Review Playstation VR: Selangkah Lebih Dekat!
Virtual Reality adalah masa depan industri game, ini mungkin kalimat yang sudah seringkali Anda dengar. Bahwa kehadiran perangkat yang sudah begitu diantisipasi selama beberapa tahun terakhir ini akhirnya menemukan momentumnya sebagai sebuah produk rilis komersial. Sukses atau tidak dari sisi penjualan? Itu tak lagi jadi pertanyaan yang terlalu penting. Yang penting, gamer kini punya kesempatan untuk menikmati sebuah teknologi yang selama ini hanya bisa dilihat di ragam film sci-fi secara langsung. PC sendiri bersaing dengan produk yang bisa didapatkan di pasaran saat ini – HTC Vive dan Oculus Rift. Sementara untuk pasar konsol, Sony Interactive Entertainment mengambil satu lompatan besar dengan produk VR konsol pertama untuk Playstation 4 – Playstation VR.
Dengan performa konsol yang bahkan bisa dibilang sulit untuk bersaing dengan PC dengan spesifikasi tinggi, dan terkadang jelas terlihat pada beragam kompromi yang harus dilakukan untuk menangani game-game AAA rilis terbaru, tentu terhitung sesuatu yang mengherankan dan menakjubkan di saat yang sama bahwa Playstation 4 bisa menangani sebuah game VR. Namun kompromi sepertinya adalah kata yang tepat untuk menjelaskannya. Mereka menyempurnakan dan memantapkan diri dari teknologi VR itu sendiri, dari pemilihan panel, kenyamanan, hingga memastikan bahwa game yang hadir dengan resolusi rendah tak berakhir jadi bumerang tersendiri.
Anda yang sudah sempat membaca preview kami sebelumnya tentu sudah punya sedikit gambaran yang lebih jelas soal apa itu Playstation VR dan kesan pertama kami ketika menggunakannya untuk beragam konten multimedia yang ada. Kami bahkan tak ragu untuk menyebutnya sebagai sebuah perangkat yang diposisikan tak berbeda dengan sebuah pintu gerbang untuk teknologi masa depan yang sudah lama kita antisipasi.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Playstation VR ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai teknologi yang membawa kita selangkah lebih dekat ke masa depan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Desain Berbasis Kenyamanan
Bagi sebuah perangkat VR, kenyamanan tentu saja menjadi sebuah elemen yang sangat esensial. Karena untuk sebuah perangkat yang akan “menghiasi” kepala Anda untuk beberapa waktu dan bahkan didesain untuk menipu kerja indra dan otak Anda, sebuah desain yang salah akan membuat pengalaman yang seharusnya menyenangkan dan mengagumkan tersebut bisa berakhir menjadi sesuatu yang buruk. Berita baiknya? Hal ini sepertinya dipikirkan matang oleh Sony Interactive Entertainment di Playstation VR ini.
Ketika Anda baru membuka bungkus kotak Playstation VR Anda, Anda sudah akan bisa menikmati “kenyamanan” itu. Terlepas dari ribetnya jalur kabel baru yang harus Anda pasang di Playstation 4, HDTV, dan processing unit PSVR yang ikut serta dalam paket penjualan, Anda tak akan kebingungan sama sekali. Instruksi berbasis gambar yang menjelaskan proses pemasangan untuk setiap tahap disertakan dalam sebuah booklet berukuran besar yang jelas. Kerennya lagi? Setiap kabel yang esensial juga diberikan satu nomor khusus untuk memastikan Anda tak harus dipusingkan dengan bentuk dan jenis yang terkadang membuat proses pemasangan seperti ini menjadi kelewat kompleks. Proses pemasangan berakhir menjadi hanya memastikan kabel dengan nomor tertentu berakhir masuk ke dalam slot tertentu yang juga sudah disediakan. Anda yang tak mengerti teknologi sekalipun tak akan kesulitan melakukannya.
Lantas, bagaimana dengan headset-nya sendiri? Bahan plastik yang ia gunakan mungkin membuat PSVR terlihat murahan di luar. Namun setidaknya, ia menjamin berat yang lebih nyaman untuk digunakan oleh kepala Anda. Untuk gamer dengan kepala yang berukuran cukup besar seperti kami sekalipun, tak ada kesulitan untuk mengenakannya. Satu tombol kecil di bagian belakang bisa Anda tekan untuk membuat penopang kepala menjadi fleksibel dan bisa Anda tarik cukup jauh untuk dikenakan secara langsung. Sementara itu, ada satu tombol yang bisa digunakan di depan untuk memajukan dan memundurkan layar. Kerennya lagi? Desain seperti ini juga membuatnya sangat bersahabat dengan gamer berkacamata.
