Review Ouya: Potensi yang Belum Tergali!

Memasuki pasar konsol tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sekedar menghadirkan performa hardware yang lebih mumpuni tidak pernah menjadi indikator yang cukup. Ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah konsol di pasaran, dari nilai jual fitur yang unik hingga dukungan game eksklusif yang ada. Beragam elemen kompleks inilah yang membuat para produsen sulit untuk melakukan penetrasi secara maksimal ke dalam benteng pasar yang kini dikuasai oleh tiga nama besar: Microsoft, Sony, dan Nintendo. Seiring dengan perkembangan spesifikasi perangkat mobile yang kian mumpuni – pasar casual gamer pun lahir dengan karateristik yang unik. Menjadi benang merah di antara kedua dunia ini – sebuah konsol berbasis Android pertama di dunia, Ouya lahir ke dunia.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran akan konsol yang satu ini. Didanai oleh proses Kickstarter, Ouya memang sempat diklaim akan mampu merevolusi konsep dan industri game itu sendiri. Bagaimana tidak? Ditawarkan dengan harga yang sangat bersahabat – USD 99 dengan kelengkapan paket yang pantas untuk diacungi jempol, Ouya juga membuka diri untuk proses modifikasi sesuai dengan keinginan gamer. Tidak hanya itu saja, ia juga sempat mengiming-imingi kesempatan untuk menikmati game-game eksklusif dan lusinan game Android berkualitas secara gratis.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Ouya ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai konsol dengan potensi yang belum tergali?
Spesifikasi Lengkap

Berbasiskan Android sebagai sistem operasi utama, Ouya memang dibangun dengan spesifikasi yang cukup mumpuni untuk menangani sebagian besar game Android di pasaran saat ini. Satu yang menjadi catatan, teknologi yang diusungnya mungkin berada satu langkah di belakang perangkat smartphone high-end saat ini. Walaupun demikian, ia memperlilhatkan spesifikasi yang menjanjikan untuk sebuah produk yang ditawarkan dengan harga hanya USD 99.
- Price: US$99
- SoC: Nvidia Tegra 3 T33-P-A3[26]
- CPU: Quad-core 1.7 GHz ARM Cortex-A9 MPCore (ARMv7-A architecture) – NEON Advanced SIMD extensions and VFPv3 floating point unit
- GPU: Nvidia GeForce ULP @ 520 MHz (12.48 GFLOPS) – Hardware 1080p MPEG-4 AVC/h.264 40 Mbit/s High-Profile, VC1-AP, and DivX 5/6 video decode
- Memory (RAM): 1 GiB DDR3-1600 SDRAM[26][27]
- USB ports: 1 USB 2.0, 1 microUSB
- Video output: HDMI 1.4; 1080p or 720p resolution.[28] Stereoscopic 3Dsupport.
- Audio output: HDMI (ARC), 5.1 or 2.0 channel[29]
- Internal storage: 8 GB eMMC flash memory[26][30]
- Networking and Wireless: 10/100 Ethernet (8P8C),[26][31] 802.11 b/g/n, Bluetooth LE4.0
- Power consumption: 4.5 watt (gaming), 1 watt (standby)
- Power source: 12 volt DC via Coaxial power connector (OD 5.50 mm, ID 2.50 mm, center positive)
- Size: 75×75×82 mm (2.95×2.95×3.23 in)
- Weight: 300 g (11 oz)
- Operating system: Android 4.1 (Jellybean) with custom Ouya launcher.
Gambaran Performa
Melalui beberapa program benchmark Android yang ada, performa teknis Ouya dapat dikuantifikasi ke dalam angka. Performa yang ditunjukkan oleh Antutu dan NenaMark 2 memperlihatkan range skor standar untuk sebuah produk perangkat berbasis NVDIA Tegra 3. Namun satu yang pantas dicatat, semua benchmark ini dilakukan pada resolusi 1080p yang tentu saja mempengaruhi performa yang ada.
AnTuTu Benchmark


Nena2Mark
