Menjajal Destiny BETA: Kesan Pertama yang Menggoda!
Pada Dasarnya, Sebuah MMOFPS!

Keberatan, reaksi ini sempat dilontarkan oleh tidak sedikit gamer yang menantikan Destiny setelah kepastian bahwa ia menuntut koneksi internet secara konsisten untuk dimainkan. Ini tentu saja bertolak belakang dengan klaim Bungie dan Activision sebelumnya yang sempat membicarakan kemungkinan bahwa game ini dapat diselesaikan sendiri tanpa dukungan pemain yang lain. Pernyataan seperti ini tentu saja mengesankan bahwa Destiny adalah sebuah game FPS single player layaknya Borderlands atau Call of Duty, mungkin. Namun dari versi Beta yang dirilis ini, sangat tidak berlebihan untuk lebih mengkategorikan Destiny lebih sebagai sebuah game MMOFPS daripada single player. Mengapa? Kita akan membahasnya lebih dalam.


Memulai Destiny, Anda akan diminta untuk menciptakan karakter unik Anda sendiri, yang tentu saja terbagi lewat kelas dan ras yang berbeda. Kelas yang terbagi menjadi tiga: Titan, Hunter, dan Warlock masing-masing hadir dengan gaya bermain dan pilihan skill yang berbeda satu sama lain. Modifikasi untuk wajah atau tubuh karakternya sendiri tidak sebebas game-game MMO yang selama ini mungkin Anda temukan, hanya sekedar memilih satu dari beragam preset yang ada, sekaligus beberapa modifikasi warna untuk personalisasi yang lebih efektif. Berangkat dari halaman utama ini, Anda akan siap untuk berpetualang di luasnya tata surya sebagai anggota The Guardian terbaru. Tentu saja dipandu oleh sebuah drone kecil bernama Ghost yang suaranya diisi oleh Peter Dinklage, yang juga dikenal lewat peran ikoniknya sebagai Tyrion Lannister di Game of Thrones.


Mirip dengan Borderlands, ini mungkin kata pertama yang seringkali dilontarkan oleh gamer ketika Bungie Studios memperlihatkan gameplay Destiny untuk pertama kalinya ke dunia. Benar saja, integrasi dua genre yang berbeda – FPS dan RPG untuk Destiny memang menghasilkan mekanik gameplay yang serupa. Anda akan menyerang dengan menggunakan senjata utama Anda dari kacamata orang pertama seperti layaknya game FPS, lengkap dengan sedikit recoil dan limitasi peluru yang bisa diakses. Selain senjata utama, setiap karakter juga akan diperkuat dengan satu senjata spesial berdasarkan kelas dan satu senjata berat yang destruktif. Sementara di sisi RPG, selain sistem damage yang diproyeksikan dengan angka, karakter Anda juga bisa mengalami kenaikan level dan mengakses variasi skill baru. Variasi equipment yang bisa diusung juga ditawarkan dalam jumlah yang cukup banyak, walaupun tidak bisa menandingi jumlah loot dari Borderlands. Anda juga bisa berubah menjadi kelas spesifik yang lebih kuat, namun sayangnya konten tersebut masih dibatasi di versi beta ini.


Satu yang menarik adalah fakta bahwa perjalanan Anda untuk menyusuri tata surya ternyata terbagi ke dalam misi-misi kecil dan bukannya satu petualangan besar yang meminta Anda untuk secara konsisten bergerak dan mengeksplorasi beragam wilayah baru. Apa maksudnya? Bahwa beberapa misi di versi beta ini secara konsisten meminta Anda untuk mengulang satu wilayah yang sama, namun dengan objektif yang baru. Seiring dengan semakin seringnya Anda menjalankan misi-misi ini, Anda akan terus bertemu dengan landscape yang sama dan mengembangkan perasaan familiar dengannya. Walaupun secara konsisten dihadapkan pada area baru untuk mengeksekusi misi, namun tidak terasa signifikan. Satu-satunya cara untuk menikmati landscape yang benar-benar baru hanyalah bergerak menuju ke planet atau bulan yang baru, menyelesaikan serangkaian misi baru yang muncul di sana.
Sayangnya, terlepas dari klaim bahwa Destiny akan memungkinkan Anda untuk memiliki pesawat luar angkasa untuk mengeksplorasi semesta, versi beta ini memperlihatkan bahwa opsi ini masih sebatas kosmetik dan berhubungan langsung dengan cerita yang ditawarkan. Posisi pesawat yang muncul setiap kali Anda memutuskan untuk berangkat ke orbit ini hanya memberikan gambaran bahwa Anda siap untuk melakukan perjalanan ke area lain, tanpa ada kesempatan untuk mengendalikan pesawat ini sendiri. Sejauh ini, satu-satunya kendaraan yang bisa Anda kendalikan hanyalah Bike, sebuah hoverbike yang bisa Anda summon dalam peta untuk bergerak super cepat ke tempat yang Anda inginkan, tanpa kemampuan serang sama sekali. Ia sekedar sebuah alat transportasi tanpa senjata.