Sering melihat ke layar untuk waktu yang lama dengan beragam posisi, gamer memang rentan bermasalah dengan masalah penglihatan. Hasilnya? Kacamata seringkali berakhir jadi solusi sekaligus “pengorbanan” dari hobi menyenangkan yang satu ini. Playstation VR sepertinya mengerti soal target pasar yang ia tuju dan memastikan bahwa ia memang bisa digunakan dengan sangat nyaman oleh gamer berkacamata. Kuncinya ada pada mekanisme di layar yang seperti kami sebutkan sebelumnya, bisa Anda maju dan mundurkan.
Tak hanya itu saja, ruang antara lensa dan penopang di sekitar mata juga terhitung luang. Kacamata dengan frame standar bahkan tak akan menyentuh lensa sama sekali, yang juga membuatnya aman dari resiko tergores dan sejenisnya. Lantas, bagaimana dengan pengaturan fokus itu sendiri? PSVR tak menyediakan fitur ini. Satu-satunya cara untuk memastikan fokus hanyalah dengan mekanisme yang sama, mengatur posisi layar Anda dan headset di kepala. Berita baiknya? Dengan menguji hampir di 4 atau 5 teman terdekat, belum ada yang pernah bermasalah bahwa tak bisa menemukan fokus. Yang dibutuhkan hanyalah sedikit waktu menyesuaikan diri saja.
Satu pendekatan dan juga jadi sumber masalah tersendiri mungkin ada pada pemilihan bahan karet yang jadi penopang mata dan hidung Anda dari lensa. Pilihan karet super lembut ini memang membuat headset Anda tak terasa menekan dan sekaligus membuatnya nyaman, namun jadi bumerang ketika Anda terlibat dalam game-game VR yang butuh aktivitas fisik, seperti The London Heist misalnya. Dengan bahan seperti ini, apalagi dengan iklim Tropis yang panas, Anda akan mudah berkeringat. Namun untuk game-game yang tak butuh Anda untuk bergerak dan hanya sekedar menikmati konten yang ada, Anda tak perlu banyak khawatir.
Salah satu hal lain yang seringkali jadi bahan perbincangan ketika perangkat VR muncul di atas permukaan adalah pengaturan kabel. Mengapa? Karena ia sering disebut sebagai salah satu elemen yang paling mengganggu dan berbahaya untuk perangkat VR. Bergerak terlalu berlebihan dan tak lagi peduli dengan apa yang ada di dunia nyata, bukan tak mungkin Anda justru berakhir tak sengaja menginjak kabel perangkat VR ini, merusaknya, atau lebih parah mencederai Anda.
Kekhawatiran ini mungkin akan relevan untuk perangkat VR seperti HTC Vive yang memang menuntut Anda untuk bergerak dengan kemampuan untuk membaca ruang itu sendiri. Untungnya, bukan sesuatu yang harus Anda pikirkan di Playstation VR. Mengapa? Karena sebagian besar game hanya memberikan Anda ruang untuk bergerak setidaknya hanya satu atau dua langkah ke segala arah, membuat management kabel seperti ini tak jadi masalah yang terlalu esensial untuk dikhawatirkan. Konektor kabel dan sejenisnya ditangani oleh processing unit dengan sangat baik sehingga akan ada hanya satu buah kabel saja yang menjuntai dari perangkat PSVR itu sendiri. Game-game PSVR dengan konten fisik seperti Batman: Arkham VR dan The London Heist bisa Anda nikmati tanpa perlu rasa takut.
Yang perlu Anda perhatikan selanjutnya adalah komposisi ruangan itu sendiri. Walaupun tak menuntut ruang yang besar, Playstation VR tetap memungkinkan proses pelacakan gerakan user berbasis kamera yang ditangani oleh Playstation Camera. Anda bisa menunduk, misalnya, untuk membuat karakter utama di game PSVR yang Anda cicipi, menunduk juga. Jarak sekitar dua meter dari Playstation Camera dengan ruang sedikit luang di sekitar sepertinya sudah cukup untuk memenuhi hampir semua hal yang Anda butuhkan. Sisanya? Karena tracking PS Camera sangat bergantung pada cahaya yang muncul dari headset Playstation VR itu sendiri, Anda hanya harus memastikan tak ada sumber cahaya super terang berada di belakang Anda untuk pengalaman yang lebih optimal.
Secara garis besar, Playstation VR adalah sebuah perangkat VR yang didesain dengan optimal. Fakta bahwa kami, gamer berkacamata dengan ukuran kepala besar bisa menikmatinya tanpa masalah sudah menjadi sebuah testimoni tersendiri bahwa Sony mengerti target pasar siapa yang ia tuju dan memfasilitasinya dengan sebaik mungkin.