Review Assassin’s Creed Chronicles  – China: Beda Rasa!

Reading time:
April 28, 2015
AC Chronicles China jagatplay (1)

Sudah menjadi rahasia umum tampaknya bahwa banyak penggemar Assassin’s Creed yang mendambakan sebuah seri yang menjadikan peradaban klasik Asia Timur sebagai setting utama. Dengan perhatian pada detail yang ditunjukkan oleh Ubisoft untuk setiap seri Assassin’s Creed yang meluncur ke pasaran, sebuah seri yang menjadikan kebudayaan Jepang dengan ninja dan samurai, atau China dengan perang klasiknya yang kolosal tentu jadi nilai jual yang menggoda. Namun sayangnya, kemungkinan bahwa harapan ini akan berakhir menjadi kenyataan tampaknya begitu kecil. Satu-satunya produk dengan pendekatan yang mirip dengan apa yang kita impikan ini? Proyek teranyar dari Climax Studios yang juga sempat juga direncanakan sebagai produk Season Pass untuk AC Unity – Assassin’s Creed Chronicles.

Ia tumbuh sebagai proyek eksperimen, sebuah pemenuhan akan harapan banyak gamer soal setting Assassin’s Creed yang lebih eksotis dan jauh dari daratan Eropa dan Amerika itu sendiri. Namun tidak seperti seri-seri utama AC pada umumnya yang mengambil genre action open world dalam kualitas visualisasi yang luar biasa, Chronicles dipadatkan dalam genre yang lebih sederhana. Sebuah game action platformer yang tetap berusaha mengusung intisari yang sama. Dipadukan dengan visualisasi dua dimensi dengan cita rasa lukisan yang kentara, Chronicles memulai perjalanannya dengan China, di luar dua seri berbeda – India dan Russia yang juga tengah dipersiapkan.

Lantas, apa yang ditawarkan oleh Assassin’s Creed Chronicles – China ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang menawarkan sensasi beda rasa? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!

Plot

Shao Jun bukanlah karakter Assassin baru di semesta franchise Ubisoft ini. Anda yang sempat menikmati Assassin's Creed: Embers mengenalinya sebagai murid Ezio.
Shao Jun bukanlah karakter Assassin baru di semesta franchise Ubisoft ini. Anda yang sempat menikmati Assassin’s Creed: Embers mengenalinya sebagai murid Ezio.

AC Chronicles: China bukanlah rumah debut pertama untuk sosok Shao Jun – sang Assassin wanita dari negeri Tiongkok. Anda yang sempat menikmati kisah akhir hidup sang sosok Assassin legendaris – Ezio di Assasssin’s Creed Embers tentu mengenal sosok Assassin yang satu ini. Shao Jun diceritakan sebagai seorang assassin “pengungsi” yang menimba ilmu yang lebih dalam bersama dengan Ezio. Di akhir cerita, ia diceritakan kembali ke negara asalnya, yang diposisikan sebagai awal dari AC Chronicles: China ini.

Tidak seperti di Eropa yang mulai menemukan kebangkitannnya, Assassin di China hampir hancur berantakan.
Tidak seperti di Eropa yang mulai menemukan kebangkitannnya, Assassin di China hampir hancur berantakan.
Diliuluhlantakkan oleh kelompok Templars - Eight Tigers, Shao Jun berusaha menuntut balas.
Diliuluhlantakkan oleh kelompok Templars – Eight Tigers, Shao Jun berusaha menuntut balas.

Namun kondisi para Assassin di China terhitung mengkhawatirkan. Berbeda dengan belahan dunia lain dimana Assassin masih merepresentasikan perlawanan yang seimbang melawan para Templars, Assassin di China bisa dibilang, sudah hancur berantakan. Perjuangan mereka untuk kebebasan berhasil diredam oleh kelompok Templars – Eight Tigers yang berhasil membunuh banyak dari mereka. Misi utama Shao Jun jelas, membalas dendam dan menghidupkan kembali  Assassin Brotherhood di China. Ia mulai membunuh anggota Eight Tigers satu per satu, sembari berusaha mendapatkan kembali harta karun para Assassin yang sempat jatuh ke tangan mereka.

Mampukah ia melakukannya seorang diri? Tantangan seperti apa yang harus ia hadapi?
Mampukah ia melakukannya seorang diri? Tantangan seperti apa yang harus ia hadapi?

Mampukah Shao Jun berhasil melakukan hal ini? Tantangan seperti apa yang harus ia lewati? Mampukah pada Assassin di China bangkit kembali? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan AC Chronicles: China ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…