Review Beyond – Two Souls: Penutup Generasi yang Manis!

Reading time:
October 16, 2013

Sayangnya, Minim Pilihan Moral yang Menggugah

Salah satu kekurangan yang cukup kentara di Beyond: Two Souls? Momen menggugah dan emosional ala Heavy Rain.
Salah satu kekurangan yang cukup kentara di Beyond: Two Souls? Momen menggugah dan emosional ala Heavy Rain.

Jika harus dibandingkan antara keduanya, kami pribadi tidak segan memilih Heavy Rain sebagai proyek yang mampu menghasilkan pengalaman gaming yang jauh lebih baik dan menggugah, dibandingkan dengan Beyond: Two Souls ini sendiri. Apa pasal? Karena pada dasarnya, Heavy Rain menawarkan lebih banyak konflik moral dan hati nurani di sepanjang permainan dibandingkan Beyond ini. Berapa banyak dari Anda yang sempat tertegun, sedih, trauma, atau bahkan kebingungan ketika salah satu chapter di Heavy Rain meminta Anda untuk memotong jari sang karakter utama – Ethan Mars sebagai ganti dari nyawa sang anak yang tengah diculik oleh Origami Killer? Konflik seperti inilah yang kurang dieksploitasi di Beyond: Two Souls.

Karena pada akhirnya, konflik moral seperti ini justru menjadi bagian paling memorable dan tidak terlupakan dari Beyond: Two Souls, alih-alih semua cerita paranormal, keindahan visual, atau sekedar akting Ellen Page yang memesona. Kami bertemu dengan dua titik skenario yang begitu menggugah yang mungkin terkesan remeh. Pertama, ketika si Jodie remaja harus berhadapan dengan bully yang begitu menyedihkan dan memalukan ketika tengah berada di pesta ulang tahun. Keterikatan emosional terbangun dan untuk alasan yang tidak jelas, Anda seolah bisa merasakan kesulitan yang tengah dihadapi oleh Jodie. Pilihan untuk membiarkan semua hal ini lewat atau membalas dendam dengan menggunakan Aiden menyentil moral dan hati nurani kita pribadi. Haruskah kita membalas dendam untuk semua perlakuan tidak menyenangkan ini? Atau ikhlas dan membiarkannya? Hell, we give the tastiest sweet of revenge!

Hanya dua momen yang kami rasakan cukup signifikan. Pertama Anda diminta untuk memilih antara balas dendam dan ikhlas ketika Jodie di-bully tanpa ampun di pesta ulang tahun.
Hanya dua momen yang kami rasakan cukup signifikan. Pertama Anda diminta untuk memilih antara balas dendam dan ikhlas ketika Jodie di-bully tanpa ampun di pesta ulang tahun.
Kedua, ketika Anda berperan sebagai Aiden dan memiliki kesempatan besar untuk menghancurkan kencan antara Jodie - Ryan. Ini cukup untuk membuat Anda menimbang kembali hati nurani yang ada.
Kedua, ketika Anda berperan sebagai Aiden dan memiliki kesempatan besar untuk menghancurkan kencan antara Jodie – Ryan. Ini cukup untuk membuat Anda menimbang kembali hati nurani yang ada.
Momen ini juga menjadi salah satu yang cukup membuat hati Anda terenyuh. Membantu persalinan bayi di situasi yang tidak manusiawi dan berusaha memastikannya hidup.
Momen ini juga menjadi salah satu yang cukup membuat hati Anda terenyuh. Membantu persalinan bayi di situasi yang tidak manusiawi dan berusaha memastikannya hidup.
Quantic sebenarnya memiliki banyak kesempatan untuk menerapkan lebih banyak ide emosional seperti ini, namun sayangnya, tidak termanfaatkan dengan baik.
Quantic sebenarnya memiliki banyak kesempatan untuk menerapkan lebih banyak ide emosional seperti ini, namun sayangnya, tidak termanfaatkan dengan baik.

