Xbox Asian Developer Session 2025 Buktikan Microsoft Dukung Developer Indie
Sebagai langkah dukung developer game Indie di Asia, Microsoft gelar Xbox Asian Developer Session 2025 dan kenalkan 5 game Indie baru yang menjanjikan.
Kekuatan game Indie saat ini jelas tidak bisa lagi diremehkan, bahkan oleh perusahaan raksasa seperti Ubisoft, Capcom, atau Square Enix sekalipun. Melihat prospek yang begitu cerah di sektor Indie Gaming tersebut, Xbox tegaskan dukungannya terhadap developer Indie via Xbox Asian Developer Session 2025 yang digelar pada awal April 2025.
Pada sesi live streaming Xbox Asian Developer Session 2025 yang dibawakan oleh Jun Shen Chia selaku Xbox Global Expansion Lead untuk region Asia Tenggara, diungkapkan langkah yang diambil oleh Microsoft guna rangkul talenta developer indie dari region ini. Tampaknya hal itu sejalan dengan visi besar Xbox untuk mendukung pengembangan game dari negara Asia Tenggara dan negara berkembang lain.
Salah satu inisiatif yang diambil oleh Microsoft untuk mendukung developer indie adalah dengan meluncurkan program ID@Xbox, yang menurut pengakuan Jun Shen Chia telah berhasil membantu merilis lebih dari 1000 game indie dalam setahun terakhir ini. Bukan hanya itu saja, Microsoft juga menyelenggarakan Developer Acceleration Program (DAP) yang hingga saat ini telah berhasil membantu lebih dari 200 studio game indie secara global.
Semenjak 2013 lalu, tercatat inisiatif tersebut telah berhasil menyalurkan dana lebih dari 5 miliar Dollar kepada developer indie, dan jelas membantu mereka untuk mengembangkan game tanpa tergantung pada aliran dana Publisher besar, yang sering kali permintaannya tidak sesuai dengan prinsip dari studio developer indie itu sendiri.
Menurut Jun Shen Chia, program ini sejak awal memang dirancang untuk membantu developer indie yang kurang terbantu di industri gaming, baik karena tidak adanya publisher besar di negaranya, atau karena tidak adanya dukungan program pemerintah untuk developer game seperti pada negara di Eropa dan Korea Selatan. Beberapa region yang termasuk di dalam jangkauan bantuan Xbox via program ini mencakup Asia Tenggara, India, Afrika, bahkan sampai Timur Tengah.
Pada kesempatan yang sama, Jun Shen Chia juga menekankan pentingnya Game Pass untuk indie gaming saat ini. Melalui layanan berlangganan yang bisa diakses di PC dan Xbox tersebut, pemain mendapatkan akses untuk mencoba memainkan game indie tanpa adanya resiko, dan juga membuka kesempatan untuk gamer untuk membeli game tersebut untuk membantu pihak developer.
Sedangkan untuk pihak developer sendiri, adanya Game Pass menjadi kesempatan bagi mereka untuk memperkenalkan talenta studio mereka melalui layanan yang menjangkau jutaan pemain secara global. Sebab studio berskala kecil seperti developer indie pastinya akan sangat sulit untuk bisa dikenal secara luas, apalagi bila baru saja membuat game perdananya.
Pada Xbox Asian Developer Session 2025, diperkenalkan pula 5 game indie yang sangat menjanjikan dari Singapura, Thailand, Korea, dan tentu saja Indonesia. Berikut game yang diperkenalkan pada sesi developer tersebut:
13Z: The Zodiac Trials
Game indie buatan studio Mixed Realms asal Singapura ini menampilkan pertempuran fast paced dengan sistem roguelike yang seru. Pada game tersebut, Anda akan memilih salah satu hero dengan skill unik, seperti bisa menjadi burung dan terbang, guna menghadapi stage yang berubah tergantung dari pilihan Anda sendiri.
Karakter yang Anda gunakan akan berkembang sesuai dengan skill yang muncul secara acak dan bisa dibeli sebelum masuk ke stage berikutnya. Jadi nantinya setiap run akan bisa berbeda total dengan sebelumnya, dan kombinasi skill berbeda juga akan berikan serangan elemental yang berbeda pula.


