Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Reading time:
June 30, 2025

Bentuk Familiar Dengan Kekuatan Lebih Besar

Eksterior Switch pertama merupakan salah satu pesona terbesar dari begitu besarnya penjualan console tersebut. Ukuran, berat, dan kemudahan penggunaan console pertama tersebut membuat fansnya begitu menyukainya. Itu pula tampaknya yang menjadi alasan utama untuk penggunaan bentuk yang sama untuk Nintendo Switch 2.

Bedanya pada Nintendo Switch 2 ukurannya menjadi lebih besar, baik untuk Joy-Con 2 yang merupakan controller untuk console tersebut, dan juga dimensi dari layarnya. Penggunaan layar LCD dengan dimensi 7.9 inci atau sekitar 20 cm, bila dibandingkan dengan 7.0 inci atau sekitar 17,78 cm pada Switch pertama merupakan hal yang positif untuk handheld console. Semakin besar layarnya, maka pengalaman bermain menjadi lebih enjoyable.

Jagatplay Review Nintendo Switch 2
Ukuran lebih besar tawarkan pengalaman bermain lebih seru.
Jagatplay Review Nintendo Switch 2

Masalahnya adalah penggunaan LCD di sini, yang memiliki refresh rate kurang ideal dan membuat gambar di sana berbayang ketika obyek bergerak dengan cepat. Penggunaan OLED pada Switch pertama, yang muncul beberapa tahun setelah console tersebut rilis, menurut kami seharusnya menjadi standar ketika Nintendo Switch 2 rilis karena game di sini memiliki grafis dengan fidelity lebih tinggi dibandingkan Switch pertama. Hasilnya, image ghosting di sini menjadi lebih kentara.

Sedangkan untuk resolusinya, yang meningkat dari 720p di console pertama menjadi 1080p di Switch 2, menurut kami merupakan upgrade yang baik. Ketika kami memainkan Mario Kart World, game first party Nintendo yang juga menjadi titel flagship untuk perilisan console ini, resolusi yang lebih tinggi tersebut membuat game terlihat lebih tajam.

Jagatplay Review Nintendo Switch 2
Lokasi memasukkan game card masih sama dengan Switch pertama.
nintendo switch 2 review 008

Adanya dukungan frame rate yang lebih tinggi di console terbaru ini berkat penggunaan VRR hingga 120 Hz di sana, dengan kapasitas maksimum hingga 120 fps menurut pernyataan Nintendo, juga membuat game dengan kecepatan tinggi seperti Mario Kart World menjadi lebih mulus, meskipun game ini juga masih belum bisa memanfaatkan frame rate lebih tinggi dari 60 fps di sana. Namun sekali lagi, penggunaan LCD menjadi pencekik atau Bottleneck dari potensi kekuatan lebih tinggi di sana.

Minimnya game first party ketika console ini rilis, yang hanya dihiasi oleh Mario Kart World, dan Donkey Kong Bananza baru diumumkan ketika kami menulis review ini, membuat kekuatan maksimum dari console ini belum bisa terlihat. Ketika kami memainkan game third party di sana dan game dari Switch pertama, yang sudah bisa ditemui di sana, kekuatan grafis dari Nintendo Switch 2 bisa sedikit terlihat.

Jagatplay Review Nintendo Switch 2
Bagian bawah console kini ditambahkan lubang penyangga supaya tidak mudah bergeser ketika dipasangkan ke Dock.
Jagatplay Review Nintendo Switch 2
Kini Anda bisa temukan port USB di atas console, supaya lebih nyaman melakukan charging sambil bermain.

Game Switch pertama bisa dimainkan dengan baik di sana, terutama bila Anda menggunakan penawaran upgrade untuk game Switch pertama ke Switch 2, baik gratis maupun berbayar. Dorongan upgrade tersebut untuk game lama pastinya akan bisa membuat game favorit Anda berjalan lebih baik, dengan tampilan visual lebih tinggi. Namun tidak semua game third party terlihat bagus pada console tersebut.

Ketika kami memainkan Borderlands, Resident Evil 6, dan Palia, game gratis baru yang juga bisa ditemui di PlayStation, kualitas grafisnya ketika ditampilkan di mode handheld terlihat baik, performanya setara dengan PS4 dan Xbox Series S seperti yang saat ini diperkirakan oleh pihak developer game.

Jagatplay Review Nintendo Switch 2
Tombol C di Joy-Con 2 sisi kanan berguna untuk shortcut menuju GameChat.

Namun untuk Palia, tampaknya Nintendo Switch 2 tidak bisa menjalankan game baru ini dengan ideal. Kualitas grafis yang diperlihatkan di sini lebih rendah, baik pada mode handheld maupun ketika dihubungkan ke televisi via Dock; terutama ketika dimainkan di televisi karena teksturnya jauh di bawah versi PlayStation. Frame rate ketika bermain juga rendah, hanya ada di sekitar 30 fps.

Pages: 1 2 3 4 5
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…