Review Transformers – Rise of the Dark Spark: Hambar!
Kesimpulan

Perbandingan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, ketika developer baru berusaha mengambil alih franchise matang yang sudah tumbuh besar di bawah tanggung jawab developer yang lain. Dan seperti biasanya, hal ini lebih sering berujung pada kekecewaan. Sensasi sama yang mungkin sempat Anda rasakan ketika beralih dari Batman: Arkham City ke Batman: Arkham Origins mungkin menjadi sensasi yang sama untuk menggambarkan apa yang tengah terjadi dengan Transformers: Rise of The Dark Spark ini. Game ini terkesan dibuat malas-malasan dan dikejar habis-habisan untuk sekedar menyelesaikan tenggat waktu rilis bersama dengan versi filmnya – Transformers: Age of Extinction. Selain sensasi gameplay di Cybertron yang masih bisa dinikmati di beberapa titik, apalagi ketika Anda berperan sebagai Jetfire, hampir sebagian besar elemen Transformers: Rise of the Dark Spark adalah mimpi buruk tersendiri.
Tidak perlu menunggu lama untuk merasa kecewa. Sejak pertama kali melihatnya, Anda bisa melihat sisi visual yang tidak mengalami perbaikan signifikan dari Fall of Cybertron, dengan begitu banyak aset yang kembali digunakan ulang dan beberapa tekstur yang membuatnya tidak pantas untuk dirilis di PS 4 dan Xbox One, apalagi dengan terpaan game yang mati-matian mengoptimalkan platform generasi terbaru tersebut. Selanjutnya? Lebih banyak kekecewaan dari pengalaman gaming yang begitu datar. Tidak ada dramatisasi yang memadai, konflik sebagai bumbu plot yang paling efektif, atau sekedar klimaks yang cukup untuk membuat Anda jatuh cinta di dua seri sebelumnya. Secara garis besar, Transformers: Rise of the Dark Spark melenceng jauh dari ekspektasi atau bahkan bisa disebut, menghancurkannya.
Menyedihkan memang, melihat sebuah franchise yang sudah tumbuh begitu baik dan luar biasa ternyata harus luluh lantak karena keserekahan sang publisher sendiri, dalam hal ini – Activision. Sangat sulit untuk berpikir positif ketika melihat Transformers: Rise of the Dark Spark, selain sebagai proyek terburu-buru yang memang dikejar untuk memastikan momen rilis film yang tidak terlewatkan. Dan seperti mentalitas di belakang proses pengembangan ini jugalah, kualitas tersebut hadir. Dinikmati sebagai sebuah game third person shooter standar? Mungkin. Dinikmati oleh Anda yang sudah menjajal War for Cybertron dan Fall of Cybertron? Mustahil.
Kelebihan

- Setting Cybertron yang tetap ciamik
- Gameplay sebagai Jetfire yang fun
- Kesempatan memilih senjata favorit untuk terus digunakan
Kekurangan

- Kualitas visual yang tidak memukau
- AI yang terlalu mudah
- Plot klise
- Karakter yang tidak kuat
- Minim dramatisasi
- Beberapa desain musuh yang terasa absurd
Cocok untuk gamer: yang belum pernah mencicipi War for Cybertron atau Fall of Cybertron sebelumnya
Tidak cocok untuk gamer: yang mencintai dua seri sebelumnya dan mengharapkan sensasi atau pengalaman yang serupa