Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo
Joy-Con 2 Menjadi Bintang Utama
Bila kami harus memilih bintang utama dari Nintendo Switch 2, rasanya Joy-Con 2 mengambil tempat tersebut. Mulai dari ukurannya yang lebih besar, tombol yang lebih besar dan ergonomis, bahan permukaan lebih nyaman, dan fungsi baru di sana menjadi upgrade positif untuk meningkatkan kenyamanan pemainnya.
Pertama adalah ukurannya yang lebih besar bila dibandingkan dengan Switch pertama. Bila Anda memiliki telapak tangan yang besar, maka kenyamanan Anda ketika menggenggamnya menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Tombolnya juga menjadi lebih besar, terutama untuk tombol shoulder ZR dan ZL menjadi lebih lebar dan pas di jari, serta tombol R dan L yang lebih lebar dan panjang.



Bahan permukaan untuk Nintendo Switch 2 juga menjadi lebih nyaman, karena memberikan grip lebih baik di telapak tangan. Namun warnanya yang menjadi hitam tampaknya menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan fans, karena membuatnya lebih sulit untuk membedakan sisi kanan atau kiri, tidak seperti Switch pertama yang warnanya berbeda. Untuk melihat kode warna yang membedakan sisi Joy-Con 2, bisa dilihat di ring pada dasar tombol analog dan juga di sisi shoulder ketika controller tersebut dicabut dari badan console.
Inovasi ketika controller tersebut dicabut menurut kami sangat membantu pemainnya. Pasalnya, kini Nintendo membuat Joy-Con 2 menempel di badan console dengan bantuan magnet sehingga lebih mudah dipasang kembali, tidak seperti Switch pertama yang harus di-slide dari atas. Untuk memisahkannya, Anda hanya perlu menekan tombol di dekat tombol ZR dan ZL, yang ukurannya lebih besar bila dibandingkan pada console pertama.



Menariknya, controller tersebut bisa digunakan sebagai mouse tanpa perlu mengaturnya terlebih dahulu di setting console. Walaupun inovatif, fungsi ini memiliki dua masalah yaitu ergonomis dan dukungan di gamenya sendiri. Karena bentuk Joy-Con 2 yang memang tidak disiapkan sebagai mouse, ketika kami menggunakannya dalam waktu lama membuat telapak tangan menjadi keram dan sakit.
Sedangkan dari sisi dukungan sendiri, ketika kami memainkan game FPS seperti Borderlands, game tersebut tidak mengenali fitur mouse tersebut dan hanya mengenali fungsi gyro untuk memudahkan aiming meskipun sangat terbatas. Fungsi ini bisa digunakan untuk menggantikan mouse ketika browsing, tetapi dengan adanya fungsi layar sentuh rasanya Anda tidak perlu lagi menggunakan mouse.



Pada Joy-Con 2 juga ada tambahan tombol GameChat, bila pemain ingin mengobrol dengan pemain lain via internet, baik ketika bermain maupun di luar game. GameChat juga berikan fitur video chat bila Anda memasangkan kamera di Dock, baik kamera resmi dari Nintendo maupun USB Camera. Namun kualitasnya tergolong rendah dan frame rate yang tidak baik. Untungnya, kualitas microphone di Nintendo Switch 2 sangat baik, karena mampu mengisolasi suara dari background noise dan memperkuat suara pemain.
Sayangnya, kelemahan terbesar dari Joy-Con pertama masih ada di sini, yaitu bahan analog yang rentan drifting bila digunakan dalam waktu lama. Jadi Anda harus siap memperbaiki atau menggantinya ketika masalah lama itu kembali menyerang controller baru ini. Melihat harganya yang terbilang tinggi, yaitu sekitar USD 95 untuk harga resminya, dan sekitar 1,5 jutaan Rupiah di Indonesia, maka Anda perlu menabung untuk mempersiapkan diri.