Dari semua hal yang kami buka di atas, sebagian besar dari Anda mungkin langsung menyimpulkan bahwa Destiny memenuhi semua kriteria untuk sebuah game FPS single player. Lantas mengapa ia membutuhkan koneksi internet secara konsisten? Karena pada dasarnya, ia pantas disebut sebagai sebuah game MMOFPS. Dengan membuka profile Anda ke public, Anda bisa bertemu dengan pemain lain ketika menjalani misi yang ada, secara langsung dan acak. Bukan sesuatu yang mengherankan jika Anda bisa melihatnya tengah bertempur dengan monster lain di area di depan Anda, dan Anda bisa langsung memutuskan untuk ikut membantu atau tidak, atau lebih memilih sibuk menyelesaikan misi Anda sendiri.


Anda juga bisa membangun tim bersama yang disebut Fireteam dengan mekanisme yang cukup mudah dengan player yang baru Anda temui. Game ini memang memfasilitasi permainan secara solo, namun akan lebih maksimal jika dinikmati bersama dengan player yang lain. Apalagi misi-misi kooperatif seperti Devil’s Lair yang ada di masa beta menunjukkan tingkat kesulitan yang tidak bisa dipandang sebelah mata dan mustahil untuk ditaklukkan sendiri. Menariknya lagi? Fireteam Anda punya kemungkinan bertemu dengan Fireteam lain dan bertempur bersama, melawan musuh yang jauh lebih besar dan mematikan. Saling bahu-membahu dengan orang asing yang belum pernah Anda temui di dunia nyata sebelumnya adalah sensasi Destiny yang sebenarnya. Tingkat kesulitan yang ditawarkan, terutama dari boss-boss yang ada, menuntut kerjasama yang solid.

Namun sayangnya, tuntutan ini berujung pada masalah lain yang cukup disayangkan. Destiny akan secara otomatis menendang Anda keluar dari permainan begitu menemukan bahwa koneksi internet yang Anda milik tidak lagi memadamai atau tewas total. Berita buruknya? Mereka mungkin menyimpan jumlah exp atau equipment yang berhasil Anda peroleh, namun tidak data perjalanan Anda sebelum koneksi internet Anda bermasalah. Hasilnya? Anda harus mengulang misi tersebut dari awal, menjalankan semua objektif tersebut kembali hingga misi secara resmi dinyatakan berakhir. Bayangkan mimpi buruk seperti apa yang harus dilalui gamer dengan koneksi internet yang tidak stabil. Anda bisa terjebak di satu misi yang sama, sampai internet Anda cukup stabil membawa Anda hingga akhir misi.
PvP Sebagai Misi Terpisah

Ketika pertama kali diperkenalkan kepada publik, konsep multiplayer yang dibicarakan Bungie memang sedikit terhitung ambigu, mengisyaratkan bahwa besar kemungkinan bahwa mode multiplayer kooperatif dan kompetitif mungkin akan terlebur dalam satu arena yang sama. Ini berarti, ketika Anda terhubung dengan satu Fireteam, Anda bisa memutuskan untuk ikut bergabung dengan Fireteam lain atau menyerang dan mengambil resource yang mereka dapatkan. Namun kehadiran versi beta ini sekaligus menjadi konfirmasi bahwa bukan konsep seperti ini yang diusung oleh Destiny. Multiplayer memang lebih diarahkan untuk mode kooperatif, sementara mode kompetitif ditawarkan sebagai sebuah mode yang berbeda. PvP dipisah menjadi format tersendiri.
Disebut sebagai Crucible, mode kompetitif yang diperlihatkan sebagai planet terpisah ini akan membawa Anda pada mode pertempuran antara dua tim beranggotakan 6 orang. Sejauh ini, mode yang tersedia hanyalah Control – sebuah mode kombinasi antara Domination dan Team Deathmatch yang mungkin terasa familiar bagi sebagian besar dari Anda yang sudah mencicipi franchise game FPS yang lain. Anda hanya harus bertempur memperebutkan wilayah yang ada dan memastikan jumlah poin yang meningkat secara signifikan. Tim dengan point yang mencapai level tertentu akan dipilih sebagai pemenang.




Lantas, jika mode familiar seperti ini yang ditawarkan, apa yang membuat mode kompetitif Destiny ini tampil berbeda? Ada banyak hal yang membuat Crucible ini menarik. Pertama, adalah fakta bahwa Anda bisa membawa semua reward status yang Anda dapatkan dalam pertempuran ke mode petualangan utama, termasuk jumlah uang dan presentase experience yang berhasil disimpulkan. Hal ini secara membuat kedua mode ini – kooperatif dan kompetitif ini terintegrasi dengan baik. Keunikan yang lain? Bahwa Anda benar-benar membawa karakter utama Anda dalam pertempuran, ini berarti Anda akan bertempur dengan senjata, armor, dan pilihan skill yang Anda pilih sendiri di mode cerita. Di sisi lain, ammo untuk senjata spesial dan berat menjadi komoditas langka yang harus diperebutkan.

Keberanian untuk mengusung sistem kompetitif FPS dimana Anda bertempur menggunakan karakter unik Anda sendiri tentu saja menjadi hal yang pantas untuk diacungi jempol dari Bungie Studios. Apa pasal? Karena ini berarti, Bungie dituntut untuk mengembangkan variasi senjata yang seimbang satu sama lain, terlepas seberapa langkanya senjata yang akan digunakan. Akan menghancurkan mode yang satu ini, jika misalnya, salah satu player mendapatkan senjata atau armor yang terlalu overpowered dan mustahil untuk ditundukkan. Butuh ekstra kerja keras untuk memastikan hal ini tidak terjadi.