Review Batman – Arkham Origins: Inovasi yang Kurang Kuat!
Mekanik Sama Tanpa Inovasi yang Kuat!

Preview kami sebelumnya memang sempat menyoroti mekanik yang tidak banyak berbeda dibandingkan Batman: Arkham City – seri Arkham terbaik sejauh ini. Anda masih akan berhadapan dengan landscape kota yang 90% sama, di luar wilayah isolasi “Arkham City” yang dibangun di tengah Gotham di seri sebelumnya. Eksplorasi open-world masih memainkan peranan super penting dengan menggunakan grappling hook dan gliding sebagai media pergerakan paling utama. Salah satu yang berbeda mungkin hadirnya fitur fast-travel via Batwing di berbagai titik untuk membantu Anda mencapai berbagai sudut kota dengan cepat. Sesat? Ada map interaktif dengan segudang ikon untuk membantu mencari tahu apa yang Anda inginkan.
Sisi eksplorasi memang menawarkan tidak banyak hal baru, yang juga sayangnya, terjadi di mekanik gameplay battle dan puzzle-nya sendiri. Walaupun memang harus diakui, ada sedikit kesan berbeda dan masalah di Batman: Arkham Origins ini. Pertarungan tangan kosong masih memainkan peranan penting dimana Anda bisa melakukan kombo pukulan dan tendangan sekaligus counter ketika dibutuhkan. Berbeda dengan Arkham City yang memungkinkan Anda melompat dari musuh ke musuh lainnya dan melakukan counter dengan tepat setiap kali indikator muncul, ada rasa yang berbeda di Origins. Counter tidak dimungkinkan jika animasi gerak Batman sendiri belum selesai, sehingga membuat pertarungan menjadi sedikit lebih menantang, walaupun tetap mudah diprediksi. Beragam jenis musuh, dari berbagai tingkat ancaman juga membutuhkan strategi tersendiri untuk ditundukkan. Anda bahkan mungkin akan merasa sedikit frustrasi ketika para musuh ini mulai bergerombol dalam kombinasi serangan yang tidak akan bisa diselesaikan dengan hanya kombinasi pukulan. Sampai Anda bertemu dengan Shock Glove yang siap untuk meratakan musuh apapun dengan begitu mudah.



Dalam kondisi seperti inilah, ada dua cara paling efektif untuk ditempuh. Pertama, tentu saja dengan mulai bersikap seperti Batman yang berteman baik dengan kegelapan dan kesunyian. Gaya permainan stealth akan membantu Anda menyelesaikan setiap ancaman tanpa perlu memicu resiko yang besar. Cara kedua? Tentu saja melemparkan serangan pre-emptive secara diam-diam menggunakan segudang gadget yang Anda miliki. Dengan disruptor, Anda bisa mematikan senjata api musuh di gerombolan, atau Remote Claw untuk menarik musuh ke arah objek yang mematikan, atau sekedar batarang untuk melucuti senjata musuh yang berbahaya. Setelah itu Anda bisa turun dan melawan mereka dengan tangan kosong. Jauh lebih cerdas daripada sekedar bertempur langsung dan terekspos dengan semua ancaman. Ingat, ini Batman, bukan Superman.
Semua gadgets ini tentu saja awalnya didesain untuk menyelesaikan segudang puzzle yang siap menghalangi Batman. Untuk kedua kalinya, tidak ada puzzle yang akan memaksa untuk memutar otak dengan keras, termasuk serangkaian tugas kecil yang butuh Anda selesaikan untuk dapat mengalahkan Enigma – karakter “pengganti” Riddle yang muncul di dua seri sebelumnya. Dengan detective vision, Anda bisa mencari jalan keluar yang dibutuhkan. Sebagian besar dari puzzle ini hanya akan meminta Anda untuk melakukan hook, membangun jalur dengan remote claw, atau membangun sebuah rakit dengan glue grenade. Tidak ada inovasi yang akan membuat Anda berdecak kagum di sini.


