Review Batman – Arkham Origins: Inovasi yang Kurang Kuat!

Sebuah standar yang sulit untuk ditaklukkan untuk sebuah game dengan tema super hero, kalimat ini tampaknya menyimpulkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh Batman: Arkham selama dua seri terakhir. Tangan dingin Rocksteady Studios terhitung berhasil meramu semua elemen yang ada dengan tepat, dengan beberapa inovasi yang belum pernah diterapkan di game action di kelas yang sama. Sistem pertarungan tangan kosong yang epik, segudang gadget, gaya permainan stealth, hingga animasi gerak gliding seolah menguatkan definisi sosok Batman itu sendiri. Hal ini kian disempurnakan dengan kehadiran Arkham City yang menghadirkan elemen open-world yang luar biasa. Tidak heran, Arkham Origins hadir dengan ekspektasi yang begitu besar dari kalangan gamer.
Anda yang sempat membaca preview kami tentu saja sudah mendapatkan sedikit gambaran akan apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini. Kami sendiri mendapatkan kesan pertama yang tidak terlalu istimewa, mengingat kesan Arkham City yang mengalir kuat dari seri Origins ini. Menariknya lagi, beragam media luar yang notabene sudah mendapatkan game ini jauh sebelum tanggal rilis juga terpecah menjadi dua bagian besar: mereka yang menyanjung sepak terjang perdana WB Montreal dan mereka yang melihat game ini sebagai pengkhianatan besar bagi kualitas franchise Arkham selama ini. Ada begitu banyak tepuk tangan, tetapi juga kemarahan di saat yang sama.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Batman: Arkham Origins ini? Apa yang membuat seri ini berhasil membagi industri game dalam dua kutub opini yang berbeda? Lantas, apa yang membuat kami menyebutnya sebagai seri yang kurang bisa menghadirkan inovasi yang pantas? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
*Contain Spoiler, Proceed to Page 2 for more in-depth review*

Warner Bros Montreal pantas untuk diacungi jempol karena keberhasilan mereka untuk menyembunyikan sisi plot sebenarnya dari Batman: Arkham Origins. Sejak awal ia diperkenalkan dari segudang teaser, trailer, dan screenshot, Anda dibawa pada satu kesimpulan plot besar: Batman muda harus berhadapan dengan Black Mask sebagai musuh utama. Ia adalah sang sumber masalah untuk Gotham. Namun siapa yang menyangka, kejutan justru hadir. Black Mask hanyalah decoy.
Tidak ada kata selamat lagi untuk Gotham. Rasa pesimis yang besar muncul dari tingkat kriminalitas yang tidak lagi bisa dikendalikan oleh aparat penegak hukum. Berbagai faksi kejahatan besar lahir dan menguasai setiap sudut kota, diperkuat oleh polisi yang korup. Di saat genting seperti inilah, Bruce Wayne memutuskan untuk menjalani hidup sebagai ksatria kegelapan Gotham, yang mulai memberikan pengadilan jalanan untuk para penjahat yang berhak mendapatkannya. Kiprahnya ini mulai terdengar ke para kriminal besar. Hal inilah yang mendorong Black Mask untuk menyewa delapan pembunuh terhebat Gotham: Deathstroke, Copperhead, Shiva, Bane, Deadshot, Electrocutioner, Firefly, dan Killer Croc untuk memburu Batman.



Terancam kehilangan nyawanya, Batman justru memutuskan untuk berhadapan langsung dengan para pembunuh ini. Dibantu Alfred dan segudang peralatan canggih yang racik dari Bat Cave, Batman menjamah belahan terkelam Gotham City dan terlibat dalam beragam aksi. Hingga pada satu titik, kematian Black Mask sendiri. Laporan dari kepolisian dan investigasi mendalam di kasus tersebut menyisakan banyak pertanyaan besar. Usaha untuk menggali siapa yang bertanggung jawab justru membawa Batman ke arah “Black Mask” yang sesungguhnya. Konfrontasi terjadi, dan sang penyewa pembunuh bayaran ini pun membuka jati dirinya. Dan selamat datang di dunia tanpa aturan, sang ikon dari kekacauan dan anarki – The Joker.
Lewat topeng Black Mask, Joker merupakan aktor di belakang dari usaha untuk membunuh Batman. Agendanya? Tetap misterius. Persinggungan terus menerus antara dua kutub dengan idealismenya masing-masing ini akhirnya menarik The Batman dan The Joker pada “cinta pertama” yang tidak terlupakan, awal dari pertempuran dua musuh klasik paling ikonik di industri komik dan film ini. Joker yang awalnya ingin membunuh Batman justru ingin menjadikannya sebagai teman main abadi, untuk memenuhi hasrat psikopatiknya yang tidak tertahankan. Di sisi yang lain, membunuh bukanlah cara Batman, memerangkap keduanya dalam siklus abadi yang menarik.



Terlepas dari keberhasilan Batman melemparkan The Joker ke penjara Blackgate, masalah lain justru hadir lebih mencekam. Identitas yang bocor, Bat Cave yang berhasil diinvasi dan hancur berantakan, serta Alfred yang berada dalam kondisi kritis membangunkan Wayne dari ancaman yang lebih mematikan. Batman baru saja bertemu dengan horror terbesar yang ia miliki.
Siapa yang bertanggung jawab atas hal tersebut? Bagaimana interaksi pertemuan pertama The Joker dan Batman? Berhasilkah Batman mengalahkan kedelapan assassin dan para psikopat kota Gotham lainnya? Semua pertanyaan ini tentu saja bisa Anda jawab dengan memainkan Batman: Arkham Origins ini.