Review Dead Cells: Adiksi dalam Mati!

Reading time:
August 14, 2018
Dead Cells jagatplay 103

Acungan dua jempol memang pantas diarahkan pada game-game indie yang tidak hanya berupaya menandingi rilis game AAA dengan gameplay dan konsep yang berbeda, tetapi juga berhasil melampauinya. Budget kecil menjadi sejenis roket pendorong kreativitas untuk memastikan produk mereka berujung jadi sesuatu yang menarik untuk diantisipasi, dan pada akhirnya, berbeda dengan formula standar banyak game publisher besar yang sepertinya selalu bergerak di zona nyaman. Ide dan eksekusi manis ini menghasilkan beberapa genre populer yang sepertinya identik dengan game indie, seperti Roguelike yang terasosiasi kuat dengan desain level acak. Salah satu produk yang pantas untuk dilirik? Dead Cells.

Diracik oleh developer bernama Motion Twin, Dead Cells adalah sebuah game yang melebur dua genre di satu ruang yang sama – Roguelike dan Metroidvania. Bertarung melawan musuh-musuh tangguh yang siap untuk menghabisi Anda dengan begitu cepatnya hanyalah satu dari sedikit masalah yang harus Anda hadapi, di luar beberapa mekanik yang dengan mudahnya, siap untuk membuat rasa frustrasi Anda memuncak. Dipadukan dengan visualisasi pixelated yang mumpuni dengan animasi gerak halus yang pantas untuk diacungi jempol, Dead Cells memperlihatkan tajinya. Satu yang pasti, butuh kesabaran dan komitmen untuk bisa melewati setiap tantangan yang dilemparkan pada Anda, baik rasional ataupun yang terasa begitu tidak adil.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dead Cells ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan adiksi dalam mati? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!

(Dimainkan dan di-review dengan SI HITAM MK.I)

Plot

Dead Cells jagatplay 2
Cerita memang tidak jadi fokus Dead Cells.

Terlepas dari konsep metroidvania yang ia tawarkan, cerita sepertinya bukanlah kekuatan utama untuk Dead Cells. Alih-alih menawarkan cerita seperti layaknya game single-player kebanyakan yang meluncur lewat cut-scene atau dialog yang intensif, Dead Cells hanya menawarkan potongan informasi dari beragam lokasi dan objek yang Anda temukan, dengan detail yang terhitung minim. Dengan keasyikan yang memang didominasi dari gameplay dan tingkat kesulitan yang ada, Anda tidak akan berkeberatan dengan pendekatan seperti ini.

Dua hal pasti yang bisa Anda temukan dalam cerita adalah fakta bahwa Anda berperan sebagai sebuah gumpalan warna hijau yang sepertinya mendefinisikan kata “Dead Cells” itu sendiri. Mengingat bentuk yang tidak memungkinkannya untuk bertarung, ia menyerap beragam mayat tanpa kepala yang bertebaran di dasar penjara. Gumpalan ini menguasai mayat-mayat tersebut, membuatnya hidup kembali, menawarkan kemampuan bertarung, serta memperlihatkan tingkat kecerdasan tertentu. Informasi kedua yang bisa dipastikan bahwa misi utama Anda bukan sekedar keluar dari penjara saja, tetapi juga membunuh mereka yang bertanggung jawab untuk mayat-mayat yang berada di dasar penjara.

Dead Cells jagatplay 25
Anda berperan sebagai gumpalan misterius yang terus mengambil tubuh mati para prajurit untuk menempuh misi besar.
Dead Cells jagatplay 112
Cerita tidak dijelaskan secara eksplisit, selain beberapa detail lore yang bisa Anda perhatikan.

Gumpalan ini sendiri bisa dibilang abadi. Setiap kali Anda berujung tewas, gumpalan tersebut akan keluar dari mayat yang ada dan kembali ke dasar penjara untuk mendapatkan tubuh yang baru, dan kemudian berupaya untuk menempuh misi yang sama. Namun ada sesuatu yang unik pula terkait pula dimana penjara ini berada. Ia terus berubah-ubah secara berkala, menampilkan terrain yang baru setiap kali karakter “Prisoner” ini hidup kembali, membuat tantangan yang ada semakin kompleks.

Lantas, mampukah sang gumpalan dan mayat yang ia bawa ini menyelesaikan misi utama mereka? Pertarungan seperti apa pula yang harus mereka jalani? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan game yang satu ini.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…