Review DOOM: \m/ !
Tanpa Basa-Basi

Jika ada satu kalimat yang bisa digunakan untuk menjelaskan pengalaman yang ditawarkan oleh seri terbaru DOOM ini, maka tanpa basa-basi tampaknya merangkumnya dengan sangat baik. Berbeda dengan game FPS modern yang biasanya membungkus mode campaign-nya dengan begitu banyak dramatisasi di sana-sini, potongan scene untuk menjelaskan cerita yang ada, plot yang kompleks, dan QTE untuk menawarkan sensasi yang lebih sinematik, DOOM tak terikat omong kosong seperti ini. Terlepas dari kualitas visualisasinya yang pantas untuk diacungi jempol sebagai game rilis generasi saat ini, ia mengambil pendekatan gameplay yang lebih dekat dengan sensasi sebuah game FPS klasik. Sebuah perpaduan yang melebur DOOM klasik dan modern di satu ruang yang sama. Tanpa basa-basi dan lugas, DOOM bersinar di mode single player.


Tak perlu banyak penjelasan, dari menit awal permainan Anda langsung diperkenalkan kepada sosok Doom Guy yang terbangun, angkat senjata, dan seolah memahami bahwa eksistensinya di UAC ini adalah menghabisi setiap iblis yang ia temui. Percaya atau tidak, inti gameplay inilah yang akan Anda dapatkan hingga akhir permainan. Seiring dengan berjalannya progress permainan, Anda akan bertemu dengan area baru, varian iblis yang berbeda, dan sedikit suntikan cerita untuk ekstra latar belakang di dalamnya. Namun semuanya tetap hanya menuntut satu hal dari Anda: membuat mereka berakhir jadi onggokan daging tanpa nyawa, entah karena roket kecil, roket besar, tembakan plasma, atau granat yang mendarat di kaki mereka.


Pertempuran berjalan dengan cepat dengan area yang cukup luas. Varian iblis yang akan semakin beragam seiring dengan progress permainan ini bukanlah tantangan yang bisa Anda anggap remeh begitu saja, bahkan di tingkat kesulitan normal sekalipun. Beberapa berfokus di serangan proyektil, lainnya punya build yang lebih tanky untuk menyerang Anda dari jarak dekat, yang lain mengkombinasikan keduanya, dan tak sedikit yang bahkan siap untuk membunuh Anda dari udara. Ini bukanlah tipikal game FPS yang memungkinkan Anda untuk berdiri diam dan mulai menghabisi setiap dari mereka dengan mudahnya. DOOM akan menuntut Anda untuk terus bergerak, mencari kesempatan untuk menghabisi mereka dengan senjata-senjata yang ada, dan kemudian mencari ragam ammo, armor, dan health yang tersebar di peta. Bertahan hidup sembari bertemu dengan para iblis yang dengan bengisnya berusaha memutuskan kepala Anda jadi tantangan tertentu, apalagi jika mereka yang tanky datang di saat yang bersamaan.


Untungnya, ada sedikit inovasi untuk memfasilitasi beragam skenariodi konsep permainan super cepat ini. Salah satunya? Glory Kill. Secara sederhana, ia bisa dijabarkan sebagai animasi finishing move yang bisa Anda eksekusi untuk musuh yang berada dalam posisi sekarat. Musuh-musuh ini akan terdiam tak berdaya untuk waktu tertentu dengan tubuh yang menghasilkan warna biru / orange yang berarti bahwa mereka siap untuk “menerima” Glory Kill Anda tanpa perlawanan. Mengapa ia begitu penting? Karena setiap Glory Kill Anda akan menjamin bahwa Anda akan mendapatkan porsi health Anda kembali, sehingga membuatnya esensial ketika Anda memang terlibat dalam pertempuran intens yang serangannya bisa datang dari mana saja. Kerennya lagi? Id Software berhasil membuat serangan pemungkas melee ini tak bertele-tele. Kecepatan animasinya sependek ketika Anda menembak 1-2 peluru senjata sehingga tak ada kesan bahwa ia memperlambat pace permainan Anda. Perlahan tapi pasti, mencari health via Glory Kill akan jadi sesuatu yang natural untuk Anda.


