Review Headset Gaming Thermaltake Chao Dracco: Untuk Para Penyanjung Bass!

Reading time:
December 4, 2012

Thermaltake Chao Dracco, Seberapa Baik?

Thermaltake Chao 25
Sebagai jembatan paling utama untuk mendapatkan pengalaman multimedia paling maksimal, Chao Dracco tentu harus membuktikan diri di tiga arena utama: musik, film, dan gaming. Seperti apa?

Walaupun hadir sebagai mouse gaming, hampir tidak mungkin jika Anda hanya mengandalkan headset ini semata-mata untuk mendukung fungsi spesifik ini. Pada akhirnya, audio selalu menjadi jembatan tebaik untuk menikmati semua konten hiburan yang ada di PC maupun perangkat multimedia portable Anda. Benar sekali, kita membicarakan performa yang ditunjukkan oleh Chao Dracco ini untuk tiga fungsi utama: Film, Musik, dan tentu saja: Gaming.

Film

Kami sendiri menjadikan FF VII: Advent Children Extended Version (1080p) sebagai tolok ukur untuk menilai performa Chao Dracco, secara spesifik, para pertarungan terakhir antara Cloud dan Sephiroth. Kenapa scene ini? Karena ada begitu banyak detail yang hadir di scene ini, dari sekedar derap kaki, vocal, rintihan, bunyi dentingan pedang yang khas, hingga ledakan dan gemuruh reruntuhan. Ketika suasana film terhitung sepi, Anda bisa mendengar setiap detail suara ini dengan sangat baik, setiap bunyi yang dihasilkan dari interaksi antara kedua karakter. Namun ketika ledakan dan gemuruh mulai ada, Anda akan merasakan dominannya suara ini. Setiap ledakan dan dentuman seolah menenggelamkan detail yang lain dan membuatnya lebih samar. Anda juga akan mendapatkan kesan ruang suara yang terkesan cukup dekat.

Musik

Kami sendiri menjajal empat genre musik untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang performa Chao Dracco ini. Kami memilih Yui – Summer’s Song (Accoustic Version), Siam Shade – Tryptch (Instrumental), Arch Enemy – Nemesis (Metal), dan Skrillex – Cinema (Dubstep) untuk menguji performa headset ini secara menyeluruh. Headset ini memperlihatkan kejernihan yang terhitung baik ketika menangani denting gitar akustik yang memenuhi suara Yui di Summer’s Song. Namun sayangnya, masalah yang terjadi pada saat menikmati film terjadi lagi di sesi musik ini. Triptych, sebuah track instrumental Siam Shade yang cepat dengan atmosfer rock yang kental tenggelam dalam dentuman drum dan bass yang terlalu dominan. Anda akan sulit untuk menikmati melodi gitar Daita yang seharusnya menjadi kekuatan utama dari track ini. Namun Bass yang begitu dominan ini justru menjadi kekuatan tersendiri ketika Anda menikmati track metal seperti yang diwakili oleh Arch Enemy – Nemesis. Dentuman dual-pedalnya yang dalam akan membantu adrenalin Anda terpompa jauh lebih kencang. Hal yang sama juga terjadi pada track Skrillex – Cinema yang juga mengusung bass sebagai identitas utama. Jadi, bagi Anda yang memang menyanjung bass sebagai pondasi untuk menikmati musik, maka headset Chao Dracco ini akan menjadi alternatif pilihan yang menarik. Kami menguji semua musik ini dalam format umum – mp3 128 kbps, dan bukannya FLAC untuk mewakili kondisi sebagian besar gamer.

Gaming

Dengan kekuatan bass yang ia usung, gaming seharusnya menjadi jauh lebih menyenangkan, apalagi ketika Anda memainkan sebuah game action dengan beragam aksi senjata, ledakan, dan kehancuran di sana-sini. Tidak perlu diragukan lagi, Chao Dracco akan menyediakan lebih dari cukup untuk mendukung kebutuhan Anda untuk pengalaman gaming yang berkualitas. Bagaimana ketika Anda memainkan game dengan atmosfer yang lebih tenang? Dracco mampu merepresentasikan detail suara yang terhitung baik. Masalah mungkin ada pada ruang suaranya yang memang terkesan kurang “dalam” ketika Anda berusaha memerhatikan suara-suara tertentu. Contohnya? Ketika Anda memainkan Far Cry 3 misalnya. Anda akan dapat dengan jelas mendengar raungan leopard di headset ini, dan mampu menentukan posisinya, apakah di kanan atau di kiri karakter Anda. Namun seberapa jauh posisi Leopard ini dari posisi karakter Anda berpijak? Detail seperti inilah yang kurang mampu ditangkap oleh Chao Dracco ini.

Kesimpulan

Thermaltake Chao 36
Thermaltake Chao Dracco memang harus diakui menjadi alternatif gaming headset yang cukup menarik untuk dilirik, apalagi bagi Anda para penyanjung Bass.

Dari ketiga fungsi yang kami uji di atas, satu hal yang dapat disimpulkan dari Chao Dracco adalah dominasi bass yang memang cukup kuat darinya. Ini tentu saja menjadi kekuatan utama bagi para gamer atau penikmat audio yang memang menyanjung bass sebagai pondasi kenikmatan utama. Walaupun demikian, ini tidak berarti ia kurang mampu menampilkan detail suara yang lain dengan baik. Dalam atmosfer yang lebih “tenang”, Anda bisa mencicipi setiap detail dengan jernih. Sayangnya, Anda akan mendapatkan kesan ruang suara yang terhitung sempit ketika terperangkap dalam Chao Dracco. Sumber suara seolah muncul tepat di depan mata dan telinga Anda.

Desain uniknya yang memungkinkan transformasi memang menjadi nilai tambah tersendiri bagi Chao Dracco. Kemampuannya untuk dilipat membuat headset menjadi portable dan mudah untuk dibawa ke mana saja, memungkinkan Anda untuk menikmatinya dalam kondisi apapun, dimanapun. Earpads yang bisa ditekuk 180 derajat juga membuatnya juga cocok untuk para DJ yang memang membutuhkan hanya satu sisi untuk digunakan. Kualitas dan varian kabel yang disediakan dalam paket penjualan juga akan memastikan Anda mendapatkan pengalaman paling maksimal dari Chao Dracco ini. Walaupun demkian, bukan berarti headset ini tidak datang dengan kekurangan di masalah desain. Pemilihan bahan dan ukuran earpad akan membuat beberapa gamer tidak nyaman, setidaknya untuk menggunakannya dalam waktu yang lama tanpa jeda. Pemilihan warnanya yang sangat mencolok juga bisa menjadi bahan pertimbangan tertentu, khususnya bagi gamer yang tidak senang menjadi pusat perhatian di tempat umum.

Namun terlepas dari kekurangan yang ada, Thermaltake Chao Dracco memang harus diakui menjadi alternatif gaming headset yang cukup menarik untuk dilirik, apalagi bagi Anda para penyanjung Bass. Chao Dracco sendiri dibanderol dengan harga yang cukup menarik – USD 100.

 

Pages: 1 2
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…