Review Kingdom Hearts 3 – ReMind (DLC): Sekadar Mengingatkan!
Sekadar Mengingatkan!
Sebelum berbicara lebih jauh soal ReMind itu sendiri, Square Enix juga memberikan ekstra konten dan fitur bagi gamer-gamer yang tidak membeli DLC ini via update cuma-cuma yang menyuntikkan beberapa fitur imut. Selain Critical Mode untuk tingkat kesulitan lebih tinggi, Anda juga kini dibekali dengan dua buah fitur utama yang cukup untuk membuat kami terpuaskan. Update pertama? Tentu saja Photo Studio yang memungkinkan Anda untuk meletakkan karakter, mengatur pose, mengambil setting, dan merombak ragam efek visual yang ada untuk menangkap gambar-gambar yang selama ini Anda impikan. Anda juga bisa membentuknya menjadi sejenis Slideshow, lengkap dengan musik pengiring.
Update kedua ini memungkinkan Anda untuk menggunakan dua buah keyblade ikonik yang sempat hilang sebelumnya – Oblivion dan Oathkeeper. Kedua keyblade ini membutuhkan syarat berbeda utnuk bisa didapatkan, yang tentu saja butuh ekstra kerja keras. Status kedua keyblade ini memang masih berada di bawah Ultimate Weapon, namun menawarkan satu Form baru untuk Sora yang sudah lama dipinta gamer – Dual-Wielding. Terlepas apakah Anda hanya memiliki Oathkeeper saja atau Oblivion saja, sisa keyblade yang belum Anda miliki akan langsung otomatis muncul begitu Anda masuk ke dalam Form ini. Dengan serangan cukup kuat yang juga memiliki animasi yang fantastis, Anda bisa menjadikannya sebagai keyblade andalan jika Anda belum memiliki Ultima Weapon. Namun sayangnya, Dual-Wielding ini hanya bisa Anda eksekusi ketika Anda masuk dalam form baru ini, bukan sesuatu yang bisa Anda lakukan terus-menerus.
Re:Mind sendiri tentu saja menawarkan beberapa hal baru untuk sebuah konklusi cerita yang sayangnya, juga bisa “disamaratakan” dengan ending versi vanilla dengan beberapa iterasi yang menyentuh, namun tidak signifikan mengubah sisi cerita yang ada. Salah satu tambahan konten yang menarik adalah kesempatan untuk mengeksplorasi Scala Ad Caelum yang di versi vanilla, hanya muncul sekedar sebagai setting untuk pertempuran terakhir melawan Xehanort. Di ReMind, Scala Ad Caelum menjadi bagian dari misi untuk mencari kepingan hati Kairi. Ukurannya sendiri tidak terlalu besar, namun memiliki level vertikalitas yang unik. Di sini, selain bertarung melawan varian Heartless dan Nobodies yang siap menyambut Anda, Anda juga akan dihadapkan dengan beberapa puzzle sederhana untuk mendapatkan kepingan ini. Tambahan ekstra, namun sekali lagi, tidak terasa signifikan.
Salah satu tambahan konten paling signifikan yang kami sambut dengan terbuka adalah dibukanya ekstra cerita yang terjadi pada Riku dkk pada saat Sora “terjebak” di dalam Scala Ad Caelum itu sendiri. Jika di versi vanilla, kisah ini tidak pernah dibahas dan dipresentasikan, maka untuk versi ReMind, Anda bisa melihat bahwa para Keyblade Wielder ini ternyata tidak sekedar “makan gaji buta” sembari menunggu Sora menundukkan Xehanort. Para Replica Xehanort yang sempat dilawan Sora ternyata menyeruak keluar dan berusaha menundukkan para Keyblade Wielder ini. Pertarungan tim dengan mekanisme unik dan dramatisasi yang siap untuk membuat bulu kuduk Anda merinding pun dimulai! Dengan ekstra konten ini, Anda bisa mengapresiasi lebih jauh soal perjalanan dan perjuangan Riku, Mickey, Aqua dkk untuk ikut membantu Sora, walaupun terjadi secara tidak langsung.
