Jika Anda termasuk gamer penikmati produk bajakan, atau sekedar tertarik untuk mengikuti pertarungan antara Denuvo dan beragam tim peretas terkait seperti CPY, Steampunks, CODEX, atau Baldman di masa lampau, maka berita soal terbobolnya game berbasis sistem anti-bajakan ini selalu menarik. Tentu saja, terlepas dari motivasi seperti apa yang mendasari ketertarikan.  Anda yang familiar tentu tahu bahwa kelompok peretas asal Italia – CPY memang punya ketertarikan besar untuk dua genre permainan – sepakbola dan JRPG yang sepertinya, memang jadi target utama mereka. Di tengah banyak game berbasis Denuvo yang belum mereka bobol, satu nama lagi berakhir jadi “korban”.

Dan ia adalah game action dari franchise Sword Art Online terbaru dari Bandai Namco yang sudah sempat dirilis beberapa bulan yang lalu – Sword Art Online: Fatal Bullet. Tampil sebagai game action third person shooter yang cukup seru dan menyenangkan, game yang sempat dilindungi Denuvo ini berakhir jadi korban terbaru CPY, yang sepertinya menguatkan kesan bahwa mereka memang “mencintai” produk racikan developer Jepang. Yang menarik? Informasi menyebut bahwa SAO: Fatal Bullet hadir dengan Denuvo v5.0, varian lebih baru dari AC: Origins yang kabarnya mengusung Denuvo 4.8. Hampir sebagian besar game rilis terbaru saat ini dilindungi oleh Denuvo v5.0.

Dengan terbobolnya Denuvo v5.0 ini, ancaman untuk melihat lebih banyak produk game terbaru untuk tunduk di bawah tangan CPY, seperti Dragon Ball: FighterZ atau Far Cry 5 tentu saja terbuka lebar. Pertanyaan terbesarnya saat ini, apakah ini mengkonfirmasikan bahwa CPY itu setidaknya Otaku / Wibu?