Review Soul Calibur V: Sebuah Era Baru untuk Franchise Lawas
Requiescat in Pace!
Dari semua jajaran petarung baru yang hadir di Soul Calibur V, mata semua gamer tentu langsung menuju pada sosok yang satu ini. Sebagai salah satu seri game fighting yang seringkali memuat karakter crossover dari franchise lain, keputusan Namco Bandai untuk menghadirkan assassin terbaik di industri game – Ezio Auditore memang tidak lagi mengejutan. Persoalannya kini ada pada seberapa baik Namco Bandai mengadaptasikan gerakan dan serangan milik Ezio agar mampu tampil selaras dengan keseluruhan sistem gameplay milik Soul Calibur. Hasilnya? Harus diakui, sedikit kurang seimbang.

Jika sebagian besar karakter lain datang dengan kemampuan serang pada level dekat hingga menengah, Ezio datang dengan kemampuan yang begitu menonjol di serangan jarak jauh. Seperti halnya Cervantes dan senapan kunonya, Ezio juga memiliki panah yang dapat ditembakkan untuk menghasilkan damage pada bagian tubuh atas maupun bawah musuh. Hebatnya lagi, serangan proyektil ini tetap efektif walaupun dari ujung layar sekalipun. Akibatnya? Tidak tertutup kemungkinan Anda atau lawan Anda memanfaatkan celah ini untuk meraih kemenangan dengan mudah. Ezio juga memiliki kombinasi serangan jarak dekat yang cukup mumpuni untuk memukul mundur siapapun yang berusaha mendekati dirinya.
Kesimpulan

Bukan sesuatu yang mudah untuk mempertahankan keberlangsungan sebuah franchise game fighting hingga mencapai seri kelima. Di satu sisi, developer dituntut untuk menghadirkan sebuah seri dengan tetap mempertahankan sebuah identitas yang sama, sementara di sisi lain, ia juga harus menghadirkan sebuah sensasi dan pengalaman baru agar gamer sebagai calon konsumen tidak merasa kebosanan karenanya. Plot “17 Tahun Kemudian” yang dirilis oleh Namco Bandai harus diakui sebagai strategi yang cukup bagus untuk memenuhi kedua persyaratan di atas. Kehadiran karakter baru, karakter yang pensiun dan menua memberikan kesan bahwa Soul Calibur sendiri tumbuh dan berkembang mengikuti sebuah timeline yang dinamis.
Plot yang digambarkan secara jelas lewat Story Mode dan mekanisme kontrol yang terasa lebih halus dan mengalir juga menjadi kekuatan Soul Calibur V. Kehadiran Critical Edge juga dapat dipandang sebagai usaha Namco Bandai untuk menghadirkan sebuah pertarungan berimbang yang tidak dapat diprediksi hasilnya. Menggunakan gerakan baru ini secara efektif akan membantu Anda memenangkan pertempuran, dalam kondisi kritis sekalipun. Pada akhirnya, semua elemen yang menarik ini dibungkus dalam visualisasi yang juga tidak mengecewakan. Sebuah game yang patut dijajal oleh semua penggemar game fighting.
Sayangnya, konsep “reboot” yang berusaha dihadirkan di seri ini harus menelan korban dan tewasnya identitas utama di semua franchise Soul Calibur selama ini. Alih-alih bertahan dengan sistem shop yang adiktif, Namco Bandai justru mendatangkan sistem level up yang tidak begitu menarik. Keterbatasan untuk mengakses Creation Mode, terutama berhubungan dengan senjata dan efek yang disertainya juga menjadi kekurangan yang patut menjadi perhatian. Pada kedua aspek ini, Soul Calibur V tampil mengecewakan.
Walaupun demikian, Soul Calibur V tetap menjadi sebuah game fighting yang tetap menarik untuk dimainkan. Memang ia datang dengan kelemahan yang terhitung esensial bagi para penggemar setia Soul Calibur, namun tidak lantas membuatnya menjadi sebuah game yang tidak layak untuk dimainkan. Namco Bandai menyuntikkan lebih banyak kelebihan yang akan mengalihkan pandangan Anda dari semua kekurangan tersebut.
Kelebihan

- Kualitas Grafis
- Gameplay yang mengalir lebih halus
- Plot Utama yang Diceritakan dengan Jelas
- Sistem Critical Edge
- Creation Mode yang memberikan kebebasan untuk berkreasi
- Kehadiran Ezio Auditore
Kekurangan

- Tidak ada lagi sistem Shop
- Creation Mode tidak menyertakan kebebasan untuk memodifikasi senjata
- Pakaian dan Equipment tidak lagi memiliki efek di pertarungan
- Level damage pada pakaian yang kurang menghibur
Cocok untuk: semua gamer penggemar game fighting
Tidak cocok untuk: penggemar SC yang merindukan pakaian ketat Taki