Maka dengan penekanan ekstra untuk karakter-karakter di luar Sora itu sendiri, kita juga berhadapan dengan kesempatan untuk memilih dan menggunakan karakter-karakter pendamping yang di seri vanilla-nya, sekedar dikendalikan oleh AI saja. Di pertarungan awal misalnya, Anda bisa menggunakan Roxas dengan dual-wielding andalannya sejak awal untuk menangani pertarungan boss yang memang melibatkan Axel dan Zion juga. Anda juga akhirnya berkesempatan untuk menggunakan Kairi dengan keyblade uniknya dalam sebuah format pertarungan panjang yang secara mengejutkan, memberikan gambaran yang lebih jelas soal seberapa kuatnya sebenarnya seorang Kairi. Namun sayangnya, konten ini juga terhitung setengah hati. Mengapa? Karena ada beberapa keyblade Wielder lain yang cukup mengundang rasa penasaran seperti – Axel atau Zion yang tetap berakhir, tidak bisa digunakan. Padahal dengan tambahan satu atau dua extra cut-scene, Square Enix sebenarnya bisa memfasilitasi hal tersebut.
Dengan semua deskripsi kami di atas, ReMind terdengar seperti sebuah DLC yang sempurna untuk para penggemar Kingdom Hearts, terutama untuk Kingdom Hearts 3. Namun, mengapa kami sendiri menyebutnya sebagai DLC “sekadar mengingatkan” yang terhitung mengecewakan? Sederhana, karena ia tidak banyak menawarkan hal baru secara signifikan. Konsep “mengembalikan waktu” yang ditempuh Sora ini berarti mendorong Anda untuk melewati pertempuran-pertempuran yang sudah sempat Anda jalani di versi vanilla, melawan boss yang sama yang notabene berbagi moveset yang sama, dengan potongan cut-scene yang sebagian besar sama. Lebih buruknya lagi? Keluhan yang terjadi di versi vanilla dimana pertempuran melawan 13 Darkness bisa tiba-tiba berhenti atas nama potongan cut-scene untuk memberikan konklusi konflik sebelum berlanjut melawan musuh yang lain juga masih terjadi di DLC ini. Benar sekali, konsep dan eksekusi buruk yang jadi sumber keluhan karena terkesan malas, kaku, dan sangat tidak imersif ini kembali di ReMind tanpa mendapatkan perubahan apapun!
Cara Square Enix menangani DLC ReMind untuk Kingdom Hearts 3 sepertinya menjadi salah satu bukti penyajian termalas untuk sebuah konsep DLC, apalagi yang ditawarkan dengan harga super tinggi seperti ini. Ketika game lain seperti The Witcher 3 menawarkan cerita, karakter, hingga dunia baru untuk dijelajahi, ReMind justru berakhir menawarkan hampir 70% konten yang sudah ada di versi vanilla dengan sedikit permak konten yang harus diakui, juga tidak menarik sama sekali. Sisanya, terutama pertarungan grup melawan para Replica Xehanort memang pantas diapresiasi, apalagi dengan ragam QTE yang seru di dalamnya. Namun sayangnya, “konten baru” ini tidak akan mampu mengangkat “kemalasan” yang terpancar jelas dari eksekusi DLC yang satu ini. Berita yang bahkan lebih buruknya lagi? Alih-alih memberikan nilai tambah pada sisi cerita, ia justru membungkusnya dengan lebih banyak kebingungan dan ekstra konklusi yang tidak banyak berkontribusi pada gerak cerita Kingdom Hearts secara keseluruhan. Membuat Anda bertanya-tanya, untuk apa sebenarnya eksistensi DLC yang satu ini?
