Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!
Hampir semua gamer pencinta JRPG paham dengan satu fakta tak terbantahkan – bahwa engine HD-2D yang dimiliki Square Enix adalah salah satu “senjata” paling efektif untuk membawa begitu banyak seri JRPG populer lawas ke era modern. Dengan tetap mempertahankan pixel art sebagai basis namun dikombinasikan dengan dunia dan efek visual tiga dimensi yang fantastis, implementasi perdana di Octopath Traveler beberapa tahun yang lalu kemudian melahirkan mimpi bahwa pendekatan serupa kini akan jadi standar. Namun apa yang terjadi? Terlepas dari potensi yang satu ini, Square Enix justru terlihat tidak tertarik untuk menggunakannya lebih sering untuk proyek rilis ulang mereka.
Yang kita temukan justru lebih banyak proyek remaster, termasuk untuk beberapa seri Final Fantasy lawas, yang lebih mengandalkan pendekatan presentasi mobile yang harus diakui buruk. Proses “penghalusan” tekstur yang didorong Square Enix justru membuat beberapa game tua ini kehilangan identitas dan daya tarik mereka. Untungnya, harapan yang sudah dikibarkan lama oleh gamer tersebut akhirnya mendapatkan sambutan juga. Visual HD-2D tersebut akan diaplikasikan ke sebuah seri legendaris Dragon Quest yang memang punya basis fans fanatik di seluruh dunia, terutama di Jepang. Berita baiknya? Serangkaian screenshot dan trailer yang dilepas untuknya memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah “mesin waktu”? Preview ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
HD-2D Adalah Pilihan Terbaik!
Sebelum kami tenggelam membicarakan apa yang ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake di sesi permainan kami, ada baiknya jika kami memberikan gambaran soal konten seperti apa yang kami dapatkan lebih dahulu. Dengan undangan khusus dari Square Enix, kami berkesempatan untuk menjajalnya setidaknya 6-7 jam awal permainan Dragon Quest III HD-2D Remake itu sendiri, yang tentu saja sudah memuat cukup banyak hal untuk dibicarakan. Walaupun proses eksplorasi untuk sisi cerita kami prediksi masih panjang hingga selesai, namun pengalaman seperti apa yang ia tawarkan sedikit tercermin lewat apa yang diusung di sesi preview ini.
Satu pertanyaan terbesar yang datang di benak banyak gamer-gamer tua JRPG tentu saja berkutat pada efektivitas 2D-HD untuk mengelevasi pengalaman Dragon Quest III ini? Dengan bahagia, kami menyambut modernisasi ini dengan tangan terbuka. Maka seperti yang Anda temukan di Octopath Traveler, proses eksplorasi Dragon Quest III HD-2D Remake ini datang dengan visual yang tetap mempertahankan gaya pixel-art di dunia tiga dimensi. Efek visual yang seharusnya ada di game modern, seperti bayangan untuk unit hingga depth of field saat Anda berjalan melewati area tertentu juga akan hadir di sini. Benar sekali, ini tetap jadi format proses remake JRPG lawas impian yang di mata kami, diwujudkan manis.
Namun ada yang unik pula di pendekatan visual ini. Karena berbeda dengan Octopath Traveler yang juga menghadirkan visual nyaris serupa di sisi pertempuran juga, apa yang ditawarkan di Dragon Quest III HD-2D Remake ini memang sedikit berbeda. Entah karena sudut kamera yang diposisikan dari kacamata orang pertama, penempatan karakter, atau mungkin skalanya jika dibandingkan lingkungan yang ada, Anda akan merasakan cita rasa lebih 2D di sini. Jika Anda melihatnya lebih dekat, ia sebenarnya mengusung basis visualisasi yang sama, hanya saja menghasilkan efek 2D yang lebih kentara, baik untuk model karakter tim ataupun musuh yang Anda hadapi. Efek HD-2D-nya justru lebih terasa ketika Anda mengakses skill aktif seperti sihir beragam elemen misalnya, yang hadir dalam bentuk 3D dengan gaya piksel yang terlihat lebih jelas. Jika Anda termasuk gamer yang menginginkan cita rasa lebih “kotak-kotak” di sisi ini, Anda mungkin akan sedikit kecewa.
Sementara untuk struktur misi, Anda kini diberi opsi di awal permainan. Jika Anda termasuk gamer muda yang tidak ingin melewati rasa frustrasi dan malas membaca setiap hint yang ada, Dragon Quest III HD-2D Remake kini memungkinkan opsi untuk memberikan highlight terang-benderang soal kemana Anda harus bergerak selanjutnya demi mendorong progress cerita. Sementara Anda yang ingin merasakan sensasi lawas yang didasarkan pada aksi menerka-nerka dan membaca dialog dengan teliti, opsi tersebut juga bisa Anda pilih. Di era modern saat ini, kami sendiri lebih memilih hint lokasi untuk meredam rasa frustrasi yang mungkin muncul.
Maka cita rasa lebih lawas juga tetap bisa Anda rasakan di struktur beberapa misi sampingan yang Anda temukan pula. Kami menyambut baik keputusan Square Enix untuk tetap menjaga desain seperti ini, dimana misi sampingan dipicu dan diselesaikan tanpa memanfaatkan sistem sejenis journal untuk aksi tracking ala game-game modern saat ini. Sebagian besar “misi sampingan” di Dragon Quest III HD-2D Remake akan Anda temukan dan selesaikan berbasis eksplorasi secara tidak sengaja dan memerhatikan dialog yang muncul. Memang ia tidak banyak berpengaruh di sisi cerita, namun ia bisa jadi berbuntut equipment ataupun aksesoris yang terlalu menggoda untuk dilewatkan. Ini akan meninggalkan keseruan tersendiri bagi Anda yang ingin mencari misi-misi ini untuk diselesaikan dan juga ekstra kesibukan untuk Anda yang akan mengandalkan walkthrough di versi final nanti. Sementara untuk urusan audio, seperti tambahan VA misalnya? Membuatnya terasa modern, namun bagi kami, tidak lantas otomatis membuatnya terasa lebih imersif.