Satu-satunya yang menarik dari Origins dan membuatnya terasa berbeda adalah fakta bahwa Anda sudah mengetahui bahwa Anda akan berhadapan dengan setidaknya delapan musuh terbaik Gotham selama menjalani perjalanan ini. Mengalahkan Killer Croc di awal permainan, sebagian pertarungan Boss ini memang membutuhkan strategi tersendiri untuk diselesaikan.
Menggugah? Sayangnya, atmosfer yang dibangun tidak sekuat yang dibayangkan. Satu-satunya pertarungan yang akan membuat Anda berdecak kagum hanyalah pertarungan ikonik melawan Deathstroke. Sebagai salah satu assassin terbaik, pertarungan dengan tingkat kesulitan tinggi dan animasi gerakan serangan sinematik yang mewarnai sepanjang pertarungan menjadi nilai tambah yang luar biasa. Sementara assassin yang lain bisa ditundukkan dengan mengulang gaya serangan sama berulang-ulang sekaligus memastikan diri bertahan hidup. Parahnya lagi, WB Montreal tidak menyuntikkan animasi sinematik yang beragam di dalamnya. Anda seperti terjebak dalam loop, membuat musuh Anda terlihat sangat bodoh karena selalu jatuh pada trik serangan yang sama.



Bagian menarik justru hadir dari musuh-musuh yang berada di luar kedelapan Assasssin. Persinggungan dengan The Joker yang tampil sangat fantastis di bawah voice actor Troy Baker yang juga berada di belakang suara Booker Dewitt (Bioshock Infinite) dan Joel (The Last of Us) pantas untuk diacungi jempol. Dunia yang luluh lantak dalam imajinasi yang luar biasa di pertemuan dengan Mad Hatter juga menjadi salah satu highlight yang begitu memesona.
Kesempatan untuk memperkuat sosok Batman sendiri juga lewat sistem level up yang memungkinkan Anda untuk meningkatkan berbagai aspek serangan yang ada. Membuka lebih banyak pilihan? Sayangnya tidak. Persinggungan dengan berbagai kelompok bandit yang membanjiri kota Gotham menjadi ladang experience yang cukup untuk memenuhi setiap kebutuhan level-up Anda. Alternatif pilihan yang ditawarkan mungkin menawarkan ilusi bahwa Anda bisa membangun gaya permainan Batman yang Anda inginkan. Namun semakin dalam Anda memasuki Gotham, maka Anda akan menyadari bahwa hanya satu kategori yang sebenarnya penting untuk menentukan seberapa baik Anda akan menempuh perjalanan awal ini. Dengan hanya memperkuat armor Batman dari serangan melee dan peluru, Anda baru saja memberikan solusi untuk 99% dari semua masalah yang akan Anda temui di Batman: Arkham Origins. Anggap saja upgrade gadget menjadi ekstra bonus yang tidak harus, namun menarik untuk dijajaki.

Dari semua hal yang ia tawarkan, terlepas dari beberapa inovasi dan gadget baru yang ia hadirkan, Batman: Arkham Origins sulit untuk lepas dari bayang-bayang Arkham City. Hampir tidak ada hal baru yang akan siap untuk membuat Anda terpesona dan berdecak kagum. Sensasi yang sempat Anda temukan ketika Rocksteady beralih dari Asylum ke City.
Mode Detektif yang Melenceng Dari Ekspektasi

Salah satu fitur andalan terbaru yang paling diantisipasi dari Batman: Arkham Origins adalah klaim bahwa Batman akan kembali dicitrakan sebagai salah satu detektif terbaik di DC Comics lewat segudang gadget yang Anda miliki. Tidak hanya sekedar menyerang para bandit yang bergerombol, ksatria kegelapan ini kini terpanggil untuk menangani beragam kasus pembunuhan misterius yang tidak bisa atau bahkan diabaikan oleh kepolisian. Anda akan menemukan ikon kasus-kasus ini dalam map.


Sistemnya sebenarnya sederhana. Anda hanya tinggal menuju TKP, melihat beragam clue yang hadir dengan detective vision, dan merekonstruksi tempat kejadian untuk menemukan segudang hal yang mungkin terlewatkan. Tujuannya? Tentu saja untuk membawa sang tersangka ke pengadilan. Namun alih-alih mempercayai daya pikir dan analisa Anda sebagai seorang gamer, mode detektif ini justru melenceng dari ekspektasi awal yang sempat terbentuk. Anda memang akan diminta untuk menganalisa setiap clue kecil yang ada, namun tidak berdasarkan daya pengamatan Anda sendiri. Detective vision sudah menghadirkan semua clue ini dalam sebuah indikator merah yang harus Anda ikuti.
Hasilnya? Yang harus Anda lakukan hanyalah mencari indikator merah di dalam area, menganalisa, beralih ke tanda merah yang lain, menganalisa, kembali ke kebiasaan ini dan akhirnya – menemukan sang tersangka. Mencari dan memukul sang tersangka, dan voila! Anda selesai. Daripada menjadikan Anda sebagai detektif, Anda justru terlihat sebagai budak komputer Bat Cave yang tidak memerlukan otak sama sekali.