Review Saints Row: Melakukan Kejahatan itu Menyenangkan!

Saints Row adalah nama yang cukup unik di industri game. Ketika ia pertama kali muncul di industri game, banyak yang percaya bahwa ini adalah judul yang akhirnya akan bisa mengalahkan dan menggeser nama GTA. Ia juga datang dengan identitas uniknya, yakni perang gang dengan sedikit aksi penuh gaya di dalamnya. Namun seiring dengan waktu, Saints Row pun tumbuh menjadi sesuatu yang benar-benar berbeda. Sejak kesuksesan seri ketiga-nya yang penuh dengan kegilaan, terutama dari sisi desain senjata, ia terus berusaha tampil lebih absurd di setiap seri yang baru. Disukai banyak gamer, tak heran banyak yang merindukan seri ini kembali setelah apa yang terjadi dengan bangkrutnya THQ di masa lalu.
Beruntungnya, mimpi ini ternyata bisa tercapai. Dengan kepemilikan yang kini berada di tangan Deep Silver, usaha untuk membangkitkan Saints Row juga datang dengan kembalinya Volition sebagai developer. Ketika proyek ini diumumkan, banyak yang tentu penasaran kemana ia akan mengarah mengingat kecenderungannya untuk terus tumbuh menjadi game open-world yang absurd. Tantangan ini justru dijawab oleh Volition dengan aksi reboot. Ini adalah sebuah game Saints Row yang berbeda, namun berusaha mempertahankan ragam daya tariknya di masa lalu. Sebuah langkah yang harus diakui, bak judi beresiko tinggi.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Saints Row? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang membuat aksi melakukan kejahatan itu menyenangkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Selamat datang di kota Santo Ileso, sebuah kota yang berujung dikuasai oleh tiga kelompok kriminal: The Idol, Los Panteros, dan sebuah badan keamanan privat bernama Marshall. Tentu saja, Anda juga akan mendapati bahwa kota ini juga tetap dilindungi oleh kepolisian yang tak ragu mengangkat senjata. Di Santo Ileso inilah karakter Anda hidup dan tentu saja berusaha untuk membangun karir Anda sendiri.
Bersama dengan tiga teman setia Anda: Eli, Neenah, dan Kev, karir Anda hampir bersinar ketika Anda bekerja dengan Marshall. Namun situasi pelik yang terjadi membuat Anda harus ditendang dan kini pengangguran. Situasi ini sejalan dengan fakta bahwa dua teman Anda yang lain – Neenah dan Kev juga berujung diusir dari kelompok gang mereka masing-masing. Di tengah situasi penuh derita inilah, karakter Anda menemukan sebuah ide cemerlang. Jika mereka sudah membuktikan diri bahwa mereka cakap di kemampuan mereka masing-masing, terutama untuk aksi kriminal dan membunuh, mengapa mereka tidak membangun gang mereka sendiri?


Gagasan inilah yang kemudian melahirkan gang baru bernama “The Saints” yang juga menjadikan sebuah gereja tua sebagai markas. Sebagai pemimpin, Anda menyandang gelar “The Boss” yang mau tidak mau, harus berjuang untuk tidak hanya memastikan The Saints bertahan hidup di tengah terjangan gang lain, namun juga tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan baru yang ditakuti. Beragam ide, aksi kejahatan, hingga strategi dilakukan untuk mencapai hal tersebut dengan Eli, sang kutu buku sebagai pengawas dan penggagas ide.
Lantas, tantangan apa yang harus dilewati oleh The Saints? Mampukah mereka tumbuh menjadi gang terbesar dan terkeren di Santo Ileso? Siapa pula yang berusaha menghentikan aksi mereka? Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini aka Anda dapatkan dengan memainkan Saints Row reboot ini.