Review Kingdom of Amalur – Reckoning: Meramu Semua Elemen RPG Terbaik

Memasuki pasar dunia RPG dengan sebuah seri terbaru memang bukan perkara yang mudah, baik bagi developer Barat maupun Jepang. Masing-masing dunia yang telah terpolarisasi ini memiliki keunikan dan kekuatan tersendiri yang menjadi sebuah standar pengembangan. Ditambah lagi beberapa judul raksasa yang menguasai dan mendominasi setiap dunia ini, bukan sesuatu yang mudah untuk ditakhlukkan. Di RPG Jepang, kita memiliki game sekelas Final Fantasy, Zelda, Suikoden, dan Star Ocean yang sudah menguasai pasar sejak industri game mulai berkembang menjadi industri hiburan mainstream. Di dunia RPG Barat, kita akan bertemu dengan Diablo, Dragon Age, World of Warcraft, dan tidak terkecuali – Skyrim yang fenomenal.
Berusaha melakukan penetrasi yang mumpuni untuk pasar seketat ini dengan sebuah judul baru tidaklah sederhana. Game tersebut harus menghadirkan keunikan yang tidak dimiliki franchise-franchise besar yang sudah ada untuk mampu menarik perhatian gamer. Hal inilah yang tampaknya berusaha dihadirkan oleh Big Huge Games dan Electronic Arts lewat Kingdom of Amalur: Reckoning. Action-RPG yang satu ini memang menjadi salah satu game yang cukup diantisipasi di tahun 2012 ini setelah beberapa trailernya yang tampil memesona. Bahkan ia diperbandingkan dalam level yang sama dengan game RPG fenomenal – Elder Scrolls V: Skyrim karena beberapa kesamaan elemen yang ditawarkan. Bagaimana tidak, Amalur sendiri lahir dari tangan dingin – Ken Rolston yang juga bertanggung jawab atas seri Elder Scrolls di masa lalu. Namun jika Anda meniliknya lebih jauh, Amalur bukanlah sekedar sebuah “Skyrim-wannabe”, ia lebih daripada itu.
Anda yang sempat membaca preview kami tentu sudah mulai memahami dan memiliki sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh game yang satu ini. Walaupun tidak unggul di segi grafis, luasnya dunia dan mekanisme action-RPG nya yang begitu dekat dengan genre hack and slash menjadi identitas utama. Anehnya, walaupun hadir sebagai sebuah seri baru, Kingdom of Amalur: Reckoning akan memunculkan perasaan familiar bagi Anda yang menggemari game RPG Barat.
Plot

Selamat datang di Faelands, satu bagian kecil dari Kingdoms of Amalur yang memuat beragam jenis ras Elf di dalamnya. Di dunia penuh keajaiban ini, takdir untuk semua makhluk hidup sudah ditentukan sejak mereka lahir dan tidak pernah sekalipun berubah. Hanya mereka yang disebut sebagai Fateweaver yang diberikan keistimewaan untuk melihat semua takdir ini dan memastikan semuanya berjalan sesuai dengan garis yang sudah ditetapkan. Namun kehadiran karakter Anda mengubah bagaimana cara Faelands bekerja, mematahkan apa yang sudah menjadi basis kepercayaan penduduk Faelands selama ini.
Anda akan disuguhi dengan sebuah kejadian yang cukup mengejutkan sejak awal permainan. Karakter yang Anda gunakan, untuk sebuah alasan yang misterius, bangkit kembali dari kematian. Reinkarnasi ini membawanya pada kehidupan yang baru, tanpa ingatan dan kemampuan apapun. Berbeda dengan makhluk hidup lainnya di Faelands, reinkarnasi yang terjadi pada karakter utama Anda membawanya kepada jalan hidup tanpa takdir, sehingga ia tidak dapat diprediksikan. Para Fateweaver memanggilnya sebagai “The Fateless One”, dia yang tidak memiliki takdir. Kehadiran karakter utama mengancam eksistensi Gadflow – Fae ambisius yang sedang mengobarkan perang besar untuk menguasai Faelands di bawah nama dewa baru – Tirnoch.


Walaupun Fateweaver sudah memprediksikan takdir Faelands yang akan bertekuk lutut di bawahnya, namun kehadiran The Fateless One membawa sebuah harapan baru. Mampukah ia mengubah takdir yang selama ini sudah digariskan? Menyelamatkan Faelands dari tangan Gadlow? Mengapa ia mampu bereinkarnasi setelah mati? Apa alasan dibalik kehidupannya kembali? Inilah jawaban yang harus Anda temukan dari Amalur.