GameFight: Dishonored VS Thief
Audio
![]() |
![]() |
Sebagai sebuah game stealth yang memang jauh lebih didominasi dengan kesunyian, musik memang tidak pernah menjadi elemen yang krusial untuk game-game bergenre seperti ini, termasuk Dishonored dan Thief sendiri. Oleh karena itu, menjadi sesuatu yang lebih rasional, untuk menjadikan audio secara keseluruhan sebagai fokus utama. Karena pada dasarnya, detail audio seperti derap kaki, suara, hingga sekedar bunyi besi di kejauhan seharusnya menjadi fokus yang akan membantu Anda menentukan lokasi ancaman, dan membantu membangun strategi lebih awal. Di Dishonored yang bermain dengan pace lebih cepat, Audio bukanlah hal yang sangat penting untuk terus diperhatikan. Sementara di Thief, terlepas dari detail suara dan kesunyian yang ada, Eidos gagal memberikan penempatan suara yang tepat untuk membantu Anda mengenali ancaman yang lebih tepat. Anda bisa mendengar, tapi sulit mengenali dari mana arahnya. Pada akhirnya keputusan untuk memilih Dishonored jatuh pada kualitas voice acts yang jauh lebih hidup dan bermakna, daripada Thief sendiri.
Dishonored (3) vs Thief (2)
World Design
![]() |
![]() |
Dunia penuh keputusasaan dan hampir tanpa harapan, baik Dishonored maupun Thief boleh terbilang berhasil mengeksekusi desain tersebut dengan sangat baik. Mereka memperlihatkan bagaimana disparitas kelas sosial dan wabah penyakit ganas benar-benar bukanlah skenario mimpi buruk yang ingin Anda temui di dunia nyata. Walaupun demikian, dunia yang ditawarkan Thief boleh terbilang jauh lebih hambar. Terjebak di sebuah dunia yang lebih banyak dihiasi malam, dengan cita rasa budaya Eropa di abad pertengahan yang kentara, sebagian besar dunia yang Anda temui mungkin akan berkisar rumah-rumah penuh benda berharga yang hampir sama satu sama lain. Sementara di sisi lain, dunia Dishonored jauh lebih “kaya” dan menawarkan atmosfer Steampunk yang cukup kuat. Kelas sosial tinggi yang hadir di pesta dengan pakaian-pakaian super unik dan menyeramkan di saat yang sama, sekaligus robot robot penjaga yang masif dan “gila” menjadikan Dishonored lebih menggugah.
Dishonored (4) vs Thief (2)
Epicness
![]() |
![]() |
Pada akhirnya, elemen terbesar yang seringkali mempengaruhi seberapa besar sebuah game pantas untuk dimainkan, adalah kemampuannya untuk menawarkan pengalaman yang jauh lebih menguggah atau bahkan menarik emosi Anda hingga ke level tertinggi atau terendah. Lewat serangkaian cerita, dramatisasi, aksi, atau pilihan-pilihan moral yang ada, game mulai didesain untuk membangun level epicness-nya sendiri. Di antara kedua game ini, Dishonored sekali lagi, jauh lebih berhasil menawarkan hal tersebut. Mengapa? Kita tidak hanya membicarakan desain dunia, kebebasan, dan varian tantangan yang jauh lebih menarik, tetapi juga fakta ia adalah game dengan pace yang cepat terlepas dari gaya stealth yang menjadi fokus. Anda akan senantiasa bergerak dari satu aksi ke aksi yang lain sembari menimbang alternatif solusi paling efektif dalam waktu sesingkat mungkin. Sementara Thief? Permainan berjalan sangat lambat, terukur, tanpa momen yang akan membuat Anda terpesona dan jatuh cinta. Begitu datar, pace game yang begitu lambat ini bahkan cukup untuk membuat Anda melupakan cerita atau apa yang sudah Anda lakukan 45 menit yang lalu. Bagaimana caranya meninggalkan sebuah kesan yang memorable, jika ia bahkan tidak bisa membuat Anda mengingat cerita seperti apa yang baru Anda lalui.
Dishonored (5) vs Thief (2)
And The Winner is: Dishonored
![]() |
![]() |
Terlepas dari gaya yang hampir serupa satu sama lain, menjadi sebuah berita yang sangat melegakan, bahwa baik Bethesda maupun Eidos Montreal ternyata menawarkan dua buah game dengan daya tarik yang berbeda satu sama lain. Menjadikan stealth sebagai basis gameplay yang paling utama, secara keseluruhan, Dishonored memang menjadi proyek yang jauh lebih mudah dinikmati. Kita tidak hanya sekedar membicarakan desain dunia dan karakter dengan visual Steampunk yang kentara, atau kualitas audio yang masih bisa ditolerir, tetapi juga fakta bahwa ia menawarkan kebebasan yang hampir absolut untuk membantu Anda menentukan gaya gameplay Anda sendiri. Dengan segudang kemampuan magis Corvo dan beragam hal yang bisa ia lakukan, Anda bisa bermain agresif atau pure stealth, dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri. Sementara Thief gagal karena sensasi yang sangat tertutup. Ketika Anda berharap bisa beraksi seperti pencuri yang mampu melakukan parkour dari satu atap ke atap lainnya dengan bebas, Anda baru menyadari bahwa Garrett ternyata tidak bisa melompat secara bebas dan membutuhkan landmark tersendiri untuk mengakses hal tersebut. Walaupun untuk game teranyar, kemampuan visual tata cahayanya pantas untuk diacungi jempol.
Jika Anda termasuk gamer yang pernah memainkan kedua game ini, jangan ragu untuk memberikan komentar jika Anda merasa bahwa penilaian di atas kurang objektif dan ada indikator yang tidak berimbang. Apalagi jika Anda merasa bahwa Thief tampil lebih baik daripada Dishonored. Tidak ada yang lebih menarik bagi seorang gamer selain bertukar sudut pandang ketika menikmati karya besar di industri ini. Feel free to commend and share your opinion!