JagatPlay NgeRacau: Tips Nge-Review Game ala Plad!
Pemanis
Kalau lu udah ngelakuin itu semua, dari belajar nulis, bangun kerangka, temuin gaya penulisan, dan akhirnya mulai eksplorasi detail untuk bikin review lu menjadi unik dan berbeda, yang perlu lakuin selanjutnya adalah membuatnya jadi lebih manis dan rapi untuk bisa dinikmatin sama orang. Dari hal sederhana, kayak makai tanda baca yang tepat dari sekedar tanda titik sampai koma, buat mastiin kalau point penjelasan yang pengen lu sampaiin memang tepat sasaran. Gua sendiri punya beberapa hal yang gua pakai untuk memastikan itu:
1. Jangan Sering Ngulang Kata yang Sama di 1 Paragraf
Salah satu hal yang bikin gua rada jengkel dan gak suka ketika ngebaca news atau review orang lain, terutama dari media di Indonesia – gaming ataupun enggak, adalah pengulangan kata sama yang terus terjadi di satu paragraf. Kalau memang ada point yang mesti lu lemparin, ada banyak cara untuk ngebuat itu jadi enggak berasa repetitif, sembari berusaha nawarin informasi baru di dalamnya. Lu bisa menggantikan kata yang terus diulang itu dengan pilihan deskripsi yang berbeda. Contoh:
“Playstation 4 saat ini sudah terjual 60 juta kopi. Sony menyebut bahwa penjualan Playstation 4 di wilayah Asia Tenggara sudah naik tiga kali lipat dibandingkan saat rilis. Sony juga berencana merilis lebih banyak bundle Playstation 4 dengan game di masa depan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat posisi Playstation 4 sebagai market-leader di pasar konsol saat ini.”
Bandingkan dengan:
“Playstation 4 saat ini sudah terjual 60 juta kopi. Sony menyebut bahwa penjualan konsol yang sudah berusia 4 tahun tersebut sudah menembus angka tiga kali lipat di Asia Tenggara dibandingkan saat rilis. Sony juga berencana merilisnya lebih banyak dalam bentuk bundle di masa depan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat posisi konsol andalan mereka ini sebagai market-leader”.
2. Anggap Semua Pembaca itu Tidak Tahu
Tenang, jangan tersinggung dulu. Kalau misalnya lu sering baca tulisan gua di JagatPlay, maka lu akan sering bertemu dengan fakta kalau tulisan di paragraf pertama gua selalu dialihkan untuk memberikan konteks lebih jelas soal berita yang ada. Jadi semacam pembuka, gua selalu berusaha jelasin apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi di saat ini, dan mengapa ini berita terkait signifikan untuk terus dibicarakan. Walaupun pembaca bisa langsung skip ke paragraf 2 buat dapetin berita inti misalnya, gamer yang enggak terlalu familiar sama isunya bisa dapat ekstra pengetahuan di paragraf 1 untuk ngerti apa yang terjadi di paragraf 2. Gua memperlakukan pembaca JagatPlay seperti ini untuk membangun konteks yang lebih jelas.
Contoh:
“Menjanjikannya beberapa waktu yang lalu, Valve akhirnya mengimplementasikan sistem Ranked baru untuk DOTA 2. Menyebutnya sebagai “Seasonal Ranked”, sistem yang mirip dengan apa yang diterapkan oleh Overwatch ini akan dirotasi setiap enam bulan. Selama periode tersebut, gamer DOTA 2 bisa mengejar dan mencapai satu dari 7 buah Rank Medal yang tersedia: Herald, Guardian, Crusader, Archon, Legend, Ancient, dan Divine. Tidak hanya itu saja, bermain Ranked secara Solo ataupun Team sekarang akan mempengaruhi progress Rank Medal Anda, walaupun kontribusi Solo akan dihitung lebih signifikan.”
Bandingkan dengan:
““MMR hanyalah sebuah angka”, berapa sering gamer DOTA 2 mendengar ungkapan yang satu ini? Padahal, angka ini berakhir menjadi reward yang mereka perjuangkan setelah melewati setiap pertarungan melelahkan di DOTA 2. Bagi Anda yang tidak terlalu familiar, MMR merupakan sebuah angka yang diracik untuk merepresentasikan skill player DOTA 2 dengan penambahan yang akan terjadi setiap kali kemenangan diraih. Ia selalu jadi target untuk dikejar, dengan pemain profesional biasanya berkutat di setidaknya angka MMR 7.000 – 10.000. Namun siapa yang menyangka bahwa Valve dan IceFrog ternyata cukup gila untuk membuang sistem yang bisa dibilang, menjadi urat nadi sensasi kompetitif DOTA 2 ini. Mereka menggantinya menjadi sesuatu yang lebih “umum”.
Menjanjikannya beberapa waktu yang lalu, Valve akhirnya mengimplementasikan sistem Ranked baru untuk DOTA 2. Menyebutnya sebagai “Seasonal Ranked”, sistem yang mirip dengan apa yang diterapkan oleh Overwatch ini akan dirotasi setiap enam bulan. Selama periode tersebut, gamer DOTA 2 bisa mengejar dan mencapai satu dari 7 buah Rank Medal yang tersedia: Herald, Guardian, Crusader, Archon, Legend, Ancient, dan Divine. Tidak hanya itu saja, bermain Ranked secara Solo ataupun Team sekarang akan mempengaruhi progress Rank Medal Anda, walaupun kontribusi Solo akan dihitung lebih signifikan.
Bentuk kedua, punya konteks informasi lebih jelas, ngebantu gamer yang enggak terlalu familiar memahami soal apa itu MMR dan kenapa ini berita menarik buat ditulis.
3. Have Fun!
Ini mungkin salah satu hal yang menurut gua seringkali dilupain. Bahwa usaha untuk populer dan capai traffic tinggi atas nama biar gampang dapat sponsor, bikin reviewer game di Indonesia, at least yang gua lihat, lupa “bersenang-senang” sama kerjaan mereka sendiri. Kalau mereka berakhir nulis review video game, yang notabene sebuah kegiatan yang menghibur dan menyenangkan, dengan pemilihan kata teramat sangat baku dan kaku. Gua pribadi selalu ngerasa kalau video game, at least dengan proses review, selalu punya ruang buat nyuntikkin humor di sana-sini. Lu bisa ketemu glitch kocak untuk lu masukin ke dalam review lu, desain absurd untuk mancing reaksi marah lu, atau sekedar konten lewd yang terlalu sayang untuk enggak dibicarakan. Review game itu bukan soal pedang dan potongan tubuh doank, tetapi terkadang, juga soal preferensi dan kesenangan. Kita ini manusia, bukan robot.
Good Luck!
Apa yang gua harapin dari artikel NgeRacau kali ini? Ya selain visit banyak, supaya ini situs gaming makin rame, dan gua bisa ngejual ini site buat dapetin duit lebih banyak, tajir, punya 4 istri, beli mobil, terus cerai, dan akhirnya hidup sebagai duda gendut tajir super pervert yang doyan neropongin cewek-cewek SMA dari rumah gua yang tinggi bak istana dengan celana dalam GT-Man yang dibeliin nyokap, gua juga berharap ini bisa ngasih kejelasan ke lu pada soal apa itu Reviewer Game dan gimana caranya untuk mulai terjun di kerjaan yang untuk standar Indonesia, memang “enggak biasa” ini. Dengan komunitas gaming yang mulai super aktif, dengan produsen peripheral yang terus nyari ruang buat sponsorin produk mereka, dan game-game konsol yang mulai perhatiin Indonesia sebagai pasar yang potensial, gua enggak akan heran kalau ini kerjaan ini akan kian diminati.
Belajar nulis, belajar ngebangun kerangka penulisan, belajar ngelihat hubungan, belajar buat ngebangun gaya menulis lu sendiri yang nantinya juga akan bikin lu nulis makin cepat, belajar buat tahu soal belakang layar industri game buat ekstra pengetahuan, belajar ngumpulin informasi, belajar ngebangun opini, belajar untuk merhatiin detail, belajar untuk menentukan mana yang menarik atau tidak menarik untuk dibicarakan, belajar untuk menuangkan dan mengekspresikan isi otak ke dalam tulisan, belajar bersenang-senang, belajar jangan sok tahu, dan belajar untuk belajar nge-review apapun yang bisa lu review sebagai permulaan. Ini memang pekerjaan yang mungkin enggak ada jenjang karirnya atau mungkin berakhir enggak mencukupi lu secara finansial, tetapi ada kepuasaan tersendiri ketika melihat opini lu dijadikan acuan seseorang untuk sekedar berbelanja, atau lebih pentingnya lagi, membangun diskusi terkait satu produk tertentu.
Mulailah menulis, and have fun!












