Pertarungan antara tim peretas dan sistem keamanan anti-bajakan terbaik di industri game saat ini, Denuvo memang terus berlangsung. Proses yang diklaim menjadi semakin kompleks seiring waktu dikabarkan membuat banyak peretas angkat tangan dan mengakui ketangguhan Denuvo itu sendiri. Setidaknya, hingga Voksi muncul. Dengan menggunakan celah yang ada, Voksi berhasil membuat game-game Denuvo ditembus dan dimainkan secara cuma-cuma. Namun mati dalam hanya waktu beberapa hari saja setelah celah tersebut ditambal, “perang” melawan Denuvo ternyata tidak berhenti sampai di sana saja. Salah satu hacker yang berhasil membobol Denuvo di masa lalu – CPY ternyata kembali dengan langsung memperlihatkan ketangguhannya.

Bekerja tanpa bypass dan seperti halnya game-game bajakan tanpa Denuvo selama ini, CPY sudah berhasil membobol Rise of the Tomb Raider dan kemudian game indie keren – Inside. Namun alih-alih rasa optimis, kebingungan justru muncul karena CPY seolah tiba-tiba berhenti. Tak ada informasi lebih lanjut, membuat kecurigaan bahwa kasus ROTTR dan Inside bisa dibobol karena satu alasan spesifik yang tak tersedia di game Denuvo lainnya. Namun secara tiba-tiba, menjawab keraguan tersebut, CPY kini menjadikan DOOM sebagai “korban” selanjutnya.

Peretasan untuk DOOM dari CPY ini memang cukup istimewa. Pertama, ia seolah menjadi bukti bahwa CPY memang sudah menemukan metode efektif untuk membobol Denuvo apapun gamenya, dan ROTTR dan Inside bukanlah “kasus” spesial seperti yang dibicarakan selama ini. Kedua, ia juga memperkuat dugaan bahwa CPY akan merilis game-game bajakannya setiap dua minggu sekali. Mengapa? Karena jangka waktu dari ROTTR ke Inside dan dari inside ke DOOM dipisahkan jangka waktu yang serupa, sekitar dua minggu.

Apakah teori di atas memang benar adanya? Satu-satunya cara untuk membuktikannya adalah dengan melihat apa yang dipersiapkan CPY untuk dua minggu selanjutnya. Apakah CPY memang sudah memegang “kunci” keamanan Denuvo? Ataukah DOOM akan jadi yang terakhir? Kita tunggu saja.