Mekanisme yang lain adalah hadirnya dua buah senjata klasik DOOM – Chainsaw dan BFG yang akan dapatkan di tengah dan akhir permainan. Jika Glory Kill didesain untuk menawarkan ekstra health (dan juga armor di kondisi tertentu), Anda bisa menggunakan Chainsaw untuk membunuh para iblis ini secara instan dan membuatnya menjatuhkan segudang peluru yang Anda butuhkan untuk hampir semua senjata Anda. Sebagai gantinya? Ia butuh resource tertentu bernama “Fuel”. Yang menarik, jumlah Fuel yang Anda temukan juga akan menentukan skala musuh seperti apa yang bisa Anda bunuh secara instan. Semakin besar musuhnya, semakin besar jumlah Fuel yang dibutuhkan, semakin banyak pula ammo yang jatuh. Anda juga bisa menggunakannya sebagai harapan terakhir ketika terdesak. Sementara BFG? Anda yang cukup familiar dengan seri DOOM lawas tampaknya tak akan asing lagi dengan senjata klasik yang satu ini. Satu peluru BFG aka Big Fragging Gun akan membersihkan semua musuh dalam satu area secara instan, tentu saja dengan peluru yang cukup langka.

Sisanya? Bersenang-senang. DOOM tidak menawarkan usaha untuk membuatnya berakhir jadi sebuah game FPS yang kompleks atau “dalam” dari sisi cerita. Ia lugas, tanpa basa-basi, dan meminta Anda untuk mengusung satu misi suci yang sama – menghancurkan semua iblis yang Anda temui dan tak lebih. Jika melihat dari kata-kata yang kami ambil, Anda mungkin merasa bahwa ia akan berakhir jadi sebuah game yang monoton dan repetitif, namun untungnya tidak demikian. Tidak hanya karena pace pertempuran yang berjalan cepat saja yang membuat skenario pertempuran selalu berakhir menegangkan, tetapi juga dari fakta bahwa karakter Anda sendiri cukup rapuh. Fakta bahwa ia tak mengusung sistem regenerasi health membuat Anda harus menjaga diri lebih baik. Namun salah satu yang membuat sensasi keseruan ini tak pernah padam adalah kejeniusan untuk mengkombinasikan musuh seperti apa yang Anda lawan di setiap area yang ada. Ia terkadang hadir dengan cukup banyak kejutan yang cukup untuk membuat Anda kelabakan.
Walaupun sensasi dasarnya mengakar pada sebuah game FPS klasik, bukan berarti DOOM hanya menawarkan sensasi seperti ini saja. Ia juga menyuntikkan ekstra fitur gameplay yang membuatnya terasa berbeda dan lebih modern. Sebagai contoh? Anda kini bisa memperkuat Doom Guy Anda sendiri.
Klasik tapi Modern

Hampir mustahil bagi DOOM untuk bertahan dengan cita rasa klasik FPS-nya di masa lalu tanpa menawarkan sesuatu yang baru di dalamnya. Pendekatan yang tak akan banyak berbeda dengan sekedar mengubah tampilan visual seperti ini mungkin akan jadi ajang nostalgia yang luar biasa untuk para pemain DOOM di masa lampau, namun tak akan menarik untuk gamer yang justru tak familiar dengannya dan sudah biasa berhadapan dengan konsep FPS yang lebih modern. DOOM memfasilitasi kedua dunia itu dan meleburnya ke dalam sebuah sistem yang berimbang. Dari sisi shooternya yang lugas, ia terasa klasik. Namun dari desain peta dan ragam fitur lain yang ditawarkan di dalamnya, ia punya sedikit ekstra cita rasa modern di dalamnya.