Karena secara rasional, dengan harga yang ia usung, Square Enix bisa melakukan banyak hal yang fantastis dengan ReMind. Mereka sudah secara resmi memperlihatkan kembalinya beberapa karakter Final Fantasy seperti Squall, Yuffie, Cid, dan tentu saja – Aerith. Namun alih-alih memuat mereka ke dalam Radiant Garden – sang markas yang bisa dieksplorasi, keempat karakter ini sekedar muncul sebagai cameo untuk bercakap-cakap di konten end-game saja. Mereka tidak berperan banyak dalam cerita, tidak membantu usaha untuk mencari Kairi, dan berujung berdiri diam sebagai target pembicaraan dengan variasi dialog minim di akhir. Jawaban Nomura untuk “Kemana karakter-karakter Final Fantasy” yang didengungkan gamer-gamer KH3 versi Vanilla benar-benar berujung setengah hati.
Dengan semua kombinasi keputusan yang begitu membingungkan dan mengecewakan ini, ReMind benar-benar berujung memenuhi takdir seperti nama yang ia usung – “sekadar mengingatkan” soal pertempuran-pertempuran terakhir Sora dengan ekstra tambahan cerita soal usaha untuk menemukan Kairi saja. Ada beberapa momen yang pantas dipuji memang, namun tidak cukup fenomenal untuk mengangkat sensasi malas dan setengah hati yang terpancar dari sebagian besar porsi pengalaman yang ada. Ada seseorang di Square Enix yang seharusnya diingatkan bagaimana caranya meracik dan menawarkan konsep DLC yang baik dan seharusnya.
Namun setidaknya, Anda yang datang dengan satu keluhan spesifik di versi vanilla Kingdom Hearts 3 – soal tingkat kesulitan, akan mendapatkan sebuah penebusan yang fantastis di Remind.
14 “Sephiroth”
Hampir semua gamer yang sempat mencicipi Kingdom Hearts dan Kingdom Hearts 2 tentu tidak akan asing lagi dengan sosok Sephiroth – tokoh antagonis Final Fantasy yang juga menjadi boss rahasia dan tersulit untuk kedua seri yang satu ini. Pertarungan melawan Sephiroth memang akan menyita waktu dan tenaga, dimana tidak sekedar serangan-serangan kecil saja, persiapan dengan menghadirkan ragam item dan keyblade terbaik Anda akan berkontribusi meningkatkan kesempatan menang yang di awal, sudah kecil. Tidak heran jika banyak gamer yang kecewa bahwa Sephiroth tidak hadir di Kingdom Hearts 3. Square Enix memang masih menghadirkan pertempuran boss rahasia di sana, namun tingkat kesulitannya hanyalah sepersekian dari pertarungan Anda melawan Sephiroth di seri-seri sebelumnya. Anda bahkan tidak perlu meneteskan keringat dingin sama sekali.
Kombinasi ini membuat banyak gamer yang berkesimpulan, termasuk kami, bahwa Kingdom Hearts 3 adalah sebuah game action RPG yang mudah. Bahwa pertarungan boss terakhir sekalipun bisa dilewati dengan begitu mudah tanpa banyak strategi. Anda tidak perlu melakukan deflect serangan atau mengatur Abilities seperti apa yang hendak Anda pasang di Sora. Semuanya bisa dilakukan dan diselesaikan dengan terus menekan tombol serang, mengeksekusi Form baru atau serangan spesial keyblade atau Attraction, menghindar sesekali, melakukannya berulang, dan melihat layar kemenangan tiba di akhir. Berita baiknya? Jika Anda termasuk gamer Kingdom Hearts yang butuh tantangan, ReMind memenuhi mimpi tersebut.
Menjadi konten end-game yang muncul sebagai episode baru yang disebut “Limit Cut” yang mengitari plot soal usaha Keyblade Wielder yang lain untuk mencari Sora yang lokasinya memang misterius tersebut, Anda diminta untuk berperang melawan 13 Darkness dengan menggunakan Sora. 13 Darkness yang eksis dalam bentuk Data melawan Sora yang juga hadir dalam bentuk Data ini diyakini menyimpan kunci esensial untuk menemukan keberadaan Sora itu sendiri. Berita buruknya? Ini adalah 13 Darkness yang Anda kenal selama ini, dimana Anda kembali harus bertarung melawan Young Xehanort, Luxord, Vanitas, hingga Xehanort itu sendiri, membuat minimnya konten baru yang muncul. Berita “baiknya”? Tingkat kesulitan mereka meroket sebegitu signifikannya, hingga ke-13 Darkness dalam bentuk Data ini bisa Anda samaratakan dengan pertarungan melawan Sephiroth di masa lalu.
