Review Until Dawn: Ketika Mati Adalah Pilihan!
Kustomisasi Rasa Takut?

Pernahkah Anda membayangkan sebuah game horror yang beradaptasi pada sumber ketakutan terbesar Anda? Apa yang tidak bisa membuat Anda tidur dan terus teringat di tengah malam menjadi sesuatu yang terus mengejar Anda di game horror yang tengah Anda mainkan? Setidaknya kesan pertama inilah yang meluncur dari Until Dawn. Lupakan sementara sosok Dr. Hill yang ternyata berujung tidak relevan sama sekali dan tidak berkontribusi apapun pada pentingnya cerita Until Dawn itu sendiri, karena harapan tersebut ternyata berakhir palsu.


Sejak awal permainan, di meja Dr. Hill, Anda akan diminta untuk memilih satu di antara dua opsi yang ada, dengan beragam pertanyaan yang berkisar pada sumber ketakutan terbesar Anda, seolah game ini tengah berusaha memahami kondisi psikologis Anda. Apakah Anda lebih takut dengan laba-laba atau kecoak? Apakah Anda lebih takut dengan badut atau orang-orangan sawah? Atau bagaimana sebuah gambar memicu emosi tertentu di dalam tubuh Anda? Dengan begitu banyaknya pertanyaan yang muncul, ada kesan kuat seolah Until Dawn ini berusaha menawarkan pengalaman horror yang lebih maksimal dengan beradaptasi dengan apa yang siap untuk membuat Anda tidak berani memenjamkan mata di kala malam. Sayangnya, pilihan-pilihan ternyata hanya berakhir omong kosong saja.

Terlepas dari pilihan apapun yang Anda ambil, cerita yang Anda lalui di Until Dawn tidak akan terpengaruh sama sekali. Ketakutan Anda yang besar pada orang-orangan sawah, misalnya, tidak lantas akan membuat dandanan sang pembunuh psikopat yang dari awal menggunakan topeng badut, serta-merta berubah menjadi orang-orangan sawah, misalnya. Lantas, untuk apa semua pilihan ini? Sangat mengecewakan, ia hanya berujung pada perubahan atmosfer kantor Dr. Hill yang Anda singgahi setiap kali peralihan chapter cerita saja. Semua ketakutan yang Anda rasakan sebagian besar akan muncul dari begitu banyaknya momen jump scare yang pada awalnya mungkin terasa luar biasa, namun semakin repetitif dan monoton semakin lama Anda memainkannya.
Kesimpulan

Jadi apa yang bisa disimpulkan dari Until Dawn? Sebagai sebuah game interactive story, ia memang pantas untuk diacungi jempol. Di atas tema unik khas film slasher yang boleh dibilang, jarang dieksplorasi di genre ini, Until Dawn menawarkan sesuatu yang terasa menyegarkan dan baru di saat yang sama. Dari sisi gameplay, konsekuensi dari pilihan termasuk kematian, penggunaan DualShock 4 yang inovatif, hingga kesempatan untuk tidak memilih respon ketika dilemparkan ke depan Anda menjadi nilai jual paling utama. Pilihan untuk menyertakan karakter klise khas film slasher juga berujung tidak terlalu mengecewakan dan membuat setiap karakter terasa unik dan punya “nilai jual”-nya tersendiri. Dipadukan dengan kualitas visual memesona dan detail wajah tiap karakter yang dibangun dengan manis, Until Dawn terasa sebagai sebuah judul game baru yang solid. Apalagi dengan semua pilihan tersebut, selalu ada celah replayability yang menarik untuk dieksplorasi.
Bukan berarti Until Dawn datang tanpa kekurangan. Caranya menangani kematian menjadi catatan tersendiri yang sebenarnya masih bisa jauh lebih disempurnakan lagi. Namun, catatan terbesar kami mungkin ada pada jalinan plot yang ia tawarkan. Di awal, ia mengesankan sebuah film slasher dimana Anda berperan sebagai sang korban. Si penulis cerita seolah merasa bahwa ini tidak akan cukup unik dan berbeda dengan kebanyakan proyek serupa di luar, dan berakhir menambahkan satu lapisan demi lapisan untuk cerita Until Dawn sendiri, seolah melebur banyak film horror di dalam satu ruang yang sama. Unik dan membuat penasaran memang, namun di sisi lain, terasa tidak fokus dan begitu dipaksakan dengan semata-mata untuk “Twist” belaka.
Until Dawn menjadi sebuah game eksklusif Playstation 4 yang menarik untuk dimiliki, apalagi jika Anda termasuk gamer yang mencintai atmosfer sebuah film slasher atau horror. Ia juga akan terasa menarik untuk Anda yang suka dengan game yang memberikan keleluasaan bagi Anda untuk merangkai cerita Anda sendiri, lewat respon dan konsekuensi yang bisa timbul darinya. Bagaimana jika Anda termasuk gamer yang penakut dan tidak suka dengan genre horror? Tenang saja, Anda hanya butuh membiasakan diri dengan jump scare yang ada. Jika kami berani mencicipinya, Anda juga pasti bisa.
Kelebihan

- Kualitas visual, terutama detail wajah
- Atmosfer yang memesona
- Penggunaan DualShock 4 yang inovatif
- Fakta bahwa Anda bisa menentukan karakter mana saja yang hidup dan mati
- Plot yang cukup mengundang rasa penasaran
- Replayability tinggi
- Gore yang eksplisit
Kekurangan

- Cara menangani kematian yang dangkal
- Plot yang terasa tidak fokus dan dipaksakan
- Totem yang tidak banyak membantu
- Peran Dr. Hill yang tidak jelas
Cocok untuk gamer: yang senang dengan kebebasan memilih garis cerita sendiri, pencinta film slasher
Tidak cocok untuk gamer: yang sakit jantung karena banyaknya jump scare, tidak senang dengan plot yang tidak masuk akal