15 Game Sinematik Terbaik untuk Monitor 21:9!

Reading time:
April 26, 2017
  1. Batman: Arkham Knight

Batman Arkham Knight LG Ultrawide jagatplay (6) Batman Arkham Knight LG Ultrawide jagatplay (7)

Untuk sebuah seri yang diposisikan sebagai akhir dari seri game superhero yang pantas menyandang predikat “terbaik”, Arkham Knight memang penuh masalah. Namun, presentasi dan kualitas visual tak pernah menjadi bagian dari hal itu. Tetap berperan sebagai si Ksatria Kegelapan yang kini harus bertarung dengan psikisnya sendiri, Gotham yang ditawarkan oleh Arkham Knight adalah salah satu visual terbaik. Hujan yang terus mengguyur memberikan efek dramatis yang lebih, terutama ketika Batman dengan material pakaiannya terlihat merefleksikan sedikit cahaya dari bulan karenanya. Gotham yang gelap namun juga dipenuhi kontras warna dari lampu neon yang menolak padam, pantas dinobatkan menjadi salah satu setting terbaik di video game manapun. Bayangkan jika Anda bisa memeras sedikit sensasi ekstra sinematik darinya.

  1. The Witcher 3: Wild Hunt

The Witcher 3 LG Ultrawide jagatplay (1) The Witcher 3 LG Ultrawide jagatplay (6)
The Witcher 3: Wild Hunt in action!
The Witcher 3: Wild Hunt in action!

Sebuah game action RPG yang sempurna? Kami tak akan heran jika beberapa dari Anda mengangguk cepat, sesuatu yang juga kami lakukan. CD Projekt Red berhasil meracik sebuah game yang memenuhi hampir semua elemen dengan kualitas yang optimal. Sebuah game RPG yang tak hanya diracik dengan indah, tetapi juga mudah untuk dinikmati di segala aspek yang ada. Menjelajahi dunia The Witcher 3 yang luas dengan ragam efek cuaca dan siklus siang-malam di monitor 21:9 memang terhitung luar biasa Ia seolah “menyempurnakan” sensasi sinematik yang sebenarnya sudah ditawarkan lewat pengarahan kamera untuk tiap cut-scene, detail ekspresi wajah, hingga animasi serang dan desain dunia yang ada. Sebuah pengalaman ekstra yang pantas untuk dikejar.

  1. Ryse: Son of Rome

Ryse Son of Rome LG Ultrawide jagatplay (6) Ryse Son of Rome LG Ultrawide jagatplay (7)

Pada akhirnya, sayangnya, tak semua game dengan cita rasa sinematik ataupun mengusung visual yang ciamik juga diikuti oleh elemen lain yang juga pantas untuk dipuji. Hal inilah yang sering dilakukan Crytek sendiri via CryEngine mereka. Mereka selalu menghasilkan game-game yang tampil memanjakan mata, namun seringkali lupa memoles elemen yang lain untuk membuatnya bersinar. Hal inilah yang terjadi dengan Ryse: Son of Rome, sebuah game “opera sabun” di zaman Romawi yang penuh dengan perang skala besar dan pengkhianatan. Banyak gamer yang mungkin tak menyukai gameplay atau dangkalnya cerita yang ia tawarkan, namun tak akan ada yang bisa membantah bahwa ia merupakan salah satu game dengan pendekatan sinematik terbaik yang bisa Anda dapatkan di PC saat ini. Sebuah game yang sudah dibangun menyerupai film untuk diperkuat lagi dengan perangkat keras yang mengoptimalkan hal tersebut? Ryse: Son of Rome on 21:9, ladies and gentlemen

Di atas adalah 15 buah game sinematik yang menurut kami, akan tampil kian maksimal ketika dinikmati di monitor 21:9, seperti LG 34UM69G-B yang kami gunakan dalam pengujian. Beberapa dari Anda mungkin bingung mengapa kami tak menyertakan game-game yang sudah jelas memiliki cita rasa sinematik, seperti The Last of Us atau Uncharted dari Naughty Dog, misalnya. Kuncinya terletak pada absennya kemampuan Playstation 4 untuk mendukung resolusi 21:9, sehingga tidak semua game bisa dimanfaatkan. Jika dipaksakan, Anda akan punya dua opsi: membuat game tersebut terlihat melebar dengan proporsi yang tak nyaman atau membuatnya tetap proporsional, namun memunculkan bar hitam ekstra di bagian kanan dan kiri. Beberapa game PC yang sudah sinematik sekalipun juga tak jarang yang tak mendukung resolusi 21:9 dengan tepat, seperti INSIDE atau L.A. Noire misalnya.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari semua game sinematik yang sempat dirilis ke pasaran, judul apa yang paling ingin Anda cicipi di monitor 21:9 ini?

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 25, 2023 - 0

Review Mortal Kombat 1: Tetap, Mutilasi Adalah Solusi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Mortal Kombat 1 ini? Mengapa…
September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…