Review Call of Duty – Black Ops II: Arah Baru untuk Franchise FPS Terbaik!

Reading time:
November 22, 2012

Beradaptasi Dengan Setting Futuristik!

Call of Duty Black Ops 2 33
Untuk timeline lawas Alex Mason, COD: Black Ops II memang menawarkan esensi gameplay yang tetap sama. Perbedaan baru kentara ketika Anda bermain-main di timeline 2025 yang memuat segudang elemen futuristik yang butuh penyesuaian kembali.

Pada dasarnya, pondasi sisi gameplay yang ditawarkan oleh COD: Black Ops II tidaklah jauh berbeda dengan game-game COD yang selama ini pernah Anda mainkan. Ia masih tampil sebagai sebuah game FPS arcade konvensional yang memang menjadi identitas utamanya. Ini berarti, Anda masih hanya harus menghabisi setiap musuh yang ada, berganti senjata sesuai dengan kondisi yang ada, memastikan diri selamat dengan berlindung ketika kritis, dan selebihnya? Menikmati jalinan plot dan dramatisasi epik yang belum luntur dari franchise yang satu ini. Di tingkat yang paling dasar, ia masih menjadi COD yang Anda kenal selama ini.

Satu hal yang mungkin harus diperhatikan oleh para veteran COD mungkin hanya pada setting perang futuristik yang kini menjadi tema utama. Anda sama sekali tidak akan menemukan masalah ketika berperan sebagai Alex Mason dan terlibat dalam perang tahun 80-an, namun ketika berpindah ke sudut pandang sang anak – David Mason, ada beberapa hal yang  harus kembali dipelajari. Setting futuristik ini akan memaksa Anda untuk mempelajari berbagai senjata, teknologi, dan musuh “fiksi” yang memang tidak familiar di franchise ini. Butuh waktu untuk membiasakan diri sebelum Anda mampu memperlihatkan performa perang dalam kualitas yang paling maksimal.

Call of Duty Black Ops 2 55
Ada begitu banyak senjata futuristik baru yang dapat Anda gunakan.
COD Black Ops II part 2 24
Anda harus menyesuaikan diri kembali dengan beberapa senjata futuristik yang ditawarkan COD: Black Ops II ini. Tidak hanya range, kekuatan, reload, atau recoil, tetapi juga berbagai teknologi yang disematkan di dalamnya. Contohnya? Storm PSR ini. Tidak hanya scope yang mampu melihat tembus pandang, senjata ini juga dapat melakukan charge tenaga untuk menghasilkan penetrasi peluru yang lebih dahsyat.
COD Black Ops II part 2 29
Tidak semua ditampilkan dalam kendali penuh Anda, beberapa teknologi diarahkan sebagai bagian dramatisasi belaka.

Hal utama yang harus dipelajari adalah senjata. Walaupun Activision tidak serta-merta “memaksakan” senjata laser seperti Star Wars, namun beberapa teknologi yang disematkan kepadanya membuat beberapa sifat senjata tampil baru, terutama dari sisi recoil, reload speed, dan kecepatan muntahan peluru. Tidak hanya itu saja, beberapa senjata juga mengadaptasikan teknologi yang belum ada di dunia nyata seperti kemampuan untuk melihat tembus pandang, hingga menghimpun tenaga untuk daya penetrasi peluru yang mampu menembus bahan apapun. Di sisi lain, beberapa tim musuh juga datang dengan teknologi cloaking yang membuat mereka tidak terlihat, sehingga butuh strategi tertentu untuk ditundukkan. Interaksi dari fitur baru inilah yang membuat seri ini terasa menyegarkan dan berbeda. Selain kedua hal di atas, Anda tidak perlu banyak cemas untuk mengadaptasikan diri dengan teknologi fiksi lain yang ada di COD: Black Ops 2. Apa pasal? Karena demonstrasi teknologi ini sebagian besar hanya merupakan bagian dari dramatisasi cerita belaka. Anda tidak serta-merta dapat menggunakan Jet Pack ataupun pesawat dalam kendali manual.

