Review BOUND: Menari Demi Kebahagiaan!
Mari Menari untuk Kebahagiaan!
Spoilers!
Anda yang tertarik untuk memainkan game ini dan membongkar sendiri ceritanya, bisa langsung melompat ke kesimpulan!

Mari membahas Bound dan mulai mengerti apa intisari cerita yang hendak ia tawarkan dengan satu pertanyaan awal, “Siapa orang tua di mata Anda?:. Bagi Anda yang hidup di sebuah keluarga yang bahagia, mereka adalah contoh, panutan, penenang, dan malaikat di tengah kejamnya dunia yang sepertinya tak segan untuk menghisap kebahagiaan di setiap sudut Anda melangkah. Namun kita sering lupa, bahwa orang tua adalah sesungguhnya sepasang manusia. Mereka adalah dua manusia dewasa yang memutuskan untuk hidup, tinggal bersama, dan memutuskan untuk membangun keluarga yang secara misterius, memuat Anda di dalamnya. Maka seperti halnya manusia, mereka secara konsisten berubah. Beberapa membangun sikap toleransi yang lebih dalam, beberapa menetap dengan apapun sumber kebahagiaan terbatas yang masih mereka miliki, dan tak jarang pula yang akhirnya berteriak “Cukup!”. Dan ketika skenario terakhir ini yang muncul, anak harus berhadapan dengan sebuah “monster” yang tak pernah mereka inginkan.
Di tengah sebuah dunia fantasi yang meminta Anda berperan sebagai seorang Princess dan kerajaan yang hancur karena monster, percaya atau tidak, esensi cerita seperti inilah yang ditawarkan Bound. Untuk setiap chapter yang berhasil Anda selesaikan, Anda akan menemukan aksi si Ibu Hamil yang akan merobek potongan kertas tersebut dari buku ilustrasi kecil miliknya. Sementara itu, Anda pelan namun pasti, akan mulai menemukan perspektif yang lebih jelas apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya lewat potongan ingatan masa kecil yang ada. Benang merah dengan mudah bisa Anda tarik dan mulai melihat dunia fantasi Bound dengan perspektif yang berbeda.
Berusaha berdamai dengan diri sendiri, berusaha mencari jawaban dari misteri yang harus ia hadapi dari kecil, berusaha meletakkan pondasi untuk sebuah masa depan yang lebih baik untuk keluarganya, Anda akan menemukan tiga tema utama ini dari Bound. Pelan tapi pasti, Anda mulai mengerti bahwa Bound dan dunia fantasi di dalamnya hanyalah sebuah dunia imajinasi hasil stress coping dari seorang anak perempuan yang harus berhadapan dengan perceraian sang orang tua. Bahwa sang ayah yang tiba-tiba kasar dan tak lagi sabaran memutuskan untuk meninggalkan keluarganya begitu saja, meninggalkan ia yang masih kecil, ibunya, dan saudara laki-lakinya menangis di belakang begitu saja. Anda mulai melihat sebuah hubungan jelas di dunia ilustrasi tersebut, dimana sang Ratu yang secara konsisten berkonflik dengan Monster yang ia sebut “menghancurkan kerajaannya”.

Lalu semuanya menjadi masuk akal. Ratu adalah sang ibu, monster adalah sang ayah, dan ia yang rapuh dipresentasikan oleh sebuah penari yang geraknya begitu lembut dan harus berhadapan, dengan dunia yang kejam dan tak stabil, yang tentu saja kontradiktif. Dunia yang terus bergerak, hancur, dan berusaha membangun dirinya kembali seperti merepresentasikan kondisi psikologis yang harus ia hadapi selama ini, hingga ia dewasa dan bersiap untuk mencari ibu. Menyelesaikan sebuah luka lama yang terus membekas tanpa jawaban dilihatnya sebagai solusi untuk tak hanya mencari ketenagan pribadi saja, tetapi juga memastikan bahwa kondisi yang sama tak harus dijalani oleh sang buah hati yang kini berdiam tenang di dalam perutnya yang kian membesar. Bound bergerak menuju ke sebuah game yang tak pernah kami dan mungkin Anda, prediksikan sebelumnya.
Kita semua sudah pasti pernah merasakan konflik keluarga, terutama saat kita kecil, dimana orang dewasa bergerak mengambil keputusan yang menjadikan kita korban, langsung ataupun tidak. Bound menjadi sebuah alternatif media penyembuhan luka batin yang efektif untuk Anda yang mungkin sempat berhadapan dengan kasus perceraian orang tua dan sempat melihat diri Anda sendiri sebagai sumber masalah. Bahwa orang tua Anda harus berpisah karena Anda terlalu nakal, karena Anda tidak menjadi anak yang baik, sembari terus menelan pertengkaran, teriakan, dan bantingan piring di dapur dari kamar Anda. Keluarga tak selamanya bahagia, namun bukan berarti, Anda tak bisa membangun satu yang berhasil ketika dewasa.
Kesimpulan

Maka seperti halnya game-game eksperimental yang lain, sulit untuk melihat Bound seperti halnya game-game konvensional pada umumnya. Dari sisi gameplay, ia memang tak menarik bahkan bisa dibilang, berada di bawah standar. Sebuah game platfomer yang bahkan tak bisa menawarkan tantangan dan ancaman yang cukup untuk membuat Anda tegang atau menyusun strategi tertentu. Semuanya berakhir monoton, linear, dan repetitif. Namun tentu saja, kami sendiri cukup mengerti bahwa untuk game seperti ini, gameplay tak pernah menjadi fokus. Satu-satunya alasan untuk melirik Bound adalah berhadapan dengan esensi cerita dan pesan emosional yang mereka bungkus dengan baik di balik sebuah dunia fantasi yang bergerak di ambang kehancuran.
Namun untungnya, bagi kami sendiri, penantian tersebut cukup terbayarkan. Bahwa pesan yang ditawarkan Bound sendiri cukup kuat dan menggetarkan hati, terlepas dari korelasi dengan desain gameplay dan level yang dipertanyakan. Ada ketenangan dan resolusi yang terbangun ketika credits berakhir, dan Anda mulai mengerti dan memahami benang merah yang tercipta di setiap chapter yang ada. Bound menawarkan sebuah tema sensitif yang mungkin bisa berakhir menjadi media penyembuhan untuk mereka yang sempat melewati konflik serupa di masa lalu.
Jadi, pantaskah Bound dilirik? Untuk saat ini, tak ada keharusan untuk mencicipinya secepat yang Anda bisa. Gameplay dan konsep yang ditawarkan Bound memang masuk ke dalam ranah anti-mainstream dan bukan sesuatu yang bisa dinikmati dan dicintai oleh semua jenis gamer. Di mata gamer yang satu, ia bisa terasa seperti sebuah game sampah, namun di sisi lain, gamer yang bisa membangun hubungan akan melihatnya sebagai sebuah game yang cukup emosional dan pantas dilirik. Kami sendiri jatuh di kategori kedua.
Kelebihan
- Tema yang kuat
- Pemilihan musik yang tepat
- Visual yang artistik
Kekurangan
- Gameplay lemah
- Desain dunia terlalu serupa satu sama lain
- Tanpa tantangan
Cocok untuk gamer: yang menginginkan sebuah game dengan cerita yang emosional
Tidak cocok untuk gamer: yang berfokus pada daya tarik gameplay