, jadi satu-satunya sistem pertahanan Wukong saat ini. Satu-satunya kesempatan Parry hanya dengan mengakses sihir “Rock Solid” yang tentu saja menuntut waktu cooldown dan Mana untuk digunakan. Wukong juga sayangnya, tak punya akses ke serangan tipe range yang di mata kami, cukup menjengkelkan, terutama saat bertarung dengan musuh-musuh yang menembaki Anda dari jauh.