Call of Duty Black Ops 2 661
Black Ops II tetap datang dengan identitas utama franchise COD: dramatisasi yang epik.
Call of Duty Black Ops 2 5
Hadirnya beragam robot militer otomatis juga memperkuat atmosfer futuristik untuk Black Ops II. Mereka akan menjadi senjata efektif ketika menjadi teman. Namun ketika menjadi lawan? Butuh kewaspadaan ekstra!
COD Black Ops II part 2 13
Drones mungkin dapat hancur dengan mudah. Namun kecepatan, kemampuan manuver, dan presisi tembakannya dapat menyudutkan posisi Anda dengan cepat ketika berada di pihak musuh.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah masuknya beragam teknologi robotik sebagai “senjata” yang awam di setting futuristik COD: Black Ops II ini. Tidak hanya sebagai pendukung untuk aksi Anda, tetapi juga kemungkinan untuk bertemu dengan mereka di sisi musuh. Jika berada di sisi Anda, Anda dapat mengendalikan arah serangan mereka dengan tombol yang sederhana. Sementara jika berada di sisi musuh, Anda hanya harus menembak mereka hingga hancur. Namun kasus berbeda terjadi pada unit robot yang lebih besar – CLAW yang membutuhkan senjata yang lebih besar untuk dapat ditaklukkan. Tidak dapat dipungkiri lagi, beragam robot ini akan menjadi ancaman yang lebih serius untuk diperhatikan ketika Anda terlibat dalam pertempuran. Mengapa? Presisi serangan, varian senjata, dan kecepatan peluru mereka cukup untuk membuat Anda tewas, bahkan sebelum Anda sadari. Make sure, you destroy them all!

Strike Force – Side Mission RTS yang Krusial!

Call of Duty Black Ops 2 2
Strike-Force Mission!

Gameplay utama dari Call of Duty: Black Ops II memang sebuah FPS arcade konvensional, namun bukan berarti hanya hal tersebut yang ia tawarkan. Treyach juga menyuntikkan sebuah mode baru yang berkembang menjadi side mission dengan peran yang sangat krusial – Strike Force mode.

Strike Force mode ini sendiri hanya tersedia dalam dalam kurun waktu yang terbatas selama Anda menjalankan cerita utama yang ada. Ia juga hadir sebagai sebuah side-mission yang dapat Anda mainkan ataupun tidak, tergantung pada pilihan Anda. Namun, ia memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan arah cerita yang akan Anda dapatkan di misi utama. Jika misi utama menjadikan upaya perburuan Menendez sebagai fokus utama, maka Strike Force lebih berfokus pada upaya perburuan Tian-Zhao, seorang jenderal yang memiliki kepentingan pribadi untuk bekerja sama dengan Menendez. Misi-misi Strike Force akan berpengaruh pada seberapa genting hubungan antara China dan Amerika Serikat. Semakin sedikit misi yang diselesaikan, semakin rentan pula hubungan dalam Perang Dingin yang sudah tercipta.

Call of Duty Black Ops 2 76
Alih-alih kembali pada akar FPS konvensionalnya, Strike Force mengusung konsep RTS yang kental. Anda dapat memberikan perintah unit untuk melakukan aksi tertentu, baik secara bersamaan atau satu per satu.
Call of Duty Black Ops 2 101
Anda juga bisa langsung menguasai unit yang Anda ingikan dan permainan akan kembali ke bentuk FPS. Dengan lemahnya AI pada saat mode pengaturan, skill Anda akan sangat dibutuhkan untuk memastikan setiap misi berjalan dengan lancar.
Call of Duty Black Ops 2 741
The main target of this mission? The General Tian-Zhao!

Berbeda juga dengan misi utama yang ada, Strike Force justru hadir dengan atmosfer RTS yang lebih kental daripada FPS. Seolah berperan sebagai seorang jenderal di perang kolonial masa lalu, Anda dapat menggerakkan pasukan dan robot yang ada dengan mekanisme yang sederhana. Sudut pandang dari atas tentu saja membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih sempurna akan medan perang yang Anda hadapi. Anda dapat meminta pasukan-pasukan ini sekedar bergerak atau menyerang, dalam unit atau keseluruhan dengan mudah. Namun ingat, AI yang bergerak dalam mode RTS ini begitu rentan dan mudah mati. Tetapi tenang saja, Anda juga bisa mengendalikan secara personal setiap anggota yang ada untuk kembali terlibat dalam mode FPS ala misi utama, dan memastikan setiap misi yang dicapai berhasil.

Satu hal yang perlu diingat, Anda diberikan kesempatan dalam jumlah yang sangat terbatas untuk menyelesaikan setiap misi, jadi pastikan setiap gerak permainan Anda didesain untuk menyelesaikan misi ini secara efektif dalam batas waktu, daripada sekedar mencari kesenangan dan membunuh apapun yang bergerak. Saran kami? Pastikan Anda menyelesaikan setiap misi Strike Force yang ada. Keuntungannya apa? Kita akan bahas di bagian selanjutnya.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…
October 25, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara dengan Takayuki Nakayama & Shuhei Matsumoto (Street Fighter 6)!

Kami sempat mewancarai dua pentolan Street Fighter 6 - Takayuki…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…