Review Call of Duty – Black Ops Cold War: Eksekusi Campaign Fantastis!
Multiplayer yang Familiar

Bukan seri Call of Duty memang jika mereka tidak menawarkan mode multiplayer yang terhitung solid. Namun seperti seri-seri sebelumnya pula, ia masih mengusung konsep yang lumayan serupa. Untuk berbagai mode klasik yang diusung, seperti Team Deathmatch, Kill Confirmed, atau Domination dan juga ragam mode lainnya, Anda masih akan berhadapan dengan konsep gameplay serupa – pertarungan jarak dekat yang akan menuntut Anda untuk menembak dengