Review Persona 5: Berhasil Mencuri Hati!
Desain yang Indah

Jika ada satu hal yang selalu melekat kuat pada Persona sebagai JRPG, adalah desain yang selalu menitikberatkkan pada atmosfer yang begitu “anak muda”. Segar, keren, dengan artstyle yang siap untuk membuat Anda termanjakan. Berita baiknya, Atlus juga memastikan hal ini terjadi di Persona 5. Pendekatan yang begitu anak muda ini tak hanya melekat pada permainan warna atau atmosfer secara keseluruhan saja, tetapi juga semua hal-hal kecil seperti tata desain menu, layar kemenangan pertempuran, hingga waktu loading sekalipun. Seperti sebuah lem efektif yang menempel semua elemen yang ada untuk satu tujuan utama – menghadirkan pengalaman Persona yang Anda inginkan dan harapkan.


Maka hampir semua hal yang Anda temukan di game ini terasa keren dan penuh gaya. Berbeda dengan JRPG kebanyakan yang tak memperhatikan elemen-elemen “kecil” ini, Persona 5 memastikan bahwa Anda bisa menemukan pendekatan artistik seperti ini di setiap sudut. Menu terlihat berbeda dengan gaya tulisan unik dan permainan kontras warna yang super keren. Waktu loading juga tak hanya ditutup dengan sekedar tulisan “loading” dan sejenisnya, tetapi juga memuat kilasan aktivitas yang tengah terjadi. Jika Anda berada di kereta, maka Anda melihat sekelibat siluet para penumpang yang sibuk dengan aktivitas mereka sendiri-sendiri. Jika Anda tengah menjadi Phantom Thieves, maka waktu loading berubah menjadi animasi pendek sang karakterutama dengan kontras hitam dan putih yang keren. Aksi pamer kemenangan setelah pertarungan juga didesain dengan begitu ciamik, dan tak sekedar memperlihatkan karakter yang tengah diam dan sedikit bergaya untuk kemenangan. Pendekatan yang fantastis.


Walaupun kami sendiri tak bisa membandingkan seberapa realistis dunia yang ia tawarkan dibandingkan dengan kota aslinya, namun dunia yang dibangun Persona 5 juga mampu merepresentasikan tema urban yang selalu menjadi jati dirinya yang unik. Anda bisa berkunjung ke Akihabara dan menikmati Maid Cafe atau sekedar berbelanja elektronik, menikmati film-film layar lebar dengan lelucon di bagian judul yang tersebar di sudut kota, hingga menikmati nikmatnya “tersesat” di stasiun kereta dengan begitu banyak terminal yang masing-masing membawa Anda ke daerah yang berbeda. Menariknya, Atlus juga memastikan bahwa hampir semua hal yang mereka suntikkan di sini memang punya fungsinya masing-masing dalam gameplay, bahkan untuk sekedar mesin cuci sekalipun.
Satu hal yang juga membuat dunia ini lebih menarik adalah sensasi acak yang membuat Anda merasa hidup di sebuah dunia yang benar-benar nyata. Kita tidak sekedar bicara soal cuaca saja, tapi juga beragam event kecil yang sulit untuk diprediksi. Ketika berangkat pagi ke sekolah misalnya, Anda tidak akan selalu duduk. Ada kalanya, Anda justru harus berdiri dan berujung tak bisa membaca buku favorit Anda di kereta. Hal yang sama juga terjadi di event sekolah. Tanpa menggunakan walkthrough atau guide, Anda tak akan pernah bisa tahu kapan Anda akan mendapatkan pertanyaan acak dari guru Anda di pagi hari. Atau kapan tepatnya, teman-teman yang ingin Anda temui memang punya waktu dan berdiri di tempat mereka masing-masing.

Dari sisi presentasi, Persona 5 memang benar-benar mengagumkan. Dengan pendekatan cut-scene ala anime yang juga berakhir memukau, ia berhasil mencapai dua tujuan di mata kami: merepresentasikan sebuah game yang sangat “anak muda” dan tetap mempertahankan cita rasa sebagai sebuah game RPG yang lahir dari tangan dingin developer Jepang. Kombinasi yang akan membuat banyak gamer jatuh hati, sejak pandangan pertama. Ingat, kita masih belum bicara soal musik yang ia usung.
Cerita Serius dan Gelap

Anda mungkin bisa mengagumi soal pendekatan estetika yang ditawarkan Atlus di Persona 5, namun soal cerita, Anda masih akan berhadapan dengan sebuah game JRPG yang gelap dan menyeramkan di saat yang sama. Menyeramkan bukan karena ia hadir dengan desain musuh yang mengagetkan atau sejenisnya, tetapi karena fakta bahwa masalah yang ia bawa ke atas permukaan sebenarnya adalah realita sosial yang pasti akan pernah Anda temui, bahkan hadapi di dunia nyata. Bahwa ini bukanlah sebuah game JRPG yang jatuh pada plot “klise” dimana seorang penjahat berusaha menguasai atau menghancurkan dunia tanpa motif yang jelas. Bahwa ini adalah usaha anak-anak muda yang sudah muak dengan orang dewasa yang seolah menolak untuk melihat masalah sosial yang ada dan berusaha menyelesaikannya.
Maka yang Anda temukan adalah masalah-masalah yang siap untuk membalikkan isi perut Anda. Kami tentu tidak akan membicarakan plot lebih jauh, namun Palace pertama yang bisa Anda selesaikan dalam setidaknya 8 jam permainan pertama Anda sepertinya sudah memberikan insight yang jelas kira-kira pengalaman cerita seperti apa yang akan Anda dapatkan. Musuh pertama Anda adalah seorang guru mata keranjang yang menyalahgunakan otoritasnya sebagai seorang yang punya “kuasa” di sekolah. Seberapa rusak? Serusak usahanya untuk terus menyiksa anggota tim voli yang ia kepalai dengan ragam tindak kekerasan yang tak manusiawi atas nama kemenangan. Serusak aksinya melecehkan salah satu siswi secara seksual dengan iming-iming tempat di dalam tim, yang bahkan tak segan untuk mendekati temannya untuk hanya ingin menyalurkan hasratnya. Serusak aksinya untuk melihat sekolah yang penuh dengan energi anak –anak muda untuk tak berbeda dengan kastil pribadi, dimana ia raja dan semua murid berakhir sekedar budak, pelayan, atau gundik. Sebuah kondisi yang percaya atau tidak, juga tak sulit Anda temukan di dunia nyata.


Di atas semua artstyle keren yang ia tawarkan, Persona 5 hadir dengan sebuah cerita dan konsep yang serius. Ia memang mengusung elemen fiktif yang kental seperti pertarungan antar para monster yang disebut sebagai Persona, namun kondisi yang ingin diubah oleh The Phantom Thieves tak bisa dipandang sebelah mata. Bahwa ini adalah kisah anak-anak muda idealis yang mendapatkan kekuatan dan keberanian untuk melakukan perubahan yang menurut mereka, diabaikan oleh orang dewasa begitu saja. Bahwa di tengah begitu banyak kasus plagiat, politisi busuk, tindak kriminal yang dilakukan secara eksplisit, hingga ketidakraguan untuk “menjilat” pimpinan atas nama karir, dunia bergerak tanpa mendapatkan reaksi yang seharusnya.

Berita baiknya? Dengan pendekatan seperti ini, setidaknya pergerakan dari satu kasus ke kasus lainnya, apalagi mengingat temanya yang cukup melekat dengan kondisi masyarakat urban saat ini, akan membuat Anda mendapatkan sebuah sensasi JRPG “unik” yang jarang dieksplorasi sebelumnya. Sesuatu yang mengkombinasikan sensasi realisme dan fantasi di satu ruang yang sama.