Review The Witcher 3 – Hearts of Stone: Kembali Berburu!
Tak Banyak Berbeda!

Hearts of Stone adalah sebuah expansion pack , sebuah konten digital yang disuntikkan untuk memperluas petualangan dari seri originalnya dan bukan untuk menawarkan sesuatu yang jauh berbeda. Pemahaman seperti ini dahulu yang perlu kita ingat. Bahwa hampir menjadi sesuatu yang mustahil untuk mengharapkan sebuah sensasi pengalaman yang berbeda dengan The Witcher 3: Wild Hunt yang selama ini kita kenal. Maka Hearts of Stone adalah proyek yang serupa. Anda masih akan bermain sebagai Geralt yang harus membunuh monster dan manusia dengan sama efektifnya, dengan beragam kekuatan Signs sebagai pendukung, dan tentu saja tingkat kesulitan yang siap untuk mengubah sedikit salah langkah Anda berakhir jadi kematian. Secara esensi, Hearts of Stone tak banyak berbeda selain kesempatan untuk menikmati arc cerita yang baru via sosok Olgried.


Walaupun demikian, bukan berarti ia tidak menyuntikkan sesuatu yang baru sama sekali. Selain quest dan monster baru yang bisa Anda temukan dan tundukkan di sini, Hearts of Stone melemparkan sebuah mekanisme gameplay baru – Enchanting. Sebuah “toko” baru bernama Runewright akan dibuka bersama dengan misi utama baru. Runewright akan mampu menyuntikkan buff baru bernama Runewords dan Glyphwords pada senjata dan armor yang Anda miliki.


Yang membuatnya menarik? Efeknya sendiri berbeda dengan Glyph yang selama ini kita kenal dan hadir dengan buff unik, yang walaupun tak signifikan, tetap menarik untuk dijajal. Hanya bisa disematkan di senjata dan armor dengan tiga socket, Runewords bisa membuat buff senjata yang Anda dapatkan melalui Grinding Stone tak pernah bisa berakhir, atau membuat point Adrenalin Anda berakhir jadi kemampuan regeneration saat dibutuhkan. Buff-nya sendiri unik dan berbeda dari Glyph, namun efeknya tak seberapa signifikan untuk membuat sistem pertarungan The Witcher 3 terasa berbeda secara instan. Lewat Enchanting ini pula, Anda bisa menambahkan ekstra socket di senjata atau armor andalan Anda. Sayangnya, Anda akan sangat bergantung pada uang untuk memanen efek maksimal dari sistem baru ini. Jika di misi lain, kenaikan level karakter Blacksmith didasarkan pada misi sampingan yang harus diselesaikan, level Runewright justru harus “ditebus” dengan uang yang jumlahnya tak sedikit.


Dari desain misi secara keseluruhan, Hearts of Stone sebenarnya tak menawarkan banyak hal baru. Lebih banyak berfokus di Velen, Anda hanya akan menemukan beberapa “tanda tanya” baru di daerah Timur, yang berisikan misi-misi sampingan sederhana yang kembali menuntut Anda untuk menghancurkan sarang monster, menundukkan penjaga harta karun, dan beberapa misi sampingan dengan pilihan di bagian akhir, formula yang serupa dengan yang sudah-sudah. Sementara varian musuh baru yang harus Anda lawan mengalir dari garis cerita utama dan bukannya dari misi sampingan. Kodok raksasa, penjaga makam yang menyeramkan, dan Wraith dengan kemampuan serangan yang berbeda akan terus menyibukkan Anda dan butuh adaptasi strategi yang lebih menuntut. Satu hal yang cukup membuat kami jatuh hati adalah keberanian CD Projekt Red untuk menawarkan varian senjata dengan efek serangan yang lebih berbeda. Ia kini menawarkan varian Witcher Gear baru, senjata yang bisa menyerap damage sebagai health, hingga yang mampu menyimpan kekuatan untuk Strong Attack ketika kombo selesai dieksekusi.


