JagatPlay: 50 Musik Video Game Terbaik Satu Dekade (2010 – 2019)

Reading time:
December 19, 2019
  1. Star Wars Jedi: Fallen Order – Black Thunder (The Hu)

Acungan dua jempol memang layak diarahkan kepada Respawn Entertainment yang berhasil meracik sebuah game single player Star Wars yang memesona. Namun kejutan justru datang dari salah satu musik favorit yang didengarkan oleh si karakter utama – Cal. Sempat terdengar di salah satu stage, Respawn ternyata memilih band metal asal Mongolia dengan ciri khas throat-singingnya, The Hu, yang menyumbangkan lagu mereka yang berjudul “Black Thunder” untuk game Star Wars ini. Ini berarti, mengingat cerita Star Wars Jedi: Fallen Order dihitung canon, The Hu juga merupakan band yang canon di semesta Star Wars. Sayangnya, lagu ini sendiri belum tersedia dalam format studio dan baru dibawakan oleh The Hu secara live.

  1. Octopath Traveler – Decisive Battle II (Yasunori Nishiki)

Jika kita berbicara soal sebuah genre yang punya asosiasi dengan musik keren yang menggugah, maka JRPG sepertinya akan jadi genre yang paling mendominasi diskusi. Konsep yang sama juga diusung Square Enix untuk Octopath Traveler. Menghadirkan setidaknya 8 karakter utama berbeda di sebuah dunia yang juga dibagi ke dalam terrain-terrain unik, cita rasa JRPG Octopath Traveler bukan hanya mengemuka manis dari sistem battle atau pendekatan visual berbasis piksel yang dimodifikasi hingga tampak modern saja, tetapi juga musik pengiring yang fantastis. Memilih satu di antaranya memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun kami berakhir memilih “Decisive Battle II” mengingat kemampuannya untuk membuat situasi pertarungan yang penting dan genting terasa main krusial.

  1. Super Mario Odyssey – Jump Up, Superstar!

Memilih sebuah lagu dengan vokal sebagai pondasi soundtrack untuk sebuah franchise yang mengusung salah satu musik paling ikonik di sepanjang sejarah industri game memang bukan pekerjaan mudah. Namun banyak gamer yang sepertinya lupa bahwa selepas dari seri pertamanya di NES, banyak game Mario modern yang sesungguhnya memuat musik ikonik yang pantas untuk dibicarakan. Yang berhasil dilakukan oleh “Jump Up, Superstar!” adalah menguatkan tema petualangan Mario secara akurat, hadir sebagai lagu yang pantas untuk dimasukkan ke dalam library musik Anda, dan membuat situasi yang sudah cerita dan penuh warna, semakin riang. Apalagi sang karakter penyanyi – Pauline juga punya misi sampingan yang terasosiasi dengan lagu yang satu ini.

  1. Crypt of the Necrodancer – Crypteque (Danny Baranowsky)

Menyebutnya sebagai game ritmik juga tepat mengingat bagaimana ketukan dan musik memainkan peran penting di dalam konsep action adventure yang ia usung. Menjadi basis untuk game Switch tahun ini – Cadence of Hyrule yang juga dipuja-puji karena remix musik Zelda yang ia usung, sang seri original – Crypt of the Necrodancer sebenarnya juga memuat banyak OST yang pantas untuk masuk ke dalam library Anda, terutama jika Anda adalah pencinta musik tekno. Tidak percaya? Dengar saja Crypteque yang kami suntikkan di atas deskripsi dan silakan hitung berapa detik sebelum kepala atau kaki Anda ikut bergoyang.

  1. Kingdom Hearts 3 – Face My Fears (Utada Hikaru X Skrillex)

Hampir sebagian besar gamer sepertinya setuju bahwa “Face my Fears” untuk Kingdom Hearts 3 memang tidak menghasilkan impact yang sama kuatnya dengan “Simple and Clean”’ di Kingdom Hearts 1 dan “Passion” di Kingdom Hearts 2. Namun sulit untuk tidak mengakui bahwa Utada Hikaru membawa sesuatu yang baru dan berbeda untuk seri teranyar yang akhirnya membawa ia kembali dari peristirahatannya ini. Beberapa mungkin tidak setuju dengan pendekatan remix dari Skrillex, namun kami pribadi, melihatnya sebagai lagu OST yang cukup unik dan berbeda. Pesona suara seorang Utada Hikaru untungnya, masih terpancar manis di alunannya.

  1. Celeste – Confronting Myself (Lena Raine)

Indie memang sepertinya menjadi “rumah” bagi banyak lagu-lagu keren yang hadir dengan begitu banyak gaya dan pendekatan. Untuk sebuah game sekelas Celeste yang sebagian besar pengalamannya dibangun di atas platformer dengan tingkat kesulitan tinggi yang butuh presisi gerak yang tinggi, membangun sebuah lagu tema yang berfokus pada pertarungan boss tentu saja bukan hal yang mudah. Untungnya, Lena Raine melakukannya dengan sempurna. Ada kegentingan yang terasa dari dentuman “Confronting Myself” yang membuat gamer yang belum pernah mencicipi Celeste sekalipun memahami apa yang hendak diwakili oleh musik yang satu ini.

  1. Metal Gear Solid V – Quiet’s Theme (Stefanie Joosten)

Selama eksistensinya, seperti halnya banyak game Hideo Kojima selama ini, Metal Gear Solid V: The Phantom Pain sebenarnya memuat beberapa musik dan lagu yang pantas untuk dibicarakan, baik yang hadir sebagai OST ataupun sekedar lagu pihak ketiga yang disuntikkan di dalamnya. Namun dari kesemuanya, Quiet’s Theme yang berakhir memiliki posisi istimewa di hati kami. Ada yang menarik dari sebuah dualitas bagaimana seorang karakter wanita yang suaranya bisa berpotensi menciptakan wabah dan menghancurkan dunia justru hadir dengan lagu paling lembut yang sangat mendepankan keindahan vokal sebagai lagu tema. Apresiasi ekstra pantas diarahkan pada sosok Stefanie Joosten yang tidak hanya meminjamkan wajahnya saja, tetapi juga suaranya untuk mewakili seorang Quiet.

  1. Ace Combat 7: Skies Unknown – Archange (Keiki Kobayasahi)

Terlepas dari statusnya sebagai sebuah game pesawat, gamer yang tumbuh besar dengan Ace Combat sepertinya memahami bagaimana alih-alih sebuah game action, franchise Bandai Namco ini memang justru terasa seperti sebuah “opera” angkasa. Pertempuran dengan pesawat hanyalah elemen untuk menyatukan hal-hal yang lebih fantastis dari sebuah seri Ace Combat seperti cerita, karakter, dan tentu saja musik choir-nya yang membuat segala sesuatunya kian dramatis. Sang seri terbaru – Ace Combat 7: Skiens Unknown juga menawarkan hal yang serupa. Menerbangkan pesawat berkecepatan tinggi, menari di udara bersama dengan belasan misil yang mengejar, sembari mendengarkan “Archange” adalah pengalaman Ace Combat definitif yang untungnya, bisa kembali kita nikmati.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…