Review BOUND: Menari Demi Kebahagiaan!
Dunia yang Abstrak

Berbeda dengan sebagian besar game “fantasi” yang memberikan sebuah setting yang biasanya jelas sebagai “tempat bermain” Anda, dunia yang ditawarkan Bound bisa disebut masuk dalam perspektif yang abstrak. Seperti sub-judul yang ia usung, “Shattered Kingdom”, Kerajaan yang Anda huni tersusun dari beragam bentuk tiga dimensi yang berinteraksi secara dinamis satu sama lain, secara konsisten bergerak dan tak memperlihatkan satu bentuk yang konsisten. Sensasi fantasi justru muncul dari kostum karakter utama Anda – Princess dan sang ratu yang dihiasi dengan sebuah penutup kepala yang keren. Elegan, namun tidak berlebihan di saat yang sama.
Apakah keputusan untuk menawarkan dunia abstrak seperti ini terbayarkan untuk Bound? Secara garis besar, ia memang tak berhubungan erat dengan cerita yang hendak ditawarkan, namun selalu punya potensi untuk berkembang menjadi sebuah representasi dari makna yang lebih dalam. Anda juga akan melihat bagaimana dunia ini berupaya membunuh Anda, tetapi juga membantu Anda di saat yang lain. Ada kalanya jalan perlahan namun pasti, terbentuk untuk memfasilitasi gerak Anda menuju titik berikutnya. Namun di sisi lain, tak jarang Anda akan berhadapan dengan rumput yang hendak memperlambat gerak Anda, atau sebuah titik merah yang berusaha menembakkan begitu banyak proyektil merah untuk menghabisi Anda secara instan. Bound menawarkan sebuah dunia yang bisa dibilang tak tenang, terus berubah, indah, tetapi juga membingungkan di saat yang sama.


Kehadiran karakter utama Anda yang diposisikan sebagai seorang penari balet juga unik, karena ia bergerak, beratraksi, dan melakukan semua aksinya seperti halnya seorang penari. Animasi yang halus dan ragam efek yang dikombinasi dengan rangkaian warna yang cukup mengejutkan membuat game yang secara visual “sederhana” ini berakhir menawarkan visualisasi yang belum pernah Anda lihat sebelumnya. Sang developer bahkan berhasil mengimplementasikan gerakan tari balet ini untuk banyak hal sederhana, seperti meniti papan yang tipis atau sudut tebing yang berbahaya, misalnya. Ia terlihat manis dan elegan di saat yang sama.

Untuk menawarkan cita rasa sinematik yang lebih baik, game ini sendiri didukung dengan sudut kamera yang bersifat fixed, seperti halnya God of War di sebagian besar porsi game. Berita baiknya? Ia tak akan mempengaruhi kenyamanan bermain Anda. Dunia yang membingungkan dengan penuh aksi platformer ini terbantu dengan sebuah fitur terpisah bernama Edge Guard. Seperti namanya, jika fitur ini hidup, Anda tak akan jatuh dari sudut platform karena kelebihan gerak dan sejenisnya, memperkecil keharusan untuk “tewas” dan mengulang kembali aksi dari titik platform sebelumnya. Setidaknya, dunia abstrak yang satu ini tak lantas dipaksa untuk dibalut gameplay yang juga abstrak dan sulit untuk dimengerti. Berkebalikan, Bound justru sangat sederhana untuk sebuah game.
Platformer yang Sederhana

Apakah Bound adalah sebuah game yang menarik secara gameplay? Sayangnya, tidak. Seperti sebagian besar game eksperimental kebanyakan saat ini, yang dikejar bukanlah seberapa nyaman Anda menikmati core gameplay yang ada, tetapi lebih menikmati apa esensi cerita yang berusaha mereka tawarkan. Apakah konsep ini akan cocok untuk Anda atau tidak? Itu kembali ke preferensi Anda masing-masing. Namun bagi kami, gameplay yang ditawarkan Bound tak lebih sekedar sebuah ekspresi untuk membangun apa yang hendak dijadikan sang developer sebagai fokus dan bukan daya tarik utama itu sendiri.
Seperti yang kami sebut sebelumnya, secara sederhana Bound bisa disebut sebagai game platformer. Sang karakter utama yang Anda gunakan – Princess akan bergerak layaknya seorang penari balet yang terus bergerak anggun, melewati satu rintangan dan rintangan yang lain. Ia harus melompat melewati platform beragam ukuran, statis ataupun bergerak, memanjat sebuah tali berwarna cerah untuk platform yang lebih tinggi, menyusuri sisa tebing yang menipis, hingga mencari jalan untuk bergerak ke titik selanjutnya. Selain melompat, Princess juga bisa berlari dan melakukan rolling, tak lebih.


Lantas, seperti apa inti gameplay-nya? Seperti yang bisa diprediksi, bergerak dari satu titik ke titik selanjutnya dan menikmati cerita yang ada. Satu yang aneh, game ini bisa dibilang hampir tanpa tantangan sama sekali. Tak ada musuh yang harus Anda lawan atau kalahkan seperti halnya game-game platformer pada umumnya. Beragam perangkap dan ancaman dari dunia memang bisa menghalangi langkah Anda, yang bisa diatasi dengan hanya menari menggunakan tombol R2 untuk membangun perisai sementara dari pita yang Anda bawa. Satu-satunya hal yang bisa membuat Anda “mati” di game ini hanyalah ketika Anda melompat dan jatuh, yang langsung akan diikuti dengan proses respawn di platform sebelum Anda meloncat. Game ini benar-benar tak punya tantangan.
Sebagai hasilnya, konsep seperti ini membuat gameplay terasa repetitif dan tak menarik. Yang Anda lakukan hanyalah berlari, melompat ke platform selanjutnya, menari untuk mendapatkan shield pelindung ketika melewati tempat yang sedikit “berbahaya”, dan kemudian melakukan hal yang sama berulang kali di setiap level yang direpresentasikan oleh buku ilustrasi kecil yang dibawa oleh si ibu hamil, dan tak lebih. Satu hal yang unik adalah sistem pemilihan level. Tak harus mengikuti satu sekuens tertentu, Anda bisa membolak-balik buku ilustrasi tersebut untuk menentukan dunia mana yang ingin Adna selesaikan lebih dulu. Urutan ini memang tak akan berpengaruh pada ending yang ada, namun akan membuka kesempatan untuk menikmati satu dunia yang sama dengan ragam efek yang berbeda. Sejujurnya, kami sendiri “malas” untuk menjajalnya di gameplay kedua karena sensasi gameplay monoton dan repetitif yang sulit untuk diabaikan darinya.


Namun untungnya, Photo Mode hadir dengan kelengkapan yang pantas untuk diacungi jempol. Sesuatu yang membuat kami cukup terhibur. Plastic sepertinya mengerti bahwa dunia fantasi dan gila Bound adalah sebuah kanvas yang menarik untuk menciptakan beragam screenshot keren dengan variasi efek yang ada. Dan harus kami akui, kesempatan untuk menangkap gambar seperti ini cukup untuk membuat kami sedikit teralihkan dari sensasi repetitif dari gamepaly yang ia tawarkan.
Maka bisa disimpulkan, gameplay bukanlah alasan utama mengapa Anda harus melirik game yang satu ini. Seperti halnya game eksperimental kebanyakan, gameplay hanyalah sebuah media untuk mengejar esensi dari apa yang jadi daya tarik utama Bound itu sendiri, sebuah cerita emosional yang tak pernah Anda prediksi sebelumnya.