JagatPlay: 50 Musik Video Game Terbaik Satu Dekade (2010 – 2019)
-
Journey – The Road of Trials (Austin Wintory)
Musik adalah bagian yang tidak terpisahkan dari salah satu game terunik di industri game – Journey. Mengingat ia adalah game yang sama sekali tidak memuat porsi dialog sama sekali, musik memainkan peran lebih penting untuk tidak hanya membangun mood cerita saja, tetapi memberikan gambaran lebih jelas bagi gamer soal apa yang mungkin tengah dihadapi atau dirasakan oleh karakter yang mereka gunakan. Bahwa perjalanan indah namun penuh tantangan ini tidak selamanya damai dan indah. Kelelahan atas nama perjuangan untuk mencapai puncak tertinggi juga membaur di dalamnya.
-
Super Smash Bros. Ultimate – Lifelight
Banyak gamer yang sepertinya gagal mengapresiasi seberapa seriusnya Nintendo soal musik setiap kali kita berbicara soal Super Smash Bros., tidak hanya untuk seri Ultimate ini saja. Mereka biasanya menyiapkan lagu pembuka yang di seri-seri sebelumnya pantas diacungi jempol sekaligus memastikan musik juga menjadi bagian krusial saat membawa karakter tamu di dalamnya. Lifelight dipilih Nintendo untuk seri Ultimate dan ia mewakilinya dengan begitu baik. Ada sensasi heroik yang mengalir kental saat ia diputar.
-
Battlefield 3 – Main Theme (Johan Skugge & Jukka Rintamaki)
“DUM! DUM! DUM DUM DUM! DUM! DUM! DUM DUM DUM!”, Anda bisa menyebut sebuah OST sukses jika mendengar intronya saja langsung membangkitkan memori dan asosiasinya kepada satu judul tertentu. Main Theme yang diusung Battlefield 3 memang merupakan evolusi dari lagu tema seri Battlefield sebelumnya. Namun dipadukan dengan presentasi Battlefield 3 yang begitu memesona pada saat trailer perdananya keluar, ada sesuatu yang magis dengan lagu tema yang sepertinya siap untuk membuat para fans-nya, mengangkat senjata dengan adrenalin yang terpompa kencang.
-
God of War 3 – Shattering the Skies Above (Trivium)
Shattering the Skies memang tidak pernah muncul secara langsung saat Anda memainkan God of War 3, yang tentu saja keputusan rasional mengingat band metal secadas in tidak akan sejalan dengan mitologi Greek yang saat itu, dibasmi Kratos. Menjadi satu dari beberapa lagu yang masuk ke dalam album metal yang terinspirasi oleh aksi balas dendam Kratos “muda” di kala itu, Shattering the Skies masih menjadi salah satu lagu metal terbaik yang penah lahir dari sebuah video game. Ia mewakili energi Kratos dengan begitu baik.
-
Everybody’s Gone to the Rapture – The Light We Cast (Jessica Curry)
Sebuah game “walking simulator” yang mungkin tidak akan cocok dengan semua orang, apalagi dengan konsep ceritanya yang menggabungkan sci-fi dan konsep religi agama di dalam satu ruang sama. Namun kami akan berbohong jika menyebut bahwa Everybody’s Gone to the Rapture tidak memuat library musik dan lagu yang terhitung istimewa. Hampir semua musik yang ia usung berhasil membangun atmosfer misteri yang seharusnya. The Light We Cast seolah menawarkan ketenangan dan resolusi di dalam sebuah pertanyaan yang Anda tidak pernah tahu Anda ingin jawabannya atau tidak. Ada kedamaian dalam kebingungan di sana.
-
Tokyo Mirage Sessions #FE – Fly: You’re My Wind (Inori Minase)
Apalah arti sebuah game yang mengusung tema “Idol Jepang” dan semua perjuangannya di belakang layar jika ia tidak bisa memuat lagu-lagu J-Pop yang menarik di dalamnya? Berita baiknya, hal tersebut dieksekusi dengan manis oleh Atlus dengan Tokyo Mirage Sessions yang memang meleburkan konsep SMT dan Fire Emblem di satu ruang yang sama. Ia memuat begitu banyak lagu J-Pop memesona yang biasanya berkutat pada perjuangan mental seorang remaja atau sekadar cinta. Dari semua lagu yang tersedia, kami memilih “Fly” ini karena sisi emosi yang lebih terasa sekaligus faktor memorable mengingat ia juga diikuti FMV performa yang memesona.
-
Bastion – Build that Wall (Ashley Barrett)
Ketika pertama kali mengemuka di industri game, nama Supergiant Games memang belum identik dengan kualitas. Apresiasi pada developer ini mengemuka setelah game action RPG mereka – Bastion berhasil mencuri hati gamer lewat pendekatan visualisasi, cerita, gameplay, dan tentu saja musik. Momen emosional terasa begitu kentara ketika Build that Wall mengemuka dengan vokal Ashley Barrett yang sepertinya sukses menangkap keindahan dunia Bastion sekaligus semua tragedi yang dibangun di atasnya.
-
Dissidia Final Fantasy NT – It Ends Here (Takeharu Ishimoto)
Apakah Dissidia Final Fantasy NT adalah sebuah game fighting yang bagus? Tidak. Apakah ia mampu menawarkan kualitas serupa dengan Dissidia masa lampau? Tidak. Apakah ia sukses di pasaran? Tidak. Apakah ia mengusung salah satu FMV Final Fantasy terbaik? Iya. Apakah ia dipadukan dengan musik “khas” Final Fantasy yang siap untuk membuat hati Anda bergetar? Tentu saja! Selalu menggembirakan melihat bagaimana karakter-karakter antagonis dan protagonis ikonik Final Fantasy bertarung di satu ruang yang sama, melawan satu musuh yang sama, dengan FMV yang begitu luar biasa. Kesemuanya dipadukan dengan musik khas Final Fantasy dengan build-up fantastis yang terbayar di pertengahan musik. Cukup untuk membuat hasrat Anda untuk menyelamatkan dunia semakin berkobar.