Chapter kedua yang mampu menawarkan sensasi itu adalah ketika Jodie untuk pertama kalinya, mengudang Ryan – pria yang sudah lama menarik perhatiannya, untuk menghabiskan malam di apartemenya. Mempersiapkan apartemen, membersihkan ruangan, mencari resep masakan dan memasak, hingga memilih baju yang sesuai mungkin terdengar membosankan, namun benar-benar sangat membantu Anda membangun kerikatan emosional dengan karakter yang satu ini. Namun di sinilah, Anda justru menimbang perasaaan Jodie dari kacamata Aiden. Aiden yang tidak setuju dengan sosok Ryan sebenarnya memiliki banyak kesempatan yang terbuka lebar untuk menghancurkan kencan pertama ini. Menghancurkan perabotan, menakut-nakuti Ryan, atau memperlihatkan ketidaksenangan bisa Anda terapkan di sini. Lalu Anda mulai bertanya pada diri sendiri, apakah semua perlakuan ini akan membuat Jodie senang? Apakah Ryan memang buruk untuk Jodie? Dari keterikatan emosional sebagai Jodie, Anda juga bisa merasa simpatik dengan sudut pandang Aiden yang berusaha melindungi Jodie dari berbagai ancaman.

Sayang seribu sayang, hanya dua momen inilah yang benar-benar memerangkap kami dalam cerita yang berusaha disuntikkan Quantic Dreams di Beyond: Two Souls. Ada begitu potensi untuk menghadirkan sensasi serupa di sepanjang permainan, namun tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan usaha untuk  menyuntikkan beragam genre dan sensasi, yang muncul dari Beyond: Two Souls justru perasaan inkonsisten, kegagalan untuk menawarkan pengalaman gaming yang benar-benar menggugah. Seandainya mereka bertahan dengan apa yang berusaha mereka tawarkan di Heavy Rain.

Performa Ellen Page yang Luar Biasa

Akting Ellen Page dan teknologi motion capture yang digunakan oleh Quantic benar-benar luar biasa.
Akting Ellen Page dan teknologi motion capture yang digunakan oleh Quantic benar-benar luar biasa.
Anda bisa menangkap jelas semua pesan ekspresi yang tercermin lewat wajahnya.
Anda bisa menangkap jelas semua pesan ekspresi yang tercermin lewat wajahnya.
Hal ini juga didukung dengan voice acts yang begitu memesona.
Hal ini juga didukung dengan voice acts yang begitu memesona.
Tepuk tangan yang sama meriahnya juga pantas untuk ditujukan kepada Willem Dafoe yang totalitas aktingnya baru terasa mendekati akhir permainan.
Tepuk tangan yang sama meriahnya juga pantas untuk ditujukan kepada Willem Dafoe yang totalitas aktingnya baru terasa mendekati akhir permainan.

Motion Capture adalah masa depan industri game, Quantic Dreams seolah membuktikan hal tersebut dengan memperlihatkan performa yang luar biasa lewat segudang artis yang mereka bawa di Beyond: Two Souls. Jodie Holmes membawa nama besar Ellen Page, sementara Nathan Dawkins dilahirkan dari sosok Willem Dafoe yang ikonik. Tidak hanya sekedar meminjam wajah dan tubuh mereka, Beyond: Two Souls dibangun tak ubahnya sebuah film Hollywood berbudget besar. Teknologi sudah memungkinkan proses pengembangan game menangkap semua ekspresi wajah, gesture dan animasi gerak, serta voice acts mereka secara langsung. Hasilnya? Luar biasa. Anda bisa menangkap rasa frustrasi Dafoe atau tangis dan rasa sakit yang harus dipikul oleh Page sebagai Jodie di setiap kesempatan cut-scene yang ada. Tidak perlu diragukan lagi, Beyond: Two Souls menjadi sebuah monumen pembuktian yang mungkin bisa menarik lebih banyak developer untuk menempuh hal yang sama.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 4, 2025 - 0

Review Trails in the Sky 1st Chapter: Remake Terindah Untuk Game JRPG Klasik

Trails in the Sky 1st Chapter menjadi remake yang teramat…
June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…

PlayStation

November 4, 2025 - 0

Review Trails in the Sky 1st Chapter: Remake Terindah Untuk Game JRPG Klasik

Trails in the Sky 1st Chapter menjadi remake yang teramat…
June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…

Nintendo

November 4, 2025 - 0

Review Trails in the Sky 1st Chapter: Remake Terindah Untuk Game JRPG Klasik

Trails in the Sky 1st Chapter menjadi remake yang teramat…
June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…