Review I Am Setsuna: Kesederhanaan yang Menjanjikan!

Reading time:
August 3, 2016

Permulaan yang Menjanjikan

Terlepas dari semua kekurangan yang ia hadirkan, termasuk garis cerita super linear tanpa misi sampingan yang berarti dan motivasi untuk mengeksplorasi dunia yang ia tawarkan, I Am Setsuna memang memenuhi hampir semua hal yang diinginkan gamer pencinta JRPG klasik. Bahkan untuk urusan OST yang ada, game ini berhasil mengeksekusi hal tersebut dengan baik. Alunan piano yang mengiring pelan memenuhi hampir sebagian besar scene yang ada, membuat atmosfer yang ingin dihadirkan terasa tepat dan emosional. Pendekatan yang tepat mengingat mereka tak bisa melakukan hal itu dari sisi visual yang minim detail.

Namun satu hal yang sangat membuat kami jatuh hati pada I Am Setsuna adalah potensi sang developer di masa depan. I Am Setsuna memang bukan game JRPG “klasik” yang sempurna, namun ia meletakkan batu pondasi untuk proyek-proyek Tokyo RPG Factory di masa depan. Jika kualitas dan pendekatan seperti ini yang akan mereka tawarkan di masa depan, maka tujuan Square Enix untuk mengembangkan tim developer kecil yang satu ini akan terpenuhi dengan optimal. Dan sebagai salah satu gamer yang mencintai seri JRPG klasik, tak ada lagi yang menyenangkan hati jika melihat sebuah kesempatan kecil bahwa tren ini bisa kembali di persaingan platform generasi saat ini yang selalu tampil jauh lebih luas, lebih keren, lebih mengalir, lebih berat, dan sejenisnya. Terkadang, kesederhanaan yang dieksekusi dengna tepat akan menawarkan pengalaman gaming yang tak kalah memesona.

Satu yang pasti, I Am Setsuna menjadi sebuah permulaan yang terasa begitu menjanjikan. Ada rasa tidak sabar untuk melihat produk seperti apa yang akan dihasilkan Tokyo RPG Factory di masa depan.
Satu yang pasti, I Am Setsuna menjadi sebuah permulaan yang terasa begitu menjanjikan. Ada rasa tidak sabar untuk melihat produk seperti apa yang akan dihasilkan Tokyo RPG Factory di masa depan.
Terlepas dari arah yang tepat, butuh banyak hal yang disempurnakan untuk membuat proyek JRPG klasik selanjutnya lebih memukau. Itupun jika Square Enix memang tertarik.
Terlepas dari arah yang tepat, butuh banyak hal yang disempurnakan untuk membuat proyek JRPG klasik selanjutnya lebih memukau. Itupun jika Square Enix memang tertarik.

I Am Setsuna membuat kami sangat mengantisipasi seperti apa proyek Tokyo RPG Factory setelahnya. Besar harapan sebenarnya untuk melihat proyek perdana ini mereka sukses, sehingga ada potensi untuk melahirkan sebuah game JRPG “klasik” yang lebih baik di masa depan. Yang diperlukan oleh Tokyo RPG Factory untuk seri selanjutnya hanyalah sebuah konsep gameplay dengan misi sampingan yang solid dan dunia yang lebih luas (semoga tanpa salju), dengan berat cerita yang sama, dan gamer-gamer generasi baru akan berkesempatan untuk mencicipi sekaligus mengerti, mengapa game-game sekelas Chrono Trigger, Final Fantasy VI, atau Xenogears dari Square Soft di masa lalu begitu dipuja-puji.

Kesimpulan

I Am Setsuna Jagatplay PART 1 (85)
Dengan harga yang cukup terjangkau untuk sebuah game yang bisa Anda selesaikan setidaknya dalam belasan jam, I Am Setsuna adalah sebuah proyek game JRPG yang menarik.

Jadi, apa yang bisa disimpulkan dari I Am Setsuna? Bahwa untuk sebuah game yang memang menjual sensasi JRPG klasik, Tokyo RPG Factory menjalankan tugasnya dengan baik. Lupakan sementara visaulnya yang tak terlalu memukau dengan pemilihan karakter chibi atas nama “nostalgia” karena game yang satu ini mengeksekusi hampir semua elemen yang Anda sukai dari seri JRPG masa lampau dengan sangat baik. Musik yang emosional dan cukup memorable, sistem gameplay yang tetap punya lapisan inovasi di dalamnya, latar belakang karakter yang cukup solid, hingga konten cerita yang tak pernah Anda prediksi sebelumnya. Semuanya menyatu ke dalam sebuah sensasi kesederhanaan di tengah kecenderungan industri game untuk membuat segala sesuatunya berakhir lebih kompleks. Sulit untuk tidak jatuh hati jika Anda memang tumbuh besar dengan genre yang satu ini.

Namun bukan berarti ia sempurna. Ada beberapa keluhan yang memang pantas dibicarakan, dari dunia yang “malas” dengan salju yang mendominasi wilayah dan warna yang Anda temui hingga sensasi gameplay yang terasa sangat linear. Memang sangat dimengerti bahwa Tokyo RPG Factory ini menjual sensasi “nostalgia”, namun bukan berarti mereka tak bisa menghapus beberapa elemen yang merepotkan di masa lalu seperti sistem save yang masih terkunci pada point tertentu atau percakapan yang tak bisa Anda lewati begitu saja. Dua pilihan yang menurut kami, tak berkontribusi banyak pada sensasi klasik I Am Setsuna itu sendiri.

Dengan harga yang cukup terjangkau untuk sebuah game yang bisa Anda selesaikan setidaknya dalam belasan jam, I Am Setsuna adalah sebuah proyek game JRPG yang menarik. Untuk Anda yang sempat tumbuh dengan genre ini di masa lalu, ia memenuhi hampir semua yang Anda inginkan, sebuah sensasi nostalgia yang dibungkus dengan tampilan yang lebih relevan. Sementara di sisi lain, Anda yang tak pernah mencicipi seri JRPG Playstation 1 atau 2 di masa lalu tersebut, bisa menangkap kesan dan pengetahuan mengapa proyek serupa bisa membuat banyak gamer jatuh hati walaupun kualitasnya tak bisa dibilang setara. Satu yang pasti, ia cukup untuk membuat kami sangat tertarik dengan proyek yang dipersiapkan Tokyo RPG Factory selanjutnya.

Kelebihan

Abaikan bentuknya yang imut dan lucu, karena cerita yang ditawarkan I Am Setsuna punya efek emosional yang cukup mengejutkan, setidaknya bagi kami.
Abaikan bentuknya yang imut dan lucu, karena cerita yang ditawarkan I Am Setsuna punya efek emosional yang cukup mengejutkan, setidaknya bagi kami.
  • Cerita yang “berat”
  • Pilihan musik yang baik
  • Sistem gameplay klasik dengan lapisan baru

Kekurangan

SALJU!! SALJUUUUU!!! SALJUUUUUUUUUU????!!!
SALJU!! SALJUUUUU!!! SALJUUUUUUUUUU????!!!
  • Salju
  • Cerita yang terasa sangat linear
  • Tak ada motivasi kuat untuk mengeksplorasi dunia yang ada
  • Tanpa side-quest memorable
  • Varian musuh yang minim

Cocok untuk gamer: pencinta JRPG klasik

Tidak cocok untuk gamer: yang lebih mencintai RPG dengan elemen action di dalamnya

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…