Review Zenless Zone Zero: Masih Mencari Jati Diri!
Aksi Tetap Daya Tarik Utama
Untungnya, seperti apa yang sudah sempat kami rasakan sejak masa beta, sisi aksi Zenless Zone Zero tetap berujung menjadi highlight utama dari game gacha yang satu ini. Dengan komposisi tim tiga karakter yang masing-masing punya skill pasif yang bisa aktif jika ia berada di anggota tim yang tepat, game ini tetap menawarkan aksi pertarungan yang cepat dan ketat, sembari menawarkan begitu banyak fungsi untuk Anda maksimalkan. Sistem dodge berbasis timing, parry dengan sistem ganti karakter, quick assist untuk berganti karakter cepat ke dalam medan pertempuran yang biasanya ditemani buff tertentu, hingga ragam serangan ultimate dan spesial akan pondasi sisi aksi Zenless Zone Zero ini.
Yang menarik? HoYoVerse setidaknya berhasil membentuk sebuah kesan bahwa sistem ini juga menawarkan variasi tertentu, setidaknya di update 1.2 yang dijadikan basis review ini. Memang Anda akan terus berkutat dengan kompisis tim tiga orang ini, namun setiap karakter ini punya gaya bertarung yang berbeda-beda dan unik, yang tidak hanya diproyeksikan lewat ragam aksi tekan, tahan, dan urutan tombol layaknya game fighting. Anda juga akan bertemu dengan karakter seperti Jane Doe misalnya, yang alih-alih mengandalkan parry justru “bersinar” dengan sistem dodge. Atau karakter seperti Caesar yang lewat aksi parry shield yang bisa Anda eksekusi tanpa harus berganti karakter untuk memberikan buff bagi anggota yang lain.
Kami harus jujur bahwa kami termasuk gamer yang bahagia ketika melihat bagaimana aksi Jane Doe dan Caesar berkontribusi tidak hanya pada roster karakter saja, tetapi cara memainkan Zenless Zone Zero yang baru. Ada sedikit kekhawatiran di awal bahwa terlepas dari apapun karakter yang akan dibangun dan diracik oleh HoYoVerse nantinya untuk game ini, ia akan berkutat pada sistem yang sama, namun hanya sekadar menawarkan sistem beda elemen dan sejenisnya. Tingkat kesulitan pertarungan yang semakin tinggi lewat kehadiran lawan-lawan tipikal humanoid yang kini lebih cepat dan reaktif juga membuat beberapa varian karakter ikut “bersinar” setelah di patch awal terasa tak punya banyak guna, seperti para Defender misalnya.
Maka seperti game HoYoVerse yang lain, selain menyelesaikan ragam misi utama yang ada, misi terakhir Anda adalah mempersiapkan setidaknya dua tim siap tempur di kualitas terbaik untuk menyelesaikan konten end-game bernama Shiyu Defense. Menuntut Anda untuk menyelesaikan ragam pertarungan dengan range level berbeda, dengan tipe musuh dan juga kelemahan yang di-rotasi, lengkap dengan ketentuan level “S” yang juga berbeda pula, ini adalah kesempatan terbaik Anda untuk meraih resource gacha – Polychromes dalam jumlah besar dalam setidaknya dua minggu sekali. Tidak ada keharusan memang untuk menyelesaikan konten end-game ini, namun mengingat gacha selalu jadi bagian terpenting dari game seperti ini, maka ia layak dikejar. Zenless Zone Zero juga punya misi tantangan mingguan yang berkutat pada konsep end-game Hollow Zero yang untungnya, tak sulit ditundukkan selama Anda memiliki setidaknya 1 tim siap tempur.
