JagatPlay: Wawancara dengan Takayuki Nakayama & Shuhei Matsumoto (Street Fighter 6)!

Reading time:
October 25, 2024
street fighter 6 capcom gamescom asia 2024 1

Setelah ragam kritik yang sempat menemani eksistensi Street Fighter 5 sebelumnya, apa yang berhasil dicapai Capcom dengan Street Fighter 6 juga berujung jadi sesuatu yang pantas untuk dirayakan. Pendekatan lebih anak muda lewat aksi graffiti yang menemani di awal teaser mungkin terasa sedikit canggung, namun berujung cocok lewat eksekusi manis di produk final. Lewat segudang mekanik baru yang ia usung, termasuk implementasi Modern Control untuk gamer-gamer pendatang baru, tidak mengherankan jika ia berujung memenangkan penghargaan sebagai game fighting terbaik di The Game Awards 2023 kemarin.

Kini satu tahun setelahnya, Street Fighter 6 justru kian tumbuh besar. Komitmen Capcom yang kini mulai menyuntikkan turnamen dengan hadiah sebesar USD 1 juta, konfirmasi kembalinya karakter ikonik seperti Akuma dan Bison sebagai konten DLC berbayar, hingga kedatangan karakter tamu penuh kejutan seperti Terry dan Mai dari Fatal Fury yang tak pernah terprediksi membuat suasana kian semarak. Kami sendiri sempat berbincang-bincang dengan dua otak Street Fighter 6 – Takayuki Nakayama dan Shuhei Matsumoto yang sepertinya jadi nahkoda yang sesuai dan pantas untuk game berbasis RE Engine ini. Tentu saja, interview ini juga dilakukan bersama dengan media Asia Tenggara yang lain. Lantas, insight seperti apa yang mereka tawarkan?

street fighter 6 capcom gamescom asia 2024 2
Kami sempat berbincang dengan dua pentolan Street Fighter 6 – Takayuki Nakayama dan Shuhei Matsumoto

Kedua otak di balik Street Fighter 6 ini memahami dan mengerti tanggung jawab besar mereka untuk menawarkan sesuatu yang baru dari Street Fighter 6 sembari menghormati legacy yang sudah terbentuk. Bagi Nakayama, ambisinya tidak hanya terletak pada upaya untuk meracik game fighting kompetitif saja, tetapi juga sebuah game yang di matanya menyenangkan. Ini berarti mereka harus memikirkan beragam hal lain, seperti karakter dan cerita misalnya.

Melihat Terry dan Mai “menyeberang” dari dunia SNK ke Street Fighter 6 sebagai karakter tamu tentu saja jadi pemandangan menakjubkan tersendiri. Bagi keduanya, keputusan ini tidak datang “acak”. Ia juga didasarkan pada sejarah kedua game fighting ini. Banyak orang yang tidak tahu bahwa kreator original Street Fighter pertama adalah orang sama yang melahirkan Fatal Fury. Kedua kantor Capcom dan SNK juga berlokasi di Osaka, sehingga kedua tim ini sesungguhnya dekat dan berteman. Kebetulan kali ini mereka merasa ingin berkolaborasi dan berbagi rasa cinta mereka untuk kedua franchise untuk kedua basis fans yang ada.

chun li city of wolves
SNK-lah yang memilih Ken dan Chun-Li untuk Fatal Fury: City of Wolves.

Sementara di sebaliknya, kita juga akan melihat kehadiran Ken dan Chun-Li sebagai karakter tamu untuk Fatal Fury: City of Wolves di masa depan. Nakayama mengaku bahwa pilihan dan keputusan untuk mengambil Ken dan Chun-Li sepenuhnya datang dari SNK dan bukan mereka.  Tugas Capcom di sini hanya memastikan kedua karakter ini tetap setia dengan akar Street Fighter mereka sembari tetap terasa cocok dengan dunia Fatal Fury itu sendiri.

Lantas, bagaimana dengan karakter-karakter klasik yang kembali dan tidak kembali? Bagaimana tim Street Fighter 6 menentukan siapa yang masuk ke dalam roster dan harus berujung absen? Keputusan tersebut dipastikan tidak diambil hanya karena faktor popularitas semata, tetapi lebih difokuskan pada karakter itu sendiri, termasuk timeline dan apakah mereka cocok dengan mekanik baru yang hendak mereka suntikkan.

Satu hal yang menarik juga selama satu tahun terakhir ini adalah lahirnya beragam turnamen untuk gamer kasual, yang bahkan melibatkan para konten kreator non-gaming dan Vtuber untuk Street Fighter 6. Matsumoto sendiri bahagia melihat popularitas Street Fighter 6 kini berhasil menggapai golongan yang sebelumnya tidak tersentuh budaya game fighting ini. Ia bahkan berharap bahwa fenomena ini terus menyebar dan meluas ke lebih banyak orang. Kerennya lagi? Matsumoto juga melihat bahwa para pemain pro juga ikut turun aktif sebagai coach untuk gamer-gamer casual ini, membuat dua golongan ini melebur di satu ruang yang sama.

Pentingnya pemain pro di game fighting kompetitif sekelas Street Fighter 6 tentu saja tidak bisa diabaikan begitu saja. Namun bagi proses pengembangan Street Fighter 6, keduanya setuju bahwa perannya tak sesignifikan yang dibayangkan publik. Tidak hanya karena timeline pengembangan biasanya tidak memungkinkan keduanya untuk bertukar pendapat, namun visi peracikan tim mereka selalu mengarah ke kalangan yang lebih luas. Bahwa alih-alih hanya menerima masukan dari para pro saja, mereka ingin mendengar apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh player secara umum, termasuk urusan bug dan glitch. Capcom juga mengaku terkejut bahwa popularitas Street Fighter 6 juga “meledak” di Asia dan Jepang ketika iterasi sebelumnya “hanya” besar di Amerika dan Eropa saja.

akuma street fighter 6
Street Fighter 6 memperlihatkan popularitas yang eksplosif di Asia dan Jepang setelah selama ini hanya “besar” di Amerika Utara dan Eropa.

Lantas, bagaimana dengan karakter tamu di masa depan? Apakah kita akan melihat lebih banyak crossover dari franchise Capcom yang lain? Sayangnya, harapan tersebut langsung dikubur oleh kedua otak ini. Mereka secara terbuka mengaku bahwa jika ada kesempatan untuk membawa lebih banyak karakter utama dari semesta Capcom nantinya untuk Street Fighter 6, mereka tetap akan menjadikan karakter-karakter yang sudah eksis di semesta Street Fighter sebagai prioritas alih-alih “meminjam-nya” dari game Capcom yang lain. Mereka beralasan bahwa mereka terlalu mencintai franchise ini untuk berpaling ke franchise yang lain.

Street Fighter 6 sendiri saat ini sudah tersedia untuk Playstation 5, Xbox Series, dan tentu saja – PC. Bagaimana dengan Anda? Sudah terjun ke dalam game fighting yang satu ini?

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…