Review When The Past Was Around: Perban Luka Hati!

Reading time:
September 21, 2020
When the Past Was Around 2

Tidak lagi terperangkap pada horror dan mitologi yang mengitarinya, mulai mengeksplorasi beragam ide kreatif yang diracik manis, dan mulai menemukan pasar yang solid tidak hanya untuk lokal saja tetapi juga gamer-gamer internasional, melihat perkembangan industri game selama beberapa tahun terakhir ini adalah sesuatu yang membanggakan. Di ujung tombak pertumbuhan ini mengemuka nama Toge Productions yang juga membantu beberapa developer lokal untuk menemukan jalan mereka ke pasar yang lebih luas dan unik, seperti konsistensi dan daya tarik game yang diracik oleh studio developer asal Surabaya – Mojiken. Kini mereka akhirnya melepas proyek teranyar mereka – When the Past Was Around via Steam!

When the Past Was Around (WPWA) diracik sebagai sebuah game yang memang menjadikan cerita dan pendekatan artistik sebagai daya tarik utama. Anda yang sempat mencicipi game racikan Mojiken lainnya – A Raven Monologue, yang didistribusikan secara cuma-cuma beberapa tahun yang lalu, sepertinya akan menemukan pendekatan yang serupa di sini. Kini Anda akan mendapatkan pengalaman cerita yang lebih berfokus pada sisi romantisme anak manusia, disuguhkan dengan visual memanjakan mata, musik yang memainkan peran penting, dan uniknya – gameplay yang tidak lagi sebatas interactive story dimana Anda hanya perlu bergerak kesana-kemari untuk memicu progress ke chapter selanjutnya, Di titik intinya, WPWA meleburnya dengan pendekatan puzzle yang cukup memesona.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh When the Past Was Around (WPWA) ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan sebuah perban untuk luka hati? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

When the Past Was Around 9
Selamat datang di dunia milik Eda!

Selamat datang di dunia milik Eda, dimana musik bukan lagi sekadar alunan melodi, tetapi nyawa dan jalan hidup yang ia tekuni sejak kecil. Dengan kemahiran jemari tangannya menekan senar-senar biola dan gesekan pelan dan presisi yang ia lakukan, musik tumbuh menjadi jalan hidup yang pasti untuknya. Namun seperti kebanyakan anak manusia, Eda berada di titik yang membingungkan. Musik tidak lagi semenyenangkan yang ia bayangkan.

Di tengah situasi penuh tanda tanya yang belum jelas apakah memiliki jawaban atau tidak ini, Eda bertemu dengan sosok misterius – Owl yang ternyata juga berbagi ketertarikan yang sama pada musik. Pertemuan mereka yang seolah sudah ditentukan oleh takdir ini tumbuh menjadi sebuah kisah romansa kecil di antara keduanya. Bagi Eda, Owl juga menjadi pintu motivasi baru untuk menemukan rasa cintanya kembali pada musik. Namun seperti yang bisa diprediksi, kebahagiaan ini tidak berlangsung cukup lama. Kegembiraan Eda yang sudah menyentuh pintu surga, kini dihantam kembali ke tanah dan membuat hatinya hancur berkeping-keping.

When the Past Was Around 22
Eda mulai merasa musik yang jadi bagian hidup sejak ia kecil, tumbuh menjadi beban yang kian sulit ia nikmati.
When the Past Was Around 17
Semuanya berubah ketika bertemu dengan Owl.

Lantas, apa yang terjadi dengan hubungan antara Eda dan Owl? Bagaimana juga kisah keduanya tumbuh dan akan berakhir? Mampukah Eda menemukan kembali rasa cintanya pada musik? Anda tentu saja harus memainkan When the Past Was Around untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…