PlayTest: Gaming Dengan ASUS ROG GX700!
Ashes of The Singularity
Ashes of The Singularity sama sekali tidak dapat digolongkan ke dalam kelas yang sama dengan RTS lain, terutama bila menyangkut visualnya. Memang visualnya tidak semewah game RTS lain, misalnya StarCraft 2. Namun, kemampuannya untuk menampung perang berisi ribuan unit di waktu bersamaan adalah kengerian tersendiri untuk sistem gaming. Bukan hanya CPU harus mampu kerja keras, GPU juga terlibat ke dalam kerja paksa tersebut. Sebelum melihat setting apa yang mampu dijalankan oleh notebook ini, berikut spesifikasi minimum untuk memainkannya:
- Prosesor: Intel Quad Core
- Memory: 6 GB RAM
- Graphics Card: NVIDIA GeForce GTX 660 @ 2GB / ATI Radeon R7 360 @ 2GB
- Storage: 13 GB
Melihat tantangan yang jauh berbeda dimensinya dibandingkan game sebelumnya, kami akhirnya memutuskan untuk menggunakan resolusi 1920×1080 dengan setting High. Melalui setting tersebut, kami berharap game ini masih dapat berjalan dengan baik ketika perang besar terjadi dan di saat bersamaan masih mampu memperlihatkan permainan warna dan cahaya ketika bertempur. Untuk melihat lebih dekat setting yang kami gunakan, berikut screenshotnya:

Ternyata, setting High pada notebook dengan kekuatan membludak seperti inipun masih hampir berada di batas aman. Ketika kami bertempur di skala kecil dan menggunakan zoom dekat, frame rate yang dihasilkannya mencapai kisaran 45 hingga 50 fps. Sedangkan ketika skala pertempuran semakin membesar, nilainya dapat menurun dengan drastis ke kisaran 30 fps. Semakin banyak ledakan dan efek serangan orbital yang terjadi, nilainya akan menurun.


Sedangkan ketika kami melancarkan peperangan dengan tingkat zoom jauh, nilainya menjadi lebih baik. Ketika skala peperangannya besar sekalipun, kami dapat menemui frame rate berada di kisaran 55 hingga 60 fps. Meskipun kami tidak dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di dalam peperangan karena ukuran unitnya cukup kecil, tetapi setidaknya game dapat berjalan dengan baik. Kami juga tidak menemukan adanya patah-patah ketika menggeser pandangan kamera di tengah perang besar.


Grand Theft Auto V
Grand Theft Auto V seharusnya tidak dapat dijadikan tantangan yang berarti di hadapan notebook monster seperti ini. Namun, bagaimana bila game ini menggunakan setting paling maksimalnya? Sebab, GTA V terkadang masih dapat mengejutkan kami dengan hasil frame rate yang tiba-tiba membebani sistem gaming terkuat sekalipun, terutama pada beberapa kondisi dan lokasi. Sebelum mulai menaikkan setting ke titik maksimal, berikut spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk memainkan game ini:
- Prosesor: Intel Core 2 Quad CPU Q6600 @2.40GHz (4 CPU) / AMD Phenom 9850 Quad-Core Processor (4 CPU) @2.5GHz
- Memory: 4 GB RAM
- Graphics Card: NVIDIA 9800 GT 1GB / AMD HD 4870 1GB (DX 10, 10.1, 11)
- Hard Drive: 65 GB
Guna memainkan game ini dengan kondisi terberatnya, kami mengatur settingnya ke resolusi 1920×1080 dengan opsi setting Very High. Opsi yang biasanya tidak diatur ke posisi Very High, seperti Post FX, Reflection Quality, dan Tesselation diubah ke maksimumnya. Sedangkan untuk Antialiasing, kami menggunakan FXAA dan MSAA 2X. Sedangkan untuk pengaturan Advanced Graphics, kami menggunakan nilai maksimumnya supaya visual bayangan di dalam game dapat terlihat sempurna. Berikut detail setting yang kami gunakan:




Setelah kami menggunakan setting tersebut, permainan ternyata menunjukkan bahwa GTa V juga cukup berat untuk dijalankan oleh notebook monster ini. Ketika kami berjalan kaki di dalam permainan, kami menemukan frame rate berada pada kisaran 56 hingga 70 fps. Hasil yang sebenarnya cukup mengejutkan, mengingat notebook ini sebelumnya mampu menjalankan game yang berat, seperti HITMAN, pada nilai sekitar 100 fps. Ternyata setting maksimal yang kami gunakan ketika berada di daerah dengan pandangan luas dan open world dapat cukup membebani notebook ini.


Kemudian, kami mencoba bermain dengan kecepatan tinggi, alias mengendarai mobil dan motor. Ketika berada di tengah jalanan yang ramai, kami menemukan frame ratenya berkisar antara 60 hingga 70 fps. Semakin cepat kami berkendara, nilainya dapat menurun. Ditambah lagi, ketika kami melakukan drift dengan mobil, nilainya dapat menurun di bawah 60 fps. Namun, semua itu sama sekali tidak memengaruhi permainan. Terlihat dengan masih tangkasnya kamera mengikuti gerakan kami ketika mengemudi. Biasanya, nilai frame rate yang rendah dapat membuat gerakan kamera tersebut melambat dan membuat pandangan ketika mengemudi menjadi terganggu.