Kami sendiri tidak berlebihan untuk menyebut bahwa tingkat kesulitan 13 Darkness dalam bentuk DATA ini memang setara Sephiroth. Setiap dari mereka tidak akan sulit untuk mengikis keseluruhan bar HP Anda hanya dalam 3-4 serangan saja, yang juga biasanya muncul dalam bentuk serangan-serangan kombinasi yang begitu beragamnya, hingga Anda harus mempelajari dan mengenalinya satu per satu. Berita buruknya? Mereka juga datang dengan bar HP dengan lapisan begitu banyak yang berarti butuh ekstra waktu untuk bisa ditundukkan di tengah tingkat survival yang begitu rendah. Berita lebih buruknya lagi? Ke-13 musuh ini juga dibalut dengan sistem anti-stagger untuk sebagian besar animasi yang bisa mereka eksekusi. Apa artinya? Ini berarti bahwa hampir sebagian besar serangan yang Anda lancarkan tidak akan membatalkan animasi serangan yang mereka eksekusi. Ini membuat Anda selalu rentan untuk dihabisi, membuat mereka lebih sulit untuk diserang dengan kombo panjang dan mematikan, serta membuat timing hindar kini menjadi lebih esensial dari yang seharusnya. Belum lagi ada karakter seperti Luxord misalnya, yang punya “mekanik pertarungan”nya sendiri.
Jika Anda berhasil melewati ke-13 DATA True Organization XIII yang butuh darah, keringat, dan air mata untuk ditundukkan ini (dimana kami gagal dan hanya berhasil “membersihkan” sekitar 9 dari 13 dengan belasan jam waktu pertarungan), Anda akan bertemu dengan anggota ke-14 yang akan membuka misteri dan spekulasi baru bagi kelanjutan cerita Kingdom Hearts itu sendiri. Benar sekali, kita tengah bicara soal Yozora – karakter mirip Noctis yang sempat digoda di secret ending versi Vanilla. Terlepas dari apakah Anda bisa mengalahkan boss super sulit ini atau tidak, Anda akan mendapatkan ending untuknya. Dikalahkan Yozora akan mendapatkan bad ending, sementara mengalahkannya akan berbuah good ending. Beda ending ini akan mempengaruhi animasi terkait Sora, namun tetap akan berujung pada potongan pasti yang kian mengaitkan sosok Yozora dengan Noctis “lawas” versi Final Fantasy Versus XIII yang untuk saat ini, belum bisa dipastikan hendak bermakna apa oleh Tetsuya Nomura itu sendiri.
Kami harus mengakui bahwa kami sendiri menikmati ending dan pertarungan melawan Yozora tersebut via Youtube, setelah dengan penuh rasa kerendahan hati, harus mengakui kecupuan kami untuk bisa menyelesaikan ke-13 “Sephiroth” ini, walaupun kami sudah berbekal Sora level 99 dengan Ultima Weapon sekalipun. Izinkan kami untuk “mencuri” potongan gambar dari Youtube ini untuk memberikan Anda sedikit gambaran soal seperti apa pertarungan melawan Yozora yang dimaksud.
Maka dengan kehadiran “Limit Cut” Episode ini, gamer-gamer yang sempat mengeluhkan soal tingkat kesulitan Kingdom Hearts 3 dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya akhirnya mendapatkan jawaban super memuaskan. Tidak hanya sekedar “sulit”, Square Enix berhasil menyulap 13 boss biasa ini menjadi gerombolan Super Boss yang butuh strategi dan kesabaran untuk ditundukkan. Selamat tinggal usaha untuk menekan tombol serang menyerang terus-menerus dan berharap menang!