Salah satu yang luar biasa dan pantas untuk diacungi jempol adalah desain map yang ia tawarkan. Alih-alih bergerak dari satu ruangan ke ruangan lain dalam satu garis lurus yang sudah ditentukan, Anda akan berhadapan dengan sebuah arena permainan yang cukup luas untuk setiap chapternya yang menunggu untuk Anda eksplorasi. Ia memang linear dan satu tujuan yang harus Anda capai untuk progress cerita, namun desain map ini menyimpan banyak rahasia yang menarik untuk ditemukan. Ada hal-hal kecil seperti Collectibles figurine untuk Doom Guy itu sendiri, hingga rahasia peta lawas di beberapa titik yang memasukkan Anda ke dalam peta klasik Doom dengan tampilan senjata dan musuh yang baru. Easter egg yang juga sempat ditawarkan Bethesda di Wolfenstein: The New Order beberapa tahun yang lalu. Namun tentu saja, eksplorasi ini juga akan memberikan reward yang sepadan untuk gameplay Anda.


Dengan menjelajahi peta yang bisa ditelusuri secara vertikal dan horizontal ini, bahkan dengan ekstra tantangan platforming di dalamnya, Anda bisa mendapatkan banyak ekstra item yang bisa mempengaruhi jalannya gameplay Anda lewat sistem upgrade yang juga disertakan di DOOM versi teranyar ini. Tak lagi sekedar statis dan mengandalkan senjata baru yang ia temukan di perjalanan, Anda kini berkesempatan untuk memperkuat karakter Doom Guy itu sendiri dan senjata yang sudah Anda dapatkan sebelumnya. Ada sebuah chip khusus yang tertanam di mayat-mayat pasukan berwarna merah yang bisa digunakan untuk memperkuat Suit Anda untuk menghasilkan buff permanen tertentu. Dibagi ke dalam lima kategori yang berbeda, Anda bisa meraskan efek upgrade ini secara langsung. Anda bisa mempercepat cooldown granat Anda, meminimalisir damage yang muncul dari ledakan barrel, atau sekedar membuat Doom Guy Anda lebih waspada pada rahasia di sekitar peta yang ada.


Yang menarik? Itu bukan satu-satunya elemen upgrade yang ditawarkan. Di sepanjang perjalanan, Anda juga akan menemukan sebuah item khusus dalam peti bernama “Argent Cells” yang berfungsi sebagai upgrade karakter Doom Guy itu sendiri. Setiap Argent Cell yang Anda temukan, Anda bisa menggunakannya untuk memperkuat satu aspek dari tiga aspek Doom Guy: Health, Armor, atau Ammo. Seperti yang bisa diprediksi, memilih salah satu di antaranya berarti meningkatkan batas yang bisa Anda bawa atau ambil untuk masing-masing kategori ini. Upgrade lainnya adalah mod senjata. Bertemu dengan robot yang terlihat melayang begitu saja, Anda bisa membuat senjata Anda lebih kuat dengan menugaskan mod spesifik untuknya.Tiap senjata akan punya dua varian mod dengan efek berbeda yang bisa Anda pilih. Sebagai contoh? Anda bisa membuat Plasma Gun Anda kini bisa menyemburkan efek panas untuk damage area atau menyuntikkan kemampuan stun untuk menghentikan gerak musuh dalam waktu tertentu. Tak berhenti sampai di sana saja, memilih mod hanyalah awal dari “tangga” upgrade untuk membuatnya semakin efektif yang juga butuh resource ekstra yang lain.
Kombinasi antara collectibles dan resource yang bisa membantu perjalanan Anda ke depan membuat aksi eksplorasi peta DOOM yang cukup luas seringkali berakhir jadi sesuatu yang terasa rewarding, dan bukan sekedar untuk sekedar mengagumi detail level yang mereka suntikkan di dalamnya. Tak bisa berbohong, kami sendiri cukup terkejut bahwa game seperti ini ternyata memuat sedikit level platforming di dalamnya yang membutuhkan Anda melompat dari satu tempat ke tempat lainnya untuk tiba di area yang dibutuhkan. Itu adalah pendekatan yang sudah lama tak terlihat di game FPS modern saat ini.










