JagatPlay NgeRacau: Hal yang Dipelajari Gamer Dari 2014!

Reading time:
January 12, 2015

Mulai Nabung buat PC Lebih Imba

pc gaming

Menangis atau tertawa, gamer PC di tahun 2014 kayaknya harus berhadapan sama dilema tersendiri. Tertawa bahagia tentu sudah pasti, apalagi ngelihat banyak game-game eksklusif konsol di masa lalu yang akhirnya mampir di platform ini. Tapi lebih bahagia lagi nemuin banyak game-game racikan terbaru sekarang udah enggak menahan diri buat tampil habis-habisan. Beda dengan era Xbox 360 dan Playstation 3 dimana developer kudu batasin tampilan visual atau konten buat mastiin itu game bisa jalan di platform yang usianya udah usang, tahun 2014 bisa dibilang jadi permulaan untuk mulai lompat ke generasi terbaru dengan game-game yang visualnya memang cakep abis. Menangis? Karena buat mastiin itu pengalaman maksimal, ada pengorbanan yang harus ditempuh. Pengorbanan buat mastiin rig yang dimiliki memang mampu ngejalanin setiap game yang keluar.

RAM 8 GB, HDD 50 GB, permintaan prosesor dan GPU yang makin tinggi, gamer PC enggak punya lagi pilihan lain – selain nabung dan mulai upgrade rig andalan mereka tahun ini, apalagi yang sudah bertahan at least 2-3 tahun yang  lalu. Tahun 2015 bakalan lebih gila, dengan jumlah game yang butuh requirements tinggi yang makin merajalela. Sebuah PC dengan spesifikasi dan performa yang imbalance  jadi sesuatu yang harus ada. Berita yang lebih buruk lagi? Terlepas dari semua rilis multiplatform yang kini udah pasti ada nama “PC” di dalamnya, enggak bisa dipastikan juga berapa banyak publisher yang memang mati-matian berjuang buat mastiiin versi PC-nya hadir dengan optimasi terbaik. Game dengan konsep open world, lebih banyak AI, engine cakep jadi rintangan yang kudu dilompatin sama gamer PC. Jangan sampai tahun 2015 yang seharusnya fun ini justru lebih banyak dihiasi dengan aksi meratapi nasib. Enggak muak main game di setting mentok kiri?

Pertimbangin versi Original

dragon age

Oke, kita enggak mau jadi orang sok suci yang nyalahin pembajakan dan menyanjung kelompok game original setinggi-tingginya. Gua sangat mengerti kalau ada banyak faktor yang akhirnya membuat kita enggak bisa nikmati game original dan “terpaksa” ngebajak. Namun kalau ada satu hal yang perlu diperhatiin oleh gamer bajakan, adalah kebutuhan untuk mulai ngebiasaiin diri buat at least nabung dan ngumpulin budget tertentu untuk game-game original di tahun 2015. Apa pasal? Karena developer dan publisher sendiri enggak tinggal diam dan mereka akan berusaha buat mastiin kita semua buat beli game original. Dua yang cukup efektif? Multiplayer based gameplay dan tentu saja, sistem anti bajakan yang baru.

Tahun 2014 kemarin jadi tahun yang unik buat game-game yang ngejadiin multiplayer online sebagai basis gameplay. Game-game kayak Destiny, Titanfall, dan The Crew enggak ngasih opsi apapun untuk bisa dinikmatin pakai versi bajakan dan mastiin kalau satu-satunya cara buat maininin ini game adalah dengan beli versi originalnya. Di tahun 2015 juga enggak beda. Game-game macam Evolve, Rainbow Six: Siege, ama The Division cuman sedikit dari beberapa proyek yang ngeharusin versi originalnya buat dimainin.

Akan ada banyak developer yang nempuh cara serupa di masa depan karena efektivitasnya yang memang enggak bisa dipungkirin. Salah satu metode lain udah pasti ngelahirin sistem anti-bajakan yang lebih efektif. Oke, sistem anti bajakan udah pasti bobol, karena kerja sebuah korporat udah pasti enggak bisa ngalahin otak kerja komunal yang semuanya berjuang buat mecahin celah keamanan yang ada. Tapi satu hal, enggak ada yang bisa mastiin kalau sistem anti bajakan ala Denuvo di 2015 mendatang enggak akan datang dengan sistem proteksi yang lebih sempurna dan makin susah dibobol. Kalau enggak berkeberatan untuk nunggu 3-6 bulan setelah rilis untuk nikmatin sebuah game sih gara-gara bajakan sih silakan-silakan aja. Tapi buat yang benci spoiler dan pengen mainin game secepat mungkin, mulai nabung. Kalau kata lagu anak-anak sih, “Bambingbung yok kita nabung.. Tangtingtung yok kita nyolong..” Eh…

Dan…

2015!!
2015!!

Enggak ada yang lebih gua harapin pribadi di tahun 2015 ini selain nemuin iklim industri game yang jauh lebih sehat dan mudah dipercaya, terutama dari kacamata kita – gamer sebagai calon konsumen utama. Agak menyedihkan kalau di tahun 2014 kemarin kita dibombardir dengan satu kebohongan ke kebohongan lain, yang semuanya menghasilkan kekecewaan. Tapi harus diingat, kita bukan kedelai..eh keledai..eh kedelai..eh keledai.. pokoknya itulah, yang bisa jatuh ke lubang yang sama dua kali. Kita adalah manusia yang seharusnya bisa belajar banyak dari kesalahan dan tumbuh bijaksana dari sana. Kita adalah konsumen, kita adalah raja. Kita yang punya suara paling lantang untuk menentukan arah industri game bergerak lewat dompet kita sebagai ujung tombak. Kita yang menentukan kebijakan dan langkah seperti apa yang kita mau terus ada di industri game, dan mana pula yang kita harap tidak pernah lagi menampakkan dirinya di masa depan. Tidak ada saat yang lebih tepat untuk memulai, selain tahun 2015 ini.

Kita bakalan masih banyak ketemu dengan game-game overhype, gamer-gamer yang masih gencar buat ngelakuin proses pre-order, gamer-gamer bajakan yang mesti terus nanya di internet “Kok Evolve bajakan belum keluar sih min?”, dan gamer PC yang masih harus terus meratap dengan setting mentok kiri di framerate bawah 30. Namun semuanya sangat bergantung pada seberapa signifikan kita berubah. Tidak harus dari keseluruhan gamer, tidak harus dari identitas kita sebagai komunitas, tetapi dari kita pribadi secara individu. Sebuah proses yang mesti kita semua jalanin di tahun ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…