10 Seri Game yang Melenceng Dari Akarnya!
5. Call of Juarez: The Cartel

Berusaha untuk mengikuti tren yang sedang terjadi di industri game? Tidak selamanya langkah seperti ini akan berujung kepada kesuksesan, terutama jika akar dari franchise ini begitu unik dan berbeda dengan game-game serupa lainnya di pasaran. Hal inilah yang mungkin terjadi pada Call of Juarez dan seri terakhrinya – The Cartel. Selama ini, Call of Juarez selalu dikenal sebagai sebuah game action first person yang menjadikan dunia Wild West dengan para cowboy sebagai setting yang paling utama. Mengubahnya secara drastis menjadi pertarungan antara polisi melawan para pengedar narkoba di masa modern? Bukan sebuah keputusan yang baik. Usaha Call of Juarez: The Cartel untuk menghadirkan hal ini justru menjadi sebuah bumerang yang fatal. Asosiasinya yang begitu kuat dengan konsep dunia Wild West membuat seri ini mendapatkan kritik yang pedas.
4. Diablo 3

Bagaimana mungkin seri game yang sangat diantisipasi sejak bertahun-tahun ini masuk ke dalam list kami? Ini mungkin menjadi pertanyaan sebagian besar dari Anda. Secara kasat mata Diablo 3 memang tidak banyak berbeda dibandingkan seri Diablo terdahulu. Ia tetap datang dengan sudut kamera isometrik dengan gaya gameplay action RPG yang masih mengandalkan klik mouse Anda. Namun ketika Anda menjajalnya secara langsung, Anda akan langsung dihadapkan pada sebuah seri yang benar-benar jauh berbeda. Tidak lagi ada kebebasan untuk membangun karakter, gameplay yang bergantung pada penggunaan skill, dan pengalaman yang lebih bergantung pada multiplayer onlinenya. Tidak hanya itu saja, replayability muncul dari prospek ekonomi yang dimunculkan oleh Auction House, sebuah konsep yang terhitung dangkal. Secara kasat mata, ia terlihat sama, namun ketika Anda melihatnya lebih dalam, Diablo 3 adalah sebuah game yang begitu berbeda dibandingkan akarnya.
3. Final Fantasy X-2

Anda tidak bisa disebut sebagai seorang penggemar game JRPG jika belum pernah menjajal sebuah seri Final Fantasy sama sekali. Terlepas dari kritik dan kualitasnya yang dianggap menurun, Final Fantasy tetap berhak mendapatkan pengakuan sebagai sebuah franchise yang mendefinisikan game JRPG itu sendiri. Dari semua seri Final Fantasy yang kini sudah mencapai angka belasan, Final Fantasy X-2 boleh terbilang sebagai yang pertama mengawali “kebiasaan” buruk yang satu ini. Mengapa? Eksistensinya saja sendiri sudah membuktikan betapa lepasnya seri ini dari akarnya. Final Fantasy X-2 menjadi seri pertama yang diposisikan sebagai sebuah seri sekuel sepenuhnya. Parahnya lagi? Ia hadir dalam cerita dan mekanisme yang cukup absurd, sehingga merusak nilai dan pengalaman bermain yang begitu baik dibangun oleh Final Fantasy X. Final Fantasy X-2 adalah seri FF yang seharusnya tidak pernah muncul dan dirilis.
2. Resident Evil 5

Capcom secara terbuka sudah mengakui bahwa Resident Evil kini akan lebih dikenal sebagai sebuah game action daripada survival-horror, dibandingkan dengan seri-seri awal yang sempat mereka rilis di masa kejayaan Playstation dulu. Seri yang mengawali tren ini? Beberapa mungkin menyimpulkan Resident Evil 4 yang mengawali tren ini, namun kami sendiri melihat Resident Evil 5 lah yang melempar franchise ini ke kubu action yang murni. Terlepas dari pengalamannya yang intens dan terkadang masih mampu mengejutkan, Resident Evil 5 tidak membawa ciri sebuah game Resident Evil sama sekali, bahkan hingga di level puzzle nya sekalipun. Ia menjadi semacam batu pijakan baru yang akhirnya membantu Capcom untuk membawa franchise ini ke arah baru. Resident Evil 5 tidak lagi hanya sekedar menjadi sebuah seri yang melepaskan dirinya dari sang akar, tetapi melayang dan menetap di tanah yang baru, dengan akar yang baru pula. Tidak ada lagi survival-horror untuk nama yang satu ini. Resident Evil 5 menjadi cermin untuk melihat seri-seri RE selanjutnya yang akan Anda temukan di masa depan.
1. Splinter Cell: Conviction

Ada dua kemungkinan yang bisa mendasari keberhasilan kami menyelesaikan sebuah seri Splinter Cell: Pertama, sebuah keajaiban. Kedua, ia bukan sebuah seri Splinter Cell seperti yang kami kenal. Perasaan inilah yang mungkin terjadi ketika Splinter Cell: Conviction dirilis di pasaran. Walaupun Ubisoft sudah memperlihatkan kecenderungan perubahan genre di Double Agent, Conviction semakin mempertegas jalur action yang kini lebih kental daripada ciri stealhnya sendiri. Sam Fisher diposisikan tidak hanya mampu menyembunyikan diri sendiri dan membunuh para musuhnya secara sembunyi-sembunyi, tetapi juga mampu menggunakan senjata api dan pertarungan tangan kosongnya yang luar biasa. Jika di masa lalu, cahaya menjadi musuh terbesar, maka di Conviction, Anda bahkan dapat tampil superior, dengan cahaya sekalipun. Tidak dapat dipungkiri, Splinter Cell: Conviction adalah sebuah seri dengan akar Splinter Cell yang begitu lemah.
Di atas adalah 10 seri game yang menurut kami pribadi, merupakan seri dengan identitas yang melenceng dari akar franchisenya sendiri. Beberapa tampil dengan begitu baik, namun tidak sedikit yang justru meruntuhkan nama baik yang terbangun selama ini di industri game. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar, saran, ataupun kritik, jika Anda merasa ada game yang pantas untuk masuk ke dalam list di atas. Feel free to comment!