GameFight: Kingdoms of Amalur VS Skyrim
Role – Playing
![]() | ![]() |
Banyak gamer yang sering melupakan bahwa huruf “RP” dalam “RPG” adalah Role-Playing, dimana inti permainan yang sebenarnya adalah tentang bermain peran. Sebuah game RPG pantas disebut sebagai sebuah game RPG jika ia bisa membuat gamer yang memainkannya merasa terlibat di dalam sebuah game dan mampu melahirkan pengalaman menyatu di dalam sebuah game. Pengalaman ini bisa muncul jika sistem konsekuensi bekerja dengan maksimal pada setiap tindakan yang dilakukan oleh gamer. Tidak hanya itu saja, semakin tidak terikat tindakan pada keterbatasan opsi juga akan membuat gamer bebas membangun apa yang mereka inginkan. Dari kedua game yang ada, Skyrim menyediakan kesempatan ini dengan lebih baik. Bahkan ada beberapa gamer yang mampu membangun karakter “Biksu Damai” yang mampu menyelesaikan game dengan hanya membunuh orang-orang tertentu dan menyelinap tanpa membunuh karakter yang lain sama sekali. Sementara di Amalur, peran ini begitu terbatas dan tertutup pada opsi yang disediakan Big Huge Games.
Skyrim ( 3 ) VS Kingdoms of Amalur ( 2 )
Gameplay Time
![]() | ![]() |
Dengan ratusan tempat yang bisa Anda jelajahi dan ratusan sidequest yang bisa Anda selesaikan, Skyrim dan Amalur membutuhkan sekedar waktu untuk diselesaikan dengan penuh, tetapi juga komitmen dan kerja keras. Setiap developer mengklaim bahwa karya mereka dapat dinikmati hingga ratusan jam, bahkan hingga selamanya. Namun dari keduanya, manakah yang mampu membuktikan hal tersebut? Skyrim dan Amalur memang tidak main-main dengan ucapan mereka, karena dunia yang mereka bangun memang begitu luas untuk dapat dijelajahi hanya dalam sehari saja. Namun, Amalur menyediakan prioritas yang berbeda dibandingkan Skyrim. Hampir semua dungeon yang dihadirkan di Amalur selalu berkaitan dengan side-quest yang bisa diambil suatu saat, sehingga hampir tidak ada gunanya untuk menjelajahi setiap dari mereka untuk alasan yang acak. Sementara di sisi lain, Skyrim menyediakan begitu banyak tempat yang terkadang hadir secara random dan tidak berhubungan dengan side quest yang mungkin di ambil di masa depan. Aura misterius pada Skyrim membuat banyak gamer yang merasa tidak kuasa menolak godaan untuk mengeksplorasi setiap dungeon yang mereka temui, terlepas dari hasil yang mungkin mereka dapatkan. Untuk kali ini, Skyrim memetik kemenangan lagi.
Skyrim ( 4) VS Kingdoms of Amalur ( 2 )
Epicness
![]() | ![]() |
Apa yang menjadi pencapaian tertinggi bagi sebuah game RPG? Tidak hanya rasa keterlibatan yang dalam dan mekanisme gameplay yang unik, tetapi juga keseluruhan pengalaman yang dihadirkan. Kemampuan untuk menghadirkan perasaan epik tidak hanya datang dari sekedar cerita dan mekanisme battle, tetapi juga beragam elemen lain yang terkadang tidak diperhatikan. Musik, penggambaran dunia, desain karakter, desain musuh, elemen acak, hingga kemampuan menghadirkan kebebasan yang mumpuni menjadi kekuatan utama untuk membuat sensasi ini mengalir di setiap aliran darah gamer Anda. Di antara keduanya? Skyrim secara sempurna mampu memunculkan perasaan tersebut, terutama dari segi musik, randomitas, dan desain musuh yang ada. Berjalan di kota dan menemukan naga yang tiba-tiba terjatuh di depan toko, menyemburkan api, sembari melihat para penduduk lari dan para penjaga bertarung adalah sebuah pengalaman yang tidak mungkin Anda dapatkan di game lain. Bagaimana dengan Amalur? Sayangnya kekurangan terbesar game ini sangat terasa di aspek ini. Kebutuhan untuk menghadirkan elemen terbaik game RPG yang lain justru berujung pada kurangnya perhatian pada elemen-elemen kecil seperti sound effect, music, dan desain musuh yang ada. Amalur menghadirkan pengalaman yang terasa begitu “kosong” dibandingkan dengan adrenalin yang mampu dipompa oleh Skyrim.
Skyrim ( 5) VS Kingdoms of Amalur ( 2 )
And The Winner Is: Skyrim
![]() | ![]() |
Menyimak dari persaingan dan pertarungan yang ada, Skyrim harus diakui tampil jauh lebih baik dibandingkan Kingdoms of Amalur dari banyak segi. Ia berhasil membuktikan diri sebagai salah satu franchise RPG paling fenomenal yang pernah hadir di industri game dengan kemampuannya menghadirkan sebuah pengalaman RPG yang bebas, padat, namun sekaligus juga epik di dalam sebuah dunia yang lebih kompleks. Sementara di sisi lain, Amalur yang berusaha melakukan penetrasi ke pasar yang sama justru berujung menghasilkan sebuah game RPG yang lebih sederhana dan “kosong” dibandingkan Skyrim. EA dan Big Huge Games masih harus banyak belajar dari sekedar meramu berbagai elemen RPG terbaik dan lupa untuk menyempurnakannya.
Jika Anda termasuk gamer yang pernah memainkan kedua game ini, jangan ragu untuk memberikan komentar jika Anda merasa bahwa penilaian di atas kurang objektif dan ada indikator yang tidak berimbang. Apalagi jika Anda merasa bahwa Kingdoms of Amalur tampil lebih baik dari Skyrim. Tidak ada yang lebih menarik bagi seorang gamer selain bertukar sudut pandang ketika menikmati karya besar di industri ini. Feel free to comment!