15 FMV Final Fantasy Terbaik!
-
Liberi Fatali (Final Fantasy VIII)
Memasukkan Liberi Fatali sebagai salah satu tiga besar mungkin jadi salah satu keputusan yang Anda pertanyakan, apalagi melihat visualnya yang tak lagi terlihat relevan saat ini. Namun di masa lalu, ketika Playstation masih dipenuhi dengan game seperti Final Fantasy VII dan Legend of Legaia dengan kualitas FMV yang terasa “kacangan”, Final Fantasy VIII berhasil menarik banyak gamer bukan penggemar JRPG sekalipun jatuh hati dengan hanya potongan video pendek di awal ini. Liberi Fatali yang mengalun dengan bunyi ombak kecil di pantai ini bahkan sudah cukup untuk membangun sensasi nostalgia yang ada. Puncaknya sendiri tentu ada pada pertarungan antara Seifer dan Squall yang di kala itu, terlihat keren dan brutal di saat yang sama.
-
A Realm Reborn (Final Fantasy XIV)
Final Fantasy XIV adalah malapetaka untuk Square Enix. Di kala rilisnya, minim fitur dan ragam masalah dari sisi gameplay membuatnya terus menuai kritik dan akhirnya, ditinggalkan oleh para fans. Masalah yang begitu krusial inilah yang akhirnya membuat para petinggi Square Enix minta maaf secara resmi di depan para fans dan media, dan berjanji untuk meracik seri keempatbelas ini dari awal. Dan komitmen tersebut tak main-main. Mengalami proses perombakan ulang dengan perubahan dan perbaikan konten di sana-sini, Square Enix seperti menciptakan sebuah seri baru di atas kerangka seri lama mereka. Kerennya lagi? Tak sekedar membuang versi lamanya begitu saja, mereka melepas sebuah trailer sinematik yag memperlihatkan kehancuran dunia lama ini untuk mempersiapkan sebuah dunia baru untuk dinikmati gamer. Dari sisi plot, kehancuran total ini memang terlihat begitu fantastis.
-
Yuna and Tidus Kissing (Final Fantasy X)
Dan FMV terbaik di sepanjang sejarah eksistensi Final Fantasy dari kacamata gamer jatuh kepada, tak lain dan tak bukan, adalah adegan ciuman antara Tidus dan Yuna di Macalania Woods. Ada beberapa hal yang membuat scene ini begitu keren dan fantastis, selain dari visual dan animasinya itu sendiri. Pertama, ini untuk pertama kalinya sebuah seri Final Fantasy memperlihatkan sebuah adegan ciuman secara eksplisit, yang seolah membawa identitas franchise ini naik ke tingkat yang lebih serius dan dewasa di saat yang sama. Kedua, Square terlihat sangat berkomitmen untuk menjadikan kisah cinta antara Tidus dan Yuna ini sebagai salah satu kekuatan cerita emosional untuk seri X. Bahwa ciuman ini hanyalah awal dari banyak momen manis dan pahit yang melibatkan keduanya, dan percaya atau tidak, juga membuat sang ending punya efek emosional yang lebih kuat. Dengan “Suteki Da Ne” yang mengalun di belakangnya, ia nyaris sempurna.
Di atas adalah 15 FMV yang menurut kami, tak hanya mendefinisikan Final Fantasy sebagai sebuah franchise, tetapi juga pantas untuk disebut sebagai salah satu yang paling keren dan terbaik.Beberapa didesain untuk memvisulisasikan scene yang tak bisa mereka capai dengan engine in-game, yang lainnya dilemparkan untuk memperkuat hal tersebut dan menghasilkan impact emosional yang lebih efektif, sementara tak sedikit pula yang berakhir jadi fan-service dengan efek pertempuran super keren yang digarap dengan super serius. Satu yang pasti, FMV sudah jadi bagian yang tak terpisahkan dari Final Fantasy dan selalu jadi sesuatu yang diantisipasi untuk setiap seri Final Fantasy yang meluncur. Tentu saja ada sedikit rasa penasaran apakah mereka bisa membawanya ke level lebih tinggi dengan rilis Final Fantasy XV yang tinggal satu minggu lagi.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari semua FMV yang sempat ditawarkan oleh Final Fantasy sebagai sebuah franchise, manakah yang menurut Anda pantas menyandang predikat sebagai yang terbaik?