Review Dragon Age – Inquisition: Pengalaman RPG Super Epik!

Reading time:
November 24, 2014

Kesimpulan

Dragon Age™: Inquisition_20141123020323
Kualitas visual, konten, mekanik, musik, hingga serangkaian fitur baru yang ia suntikkan membuat puluhan jam permainan terasa berlalu begitu mudah dengan kenikmatan yang terjamin. Ia adalah sebuah RPG epik yang luar biasa!

Sebuah penebusan kesalahan yang berakhir manis, pujian tertinggi memang pantas dilayangkan kepada Bioware yang berhasil menjadikan Dragon Age: Inqusitions sebagai salah satu game RPG Barat terbaik di kelasnya. Mengambil semua hal positif dari Dragon Age: Origins, meramunya dengan dunia luas dan imersif ala Skyrim, menyuntikkannya dengan segudang side quest yang cukup untuk mengalihkan perhatian Anda dari misi utama, kesempatan untuk melakukan proses crafting, dan tentu saja – berburu naga menjanjikan sebuah pengalaman RPG yang super epik. Begitu banyak konten yang untuk Anda nikmati dan cerna. Bagian terbaiknya? Tidak hanya sekedar menjadikannya sebagai julukan “kosmetik” semata, Anda benar-benar akan merasakan peran sebagai seorang Inquisitor – membangun pasukan, menentukan nasib Thedas, hingga mengadili mereka yang melakukan kejahatan besar untuknya. Diperkuat dengan visualisasi Frostbite Engine 3.0 dan desain dunia serta karakter yang luar biasa indah, jatuh cinta adalah reaksi yang sangat normal.

Walaupun demikian, ada beberapa catatan ekstra yang pantas untuk diperhatikan dari Dragon Age: Inquisition ini tentu saja. Salah satu keluhan terbesar kami adalah sistem kontrol yang tidak intuitif di versi konsol. Sangat dimengerti bahwa dengan segudang shortcut skill yang harus dijadikan fokus di tengah jumlah tombol kontroler konsol yang terbatas, Bioware memang tidak punya alternatif lain untuk menjadikan tombol “X” (PS4) untuk melakukan semua hal – dari melompat, looting, membuka pintu, atau mengaktifkan sesuatu. Tombol ini jadi mimpi buruk ketika semua elemen ini ternyata berdekatan satu sama lain. Skenario yang pernah kami hadapi sendiri? Di tengah pertempuran melawan lawan, di tengah sebuah proyektil api yang tengah mendekat, kami memutuskan untuk menekan tombol lompat untuk menghindar. Namun alih-alih melompat, karakter kami justru melakukan looting sisa monster lain yang berada di dalam jarak dekat. Hasilnya? Bisa diprediksi, kami tewas bodoh. Masalah lain yang masih harus diperhatikan adalah bug dan glitch yang masih terasa kentara. Kami bahkan sempat berhadapan dengan karakter yang tiba-tiba diam di tengah pembicaraan dan tidak menelurkan opsi apapun. Satu-satunya cara adalah mematikan game dan mengulang skenario itu kembali. Untungnya, proses auto save sangat membantu dan memastikan Anda tidak mengulang dari jauh.

Namun dari semua kekurangan tersebut, Dragon Age: Inquisition adalah sebuah game RPG Barat yang harus Anda jajal. Kualitas visual, konten, mekanik, musik, hingga serangkaian fitur baru yang ia suntikkan membuat puluhan jam permainan terasa berlalu begitu mudah dengan kenikmatan yang terjamin. Ia adalah sebuah RPG epik yang luar biasa!

Kelebihan

Morrigan!! Hhnggg..
Morrigan!! Hhnggg..
  • Desain dunia yang indah
  • Peran sebagai Inquisitor yang direpresentasikan sangat baik
  • Mekanik action RPG yang tetap seru
  • Pilihan dengan beragam konsekuensi
  • Musik yang membuat atmosfer kian epik
  • Dragons!
  • Morrigan!!
  • Mode multiplayer yang bisa dimaksimalkan untuk menghabiskan wkatu
  • Sistem crafting yang menarik
  • Tactical Mode

Kekurangan

Tombol looting, aksi, dan lompat di tempat yang sama? Mimpi buruk.
Tombol looting, aksi, dan lompat di tempat yang sama? Mimpi buruk.
  • Bug dan Glitch yang masih ditemukan di sana-sini
  • Mekanisme kontrol kurang intuitif di konsol

Cocok untuk gamer: pencinta Dragon Age – Origins, penikmat RPG Barat dengan ekstra pilihan dan konsekuensi

Tidak cocok untuk gamer: yang lebih menggemari Dragon Age 2, penikmat RPG Jepang yang butuh gameplay linear

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…
March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…