Review Hyrule Warriors: Lebih Condong ke Dynasty Warriors!
Tidak Sepenuhnya Dynasty Warriors!

Dengan menjadikan Musou sebagai genre utama, maka Anda bisa mengekspektasi bahwa Hyrule Warriors ini akan jatuh pada mekanik gameplay dasar yang sama dengan seri-seri Dynasty Warriors yang membanjiri pasaran selama ini. Dan benar saja, hal inilah yang dominan Anda dapatkan. Berperan sebagai karakter yang kekuatan yang overpowered, Anda akan berhadapan dengan ribuan pasukan kegelapan milik Cia yang membanjiri Hyrule di semua dimensi. Pertarungan berjalan super sederhana dan hampir tanpa tantangan.


Seperti halnya mekanik di Dynasty Warriors, setiap karakter yang Anda gunakan di Hyrule Warriors akan mengusung dua jenis serangan – biasa dan kuat yang juga bisa dikombinasikan untuk menghasilkan serangan akhir yang lebih kuat. Diwarnai dengan efek-efek yang lebih destruktif, serangan penutup kombinasi ini biasanya ditujukan untuk menghasilkan efek serangan area yang mampu mengakhiri hidup puluhan pasukan musuh sekaligus. Sebuah bar serangan spesial juga akan secara berkala penuh dan bisa diakses untuk mengakses serangan spesial sinematik yang bahkan mampu menghadirkan damage lebih masif lagi. Secara garis besar, ini menjadi mekanik yang akan terasa sangat familiar untuk mereka yang sempat mencicipi Dynasty Warriors di masa lalu. Sebuah mekanik yang sangat mudah dikuasai.


Hal yang sama juga terjadi di jenis misi yang akan Anda temukan di sepanjang perjalanan, terlepas dari mode apa yang akan Anda pilih. Ditempatkan di dalam sebuah peta terbuka yang dengan jelas memberikan indikator kemana Anda harus pergi untuk mencapai progress dalam map dan peta kekuatan musuh dan kawan, sebagian besar waktu Anda akan dihabiskan dengan tiga aktivitas utama: membunuh musuh membabi buta, berlari kesana dan kemari, serta menguasai kembali area yang sempat jatuh ke tangan musuh. Cara menguasainya juga cukup mudah. Anda hanya tinggal membantai musuh hingga batas tertentu, mengalahkan kapten mereka, dan voila! Anda menguasai bagian markas tertentu yang terkadang, menawarkan buff tersendiri dalam jalannya pertempuran. Namun tentu saja, Hyrule Warriors bukanlah sebuah game open world. Anda tidak akan bisa mengakses beberapa area utama hingga cerita memungkinkan Anda untuk melakukan hal tersebut.
Dengan semua sensasi yang boleh dibilang, menyadur mentah dari Dynasty Warriors, apakah ini berarti Hyrule Warriors hadir tanpa identitas unik? Apakah ia hanya sekedar “skin” Dynasty Warriors yang berbeda? Ini tentu menjadi pertanyaan utama sebagian besar dari Anda yang tengah membaca review ini. Jika harus mengambil kesimpulan, Hyrule Warriors terhitung berhasil membawa identitasnya sendiri, identitas Legend of Zelda ke dalam sebuah game yang terasosiasi sangat kuat dengan Dynasty Warriors. Tentu saja, tidak hanya dari sekedar lusinan karakter ikonik dari franchise ini yang bisa Anda gunakan di sepanjang permainan atau cerita yang diusung, tetapi lebih dari itu. Kita tengah membicarakan mekanik gameplay yang ada.



Salah satu yang paling kentara, adalah kesempatan untuk memilih dan menggunakan item yang bisa Anda sebut sebagai “secondary weapon” untuk membantu Anda melewati pertempuran yang ada, yang kesemuanya memang khas seri Legend of Zelda. Potion, grapling hook, panah, bomb, hingga boomerang menjadi senjata kedua yang bisa Anda akses. Namun kekuatan identitas Legend of Zelda di Hyrule Warriors justru muncul dari desain musuh yang ditawarkan. Anda yang sempat mencicipi Zelda di semua seri tentu mengerti bahwa sebagian besar Boss yang menghalangi jalan Anda, harus dikalahkan dengan metode tertentu dan bukan sekedar menyerang membabi buta. Sensasi inilah yang dipertahankan di Hyrule Warriors ini. Sebagian besar musuh yang Anda hadapi, apalagi monster-monster berukuran masif, harus dilemahkan dan ditundukkan lewat runtut aksi tertentu. Secondary weapon yang Anda gunakan juga terkadang memainkan peran penting. Seperti tanaman pemakan manusia – Deku Baba, misalnya. Menciptakan racun area yang menghalangi Anda masuk ke area tertentu, Deku Baba hanya bisa ditundukkan dengan menggunakan panah.

