Review Double Dragon Neon: Si Seri Klasik Kini Kembali!
Atmosfer yang Luar Biasa!

Jika ada satu alasan yang membuat Double Dragon Neon menjadi proyek yang pantas untuk dimainkan, ini mungkin mengakar dari keberhasilan sang developer untuk menawarkan atmosfer gameplay yang luar biasa. Beragam elemen super aneh yang mungkin terasa tidak masuk akal sudah menjadi point plus tersendiri, apalagi dengan suntikan humor yang cukup efektif untuk membuat Anda tertawa, apalagi ketika mulai bertempur di level-level terakhir Double Dragon Neon ini. Namun bagian terbaik dari dunia “baru” yang dibangun untuk generasi gaming saat ini? Hanya dua yang berhasil mencuri hati kami: visual dan musik.

Di sisi visual, walaupun tidak terlihat istimewa jika dibandingkan dengan game-game Playstation 3, Xbox 360, atau PC yang lain, Double Dragon Neon tetap hadir dengan detail yang pantas untuk diacungi jempol. Permainan warna yang menarik menyisakan daya tarik tersendiri, apalagi ketika beberapa level memaksa Anda untuk bergerak di belakang layar, sekedar sebagai bayangan yang terus melayangkan pukulan dan tendangan ke berbagai arah. Atmosfer tahun 80-an terasa kentara tidak hanya dari desain visual, tetapi juga pemilihan musik yang disuntikkan ke dalamnya. Anda akan rutin mendengar musik-musik tahun 80-an yang senantiasa mengiringi perjalanan Anda dan terdengar sangat luar biasa. Kami tidak berusaha menjadi hipster atau sejenisnya, namun musik-musik tahun 80-an yang khas dan unik ini akan menjadi santapan yang cukup untuk membuat Anda betah berlama-lama memainkan Double Dragon Neon, apalagi ketika Anda harus terus mengulang level karena beberapa kesalahan kecil yang mungkin terasa bodoh.
Kesimpulan

Tidak istimewa, kata ini mungkin akan Anda dengar dari mulut banyak gamer baru yang belum pernah mencicipi Double Dragon sebelumnya. Namun bagi Anda yang sempat tumbuh besar dengan seri ini, baik di konsol lawas rumahan atau bahkan mesin arcade, Double Dragon Neon adalah game yang sudah lama Anda nantikan. Terlepas dari tampilan baru yang mencitrakan konsep modern, Double Dragon Neon masih lah sebuah game beat’em up klasik yang selama ini Anda kenal, walaupun dengan ekstra penambahan mekanik gameplay di sana sini. Bertempur lewat kombinasi serangan tangan kaki, mencari timing tepat, sembari mencari perk yang lebih menguntungkan ketika dihadapkan pada kondisi tertentu membuat game yang satu ini begitu mudah untuk dinikmati. Dikombinasikan dengan humor-humor segar yang cukup untuk membuat Anda tertawa dan musik-musik tahun 80-an yang mengalir di belakangnya, Double Dragon Neon menjadi sebuah mimpi menjadi kenyataan bagi gamer yang tumbuh besar di era tahun 90-an.
Walaupun demikian, ada beberapa catatan kelemahan yang tentu saja pantas untuk dicatat dari game yang satu ini. Pertama, mungkin tingkat kesulitan yang terhitung jauh lebih tidak bersahabat untuk Anda yang berupaya untuk menyelesaikan game ini seorang diri. Tidak ada penurunan kuantitas atau kualitas musuh yang harus Anda hadapi secara signifikan, sehingga Anda harus berjuang setengah mati, hanya untuk….tidak mati. Kelemahan ada di bug yang masih terasa, apalagi ketika Anda bertarung dengan boss terakhir. Dengan hanya menempatkan diri di titik tertentu dan memukulnya dari dua arah, dan akan punya waktu bebas lebih dari 5 menit untuk terus menghasilkan damage tanpa interupsi sama sekali. Si boss yang seharusnya menjadi yang tersulit ini, hanya berdiri diam.
Namun terlepas dari kekurangan ini, Double Dragon Neon adalah sebuah game yang sudah lama dinantikan oleh para gamer lawas yang memang sempat jatuh cinta dengannya di arcade atau konsol lawas lainnya. Anda akan merasa familiar, terpesona, tertantang, dan juga jatuh cinta dengan wujud baru ini sejak pandangan pertama. Sementara untuk gamer muda yang belum pernah mencicipi seri masa lalunya, Double Dragon Neon justru terhitung “lemah” dan bukanlah game yang harus dinikmati atau dimiliki.
Kelebihan

- Desain level dan karakter
- Humor yang tidak garing
- Musik tahun 80-an yang keren
- Sistem upgrade yang membuat gameplay kian adiktif
- Cita rasa familiar dengan seri klasiknya
- Ending yang pantas mendapat acungan jempol
- Fitur dua pemain yang lebih lengkap
Kekurangan

- Sedikit tidak bersahabat untuk gamer yang senang bermain solo
- Beberapa bug yang ditemukan di pertarungan boss
Cocok untuk gamer: yang sempat mencicipi seri Double Dragon di masa lalu
Tidak cocok untuk gamer: yang bahkan belum pernah mendengar apa itu Double Dragon sebelumnya