Maka dengan Triss, Yennefer, dan Keira yang sudah bergerak entah kemana, daya tarik seksual Geralt sebagai The Witcher tampaknya mulai bisa disetarakan dengan James Bond dan franchise 007. Bedanya? Ia hanya kini bersenjatakan pedang, Sign, dan tugas untuk memotong kepala monster di seluruh penjuru benua. Dan di Hearts of Stone, giliran Shani – karakter dari The Witcher sebelumnya lah yang menjadi “Geralt’s Girl”. Diceritakan sebagai gadis rupawan, cantik, pintar, dengan hati yang baik, Shani menjadi sumber hubungan romantis baru yang bisa Anda jajal sebagai Geralt jika tertarik, lengkap dengan “konklusi dewasa”-nya sendiri. Sayangnya, bagi kami pribadi, jalinan kisah dan romansa di antara keduanya tak sekompleks dan sehidup kesan yang kami dapatkan dari sosok Yennefer di konten originalnya. Terlepas dari beragam momen lucu dan romantis, kami merasa Shani tampil tak berbeda sebagai “teman tidur” yang tampaknya sudah jadi misi tersendiri bagi para pecinta RPG dengan model seperti ini.

Maka hal-hal baru di ataslah yang ditawarkan CD Projekt untuk The Witcher 3: Hearts of Stone ini. Kekuatannya tidak berasal dari seberapa signifikan perbedaan atau mekanisme baru yang ia tawarkan via expansion pack ini, tetapi ia lebih menjual sisi cerita dan misteri yang kembali dieksekusi dengan manis oleh CD Projekt di Hearts of Stone. Atau jika Anda mudah bosan, Anda selalu punya kesempatan untuk mendadani Geralt dengan ekstra item kosmetik yang bisa didapatkan di sini.
Konten Melebihi Harga

Acungan jempol memang pantas diarahkan pada model bisnis yang ditawarakn CD Projekt untuk The Witcher 3 ini. Ketika punya pintu lebar dan kesempatan untuk mendulang sedikit uang ekstra via DLC kosmetik di beberapa waktu silam, mereka tetap bersikukuh untuk merillis 16 DLC secara cuma-cuma via rilis berkala, termasuk kostum alternatif, misi sampingan, hingga Gwent Card – permainan kartu unik yang ia tawarkan. Model bisnis yang membuat gamer membangun kepercayaan dengan mudah. Kerennya lagi? Mereka menawarkan expansion pack – Hearts of Stone ini dengan harga yang cukup terjangkau. Pertanyaannya tentu saja satu, apakah sepadan?


Kami tanpa ragu menjawab Iya. Untuk sebuah expansion pack yang bisa dinikmati hanya dengan harga tak lebih dari 120.000 Rupiah, Hearts of Stone menawarkan konten yang jauh lebih dari apa yang diharapkan. Walaupun tak menawarkan sesuatu yang berbeda secara signifikan, namun konten ceritanya yang terus mengundang rasa penasaran, beragam misi sampingan, hingga perburuan untuk equipment baru yang lebih kuat akan cukup untuk membuat Anda terus sibuk untuk waktu yang lama. Kami sendiri tak mencatat berapa lama waktu yang kami butuhkan untuk menyelesaikannya, namun secara kasar, kami yakin melebihi belasan jam – lebih dari apa yang diklaim CD Projekt.


Ia juga terasa sepadan karena keseriusan untuk CD Projekt untuk mengembangkannya. Setiap percakapan berisikan voice acts yang tetap hidup, lengkap dengan varian misi utama yang tetap tak sekedar berakhir dengan mencapai titik tertentu, membunuh musuh,dan selesai. Satu misi meminta Anda untuk bersenang-senang di dalam sebuah pesta pernikahan, sementara misi lainnya menuntut Anda membangun tim pencuri Anda sendiri untuk menyelesaikan sebuah misi yang terdengar mustahil. Semua dipadukan dengan misi yang tak hanya menantang dan membawa Anda melawan varian boss baru,tetapi juga menjadi benang merah cerita yang kuat dan cukup emosional. Dedikasi mereka untuk memperluas kisah Geralt in pantas diacungi jempol.