Walaupun masih menawarkan sedikit sensasi Legend of Zelda, namun harus diakui Hyrule Warriors lebih didominasi oleh elemen Dynasty Warriors di dalamnya. Pada akhirnya, daripada sebuah game Zelda yang membawa Anda pada petualangan epik klasik dengan rintangan yang butuh strategi tertentu untuk diselesaikan, Hyrule Warriors menjadi sarana untuk sekedar bersenang-senang. Itupun jika Anda termasuk gamer yang cukup punya toleransi tinggi terhadap konten dan gameplay yang repetitif.
Segudang Hal yang Bisa Anda Lakukan

Jika ada satu hal yang pantas diacungi jempol dari Hyrule Warriors, adalah waktu gameplay yang bisa Anda “peras” darinya, apalagi jika Anda termasuk gamer yang tidak terlalu bermasalah dengan gameplay repetitif atau merupakan fans berat dari franchise Legend of Zelda itu sendiri. Seperti yang bisa diprediksi, ada banyak hal yang akan tetap menarik Anda duduk di depan televisi dan secara konstan membunuh ribuan pasukan kegelapan, dengan kombinasi serangan yang boleh terbilang, itu-itu saja. Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan terlepas dari mekanik dasar yang memang tidak akan lagi banyak mengalami perubahan.
Kita bisa membicarakan beragam mode yang ditawarkan sejak awal. Ada Legend Mode untuk Anda yang ingin mengeksplorasi cerita yang ditawarkan Hyrule Warrios, Free Mode untuk Anda yang sekedar ingin bersenang-senang, Adventure Mode yang menyuntikkan sedikit cita rasa Zelda klasik lewat objektif misi dan reward yang menggoda, hingga Challenge Mode yang akan menjadi penyegar dari mekanik Musou standar dengan ekstra tantangan yang harus Anda lewati. Satu mode saja sudah bisa memakan waktu bermain Anda cukup banyak. Berusaha menyelesaikan setiap dari mereka? Anda bahkan bisa saja melewatkan game-game menarik di bulan Oktober dan November 2014 ini demi satu misi – kesempurnaan.




Tidak hanya sekedar mode yang bisa akses, Anda juga bisa mengumpulkan begitu banyak item dan equipment di dalam permainan. Anda bisa mendapatkan senjata yang lebih kuat untuk karakter yang tengah Anda gunakan, mengakses varian senjata dan serangan baru, mengumpulkan uang untuk memperkuat karakter atau membuka buff skill dan kombinasi serangan yang lebih mematikan, hingga sekedar menyempurnakan collectibles yang bisa Anda kumpulkan. Dengan begitu banyak misi yang bisa Anda lakukan, collectibles yang bisa Anda kumpulkan, senjata yang bisa Anda koleksi, dan hati yang bisa Anda kumpulkan untuk memperkuat karakter yang ada, Hyrule Warriors menyediakan lebih dari cukup konten untuk terus membuat Anda sibuk dan kembali. Ingat, jika Anda memang sudah mencintai seri ini sejak awal.

Namun apakah konten ini cukup untuk membuat Anda yang benci dengan gameplay repetitif untuk terus kembali? Anda mungkin akan menyelesaikan mode Legend yang ada untuk mendapatkan experience Hyrule Warriors di sisi cerita, mencoba beberapa mode lain, dan berhenti. Ada satu kelemahan lain yang sebenarnya menyumbang rasa monoton ini. Terlepas dari musik keren Legend of Zelda yang disematkan di dalam game ini, Hyrule Warrios tidak memiliki voice acts yang memadai. Sebagian karakter yang muncul hadir sebagai karakter bisu yang cuman bisa mengekspresikan tiga kata: Ah, Eh, Uh, yang ditemani teks panjang dan mulut karakter yang terus terbuka dan mencuap. Mengapa bisa berujung menjadi seperti ini? Tanggung jawab ada di tangan Omega Force. Seperti Anda, kami juga bertanya-tanya.