Tetapi perlu diingat pula, bahwa identitas “Gacha” yang tersemat pada Zenless Zone Zero membuatnya tidak beroperasi layaknya game action RPG offline yang lain. Memang Anda bisa menggunakan karakter-karakter bintang empat semata, yang juga diperkuat dengan sistem karakter tamu di sisi cerita, untuk menyelesaikan cerita utama yang ada. Namun untuk menyelesaikan konten end-game seperti Shiyu Defense dan mengharapkan resource gacha? Mengingat reward yang Anda dapatkan seringkali berbasis berapa banyak waktu yang Anda habiskan, yang terikat pada damage output yang dihasilkan, situasi ini akan sulit terjadi. Ini bukan lagi tergantung pada seberapa mahir kemampuan koordinasi mata tangan Anda untuk melakukan aksi parry atau dodge. Untuk urusan ini, ini sudah masuk ke dalam ranah “ke-gacha-an” Zenless Zone Zero yang tak terhindarkan.
Namun untungnya, jika Anda tidak terlalu banyak ambil pusing soal urusan ini dan sekadar ingin menyelesaikan misi mingguan ala Hollow Zero misalnya, Zenless Zone Zero cukup bersahabat. Walaupun setiap varian musuh punya sistem kelemahan dan kekuatan mereka sendiri-sendiri berbasis elemen, Anda tetap akan bisa menundukkan mereka dengan elemen apapun. Menyerang mereka dengan elemen yang jadi “kelebihan” mereka tidak lantas serta-merta menganulir semua damage yang dihasilkan. Anda hanya akan berhadapan dengan situasi dimana damage yang Anda hasilkan akan lebih kecil dengan bar anomaly dan daze yang juga akan lebih sulit penuh dibandingkan misalnya, menggunakan elemen yang jadi kelemahan mereka. Namun jika Anda ingin datang membabi-buta dan tidak ambil pusing soal kecepatan penyelesaiannya, Anda bisa melakukannya dengan mengabaikan kesemua sistem ini.
Masih Mencari Jati Diri
Sebagai game action, Zenless Zone Zero adalah sebuah game yang terhitung fantastis. Pondasi sistem yang ia bangun menjamin sensasi aksi yang seru, apalagi dengan tambahan lebih banyak varian musuh dan boss yang juga hadir dengan desain keren di update terbaru. Tidak ada yang bisa kami keluhkan di sini, apalagi dengan sistem daily-nya yang bersahabat untuk gamer-gamer yang punya sedikit waktu di tengah kesibukan yang ada. Walaupun demikian, alih-alih menguat, Zenless Zone Zero justru seolah kian kehilangan identitas uniknya. Alasannya? Kesan bahwa mereka ingin menjauhi sistem eksplorasi mereka yang aneh dan absurd dengan charm tersendiri – TV Mode.
Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, entah karena desain kreatif atau alasan teknis lainnya, Zenless Zone Zero menyediakan sebuah sesi yang lebih dikenal sebagai “TV Mode” untuk menggantikan sisi eksplorasi konservatif yang mungkin tersedia di game lain. Untuk mewakili aksi karakter utama Anda menggunakan Bangboo di dalam Hollow sebagai seorang guide, cerita disajikan lewat text dengan pergerakan yang meminta Anda untuk bergerak dari satu televisi ke televisi yang lain. Uniknya? Untuk merepresentasikan cerita atau tema tertentu, tim juga secara kreatif akan membangun puzzle, jalur, dan sejenisnya untuk memastikan hal itu tercapai.
Pergerakan yang sempat lambat di awal eksistensinya, terutama di masa beta, membuat banyak gamer yang membenci fitur yang satu ini. Ia dianggap membuang-buang waktu, mengganggu pace permainan, hingga gagal mewakili kerennya cerita utama yang hendak disajikan oleh Zenless Zone Zero. Walaupun tidak pernah dibuka secara publik, kami yakin “TV Mode” ini menjadi salah satu yang paling dikeluhkan di ragam survei yang diterima, yang juga berbuntut pada fakta bagaimana ia terus jadi fokus untuk ragam update yang terjadi apalagi ketika tim Zenless bicara soal penyempurnaan. Namun alih-alih dipikirkan bagaimana ia bisa terlebur dengan lebih baik di sisi cerita, ada kesan bahwa HoYoVerse justru bergerak menjauhinya.
Hal ini tercermin begitu jelas dari update 1.1 dan update 1.2 yang disertakan, dimana hampir 85% – 90% misi sampingan yang tersedia misalnya, berfokus pada sesi Combat dan bukan lagi eksplorasi. Tidak hanya itu saja, tambahan fitur baru untuk update 1.2 seperti kesempatan untuk memerintahkan Fairy untuk mengeksplorasi kembali TV Mode untuk misi yang sudah Anda selesaikan untuk mengambil reward secara otomatis juga memperkuat hal itu. Puncaknya adalah fakta bahwa tidak seperti di versi 1.0, HoYoVerse bahkan tidak lagi menjadikan TV Mode ini sebagai bagian dari cerita utama. Cerita utama kini disajikan dalam bentuk game action RPG kebanyakan, dimana Anda hanya perlu berbicara dengan NPC, menikmati cerita, bertarung, berbicara kembali dengan NPC, menikmati cut-scene, kembali bertarung lagi, dst hingga konten selesai. Ini membuat Zenless Zone Zero justru terasa “standar” di mata kami.
Walaupun masih ditawarkan di misi sampingan, namun keputusan tim untuk menjauh dari “TV Mode” untuk mewakili cerita utama Zenless Zone Zero tak ubahnya sebagai situasi “krisis identitas” di mata kami. Memang ada potensi bahwa porsi ini selalu dikeluhkan dan dibenci oleh fans, namun hingga ia bisa menemukan format baru yang keunikannya serupa, yang tidak sekadar berujung seperti apa yang terjadi di update 1.2 yang “terperangkap” pada aksi ngobrol, berantem, ngobrol, berantem, hingga selesai, kami merasa tim Zenless seharusnya masih berpikir keras untuk membuat TV Mode ini lebih menarik dan menggoda. Karena untuk saat ini, Zenless mulai bertransformasi menjadi game action RPG berbasis gacha yang “biasa”.
Masalah krisis identitas juga terjadi di banyak inkonsistensi yang masih terjadi di setiap update Zenless Zone Zero. Kita sudah bicara soal MV yang ditawarkan misalnya. Untuk alasan yang tidak pernah dibuka ke publik, MV dengan lagu original yang sebenarnya enak didengar ini tiba-tiba tidak tersedia di Jane Doe dan berujung kembali di Caesar, bahkan lengkap dengan animasi yang indah. Keputusan untuk absen di Jane Doe dan kembali di Caesar ini membuat kami bertanya-tanya kira-kira apa yang terjadi di belakang layar dan bagaimana keputusan ini diambil. Pada akhirnya, ini juga soal membangun ekspektasi yang rasional. Karena di titik 1.2 ini, kami bahkan belum tahu yang mana yang “rasional”.
Hal yang sama juga terjadi dengan misi khusus yang didesain untuk menceritakan sedikit soal latar belakang karakter, yang biasanya punya level kelangkaan “S”, yang mungkin tidak mendapatkan banyak spotlight karena keterbatasan cerita dan sejenisnya. Di rilis perdana, Anda bisa menikmati cerita Rina dan Nekomata di sana, memberikan gambaran soal karakter dan kepribadian mereka dengan lebih dalam. Ketika masuk ke kisah Jane Doe, ia berperan selayaknya misi utama pada umumnya dengan porsi sedikit eksplorasi menggunakan model karakter Jane Doe itu sendiri. Ketika masuk update 1.2 untuk banner Caesar? Konten ini tidak lagi tersedia.
Sulit rasanya untuk tidak menyimpulkan, bahwa di titik 1.2 ini sekalipun, Zenless Zone Zero terasa seperti game yang masih berupaya mencari jati diri sendiri-nya. Ia masih kebingungan seperti apa bentuk definitif yang harus ia dorong sebagai “Zenless Zone Zero” yang sebenarnya. Setidaknya itulah yang terjadi di mata kami.