Game yang saat ini bisa Anda coba demonya di Steam tersebut nantinya bisa dimainkan cooperation hingga 4 pemain. Adanya tambahan pemain tampaknya akan membuat game menjadi semakin sulit, dan butuh kerja sama yang apik baik secara battle atau pemilihan skill untuk bisa melewati stage.
Halaman Steam: 13Z
Agni: Village of Calamity
Bila Anda cinta mati dengan game horor ala Resident Evil, maka Agni: Village of Calamity akan menangkap hati Anda. Game indie buatan Separuh Interactive dari Indonesia ini berhasil membawa horor psikologis yang menawan dengan sudut pandang fixed camera yang klasik.
Bukan hanya itu saja, visualnya juga sangat luar biasa bagus dan mampu bersaing dengan game kelas AAA sekalipun. Baik dari penggunaan pencahayaan yang tepat dan juga ekspresi karakter ketika diperlihatkan di cutscene, semua membawa keluar kesan mencekam di dalam game.


Action yang diperlihatkan di trailer juga cukup seru, karena tidak mengandalkan senjata api seperti pada Resident Evil, melainkan senjata melee dan juga menghindari konflik. Adanya inventory yang terbatas juga membuat pemainnya harus cerdik mengatur penempatan benda atau merelakan item yang tidak muat di sana.
Halaman Steam: Agni
Nightmare Circus
Game action isometric dari FairPlay Studios asal Thailand ini menggabungkan kelincahan dan juga kecerdikan gamer untuk bermain. Sebab pemainnya akan gunakan ‘benang’ seperti yang digunakan oleh puppet master untuk menyerang musuh.
Mulai dari menarik musuh, mengikat mereka, bahkan sampai melempar musuh untuk menghantam environment menjadi fitur utama dari benang tersebut. Bukan hanya untuk bertarung saja, benang tersebut juga menjadi modal utama untuk menyelesaikan puzzle atau pindah platform.


Bila Anda suka dengan game action isometric yang memiliki visual indah, maka game ini juga sangat cocok untuk dimainkan. Bukan hanya kualitasnya saja yang bagus, tetapi pencahayaan yang sesuai dengan tema dunianya membuat game ini sangat indah di mata.
Halaman Steam: Nightmare Circus
Vapor World: Over the Mind
Gamer pecinta soulslike ternyata tidak terlupakan pada Xbox Asian Developer Session 2025 ini, karena game racikan ALIVE studios asal Korea ini bakal bikin adrenalin Anda mengalir deras. Baik karena action yang sangat seru dan juga stress karena mati berulang kali.
Menariknya, game ini menggunakan tampilan platformer seperti Salt & Sanctuary yang terbukti memiliki begitu banyak fans. Jadi tidak seperti game souls ala Elden Ring, pada game ini gerakan Anda menjadi terbatas dan di saat bersamaan membuatnya lebih taktis.


Satu hal lain yang sangat kami sukai dari game ini adalah aransemen musiknya yang sangat klop. Dengan menggunakan nuansa musik epic seperti Elden Ring, pertarungan melawan boss di game ini pastinya akan menakjubkan.
Halaman Steam: Vapor
Kriegsfront Tactics
Bila Anda cukup tua dan sempat memainkan game tactics masterpiece Front Mission dari SquareSoft (Square Enix sebelum bergabung dengan saingannya, Enix) yang rilis pada 1995, maka bersiaplah untuk dibawa bernostalgia di game ini. Game besutan Toge Productions dari Indonesia ini pastinya akan bisa memuaskan hati fans game lawas tersebut, yang entah mengapa tidak dibuat lagi di console terkini.
Pada game ini, Anda akan menemukan gameplay turn-based bertema perang mecha, yang mengambil tema perang di dunia alternatif pada 1970-an di Asia Tenggara. Bagaimana bila perang dingin terjadi dengan menggunakan mecha bukan tank? Inilah jawabannya.


Game yang menggunakan visual low-poly retro klasik ini tampaknya akan memiliki unsur roguelike, yang pastinya akan membuat permainan menjadi tidak membosankan. Dan sama seperti Front Mission, setelah Anda menjalankan unit di medan pertempuran isometrik, pertempuran akan terjadi secara cinematic. Menariknya, Anda bisa memainkan demo game ini sekarang di Steam.
Halaman Steam: Kriegsfront Tactics
Nah bagaimana menurut Anda mengenai jajaran game menarik yang ditampilkan di Xbox Asian Developer Session 2025 tersebut? Mana yang telah Anda masukkan ke dalam Wishlist untuk dimainkan setelah mereka rilis nanti? Kami pribadi memasukkan kelimanya ke dalam Wishlist dengan prioritas Kriegsfront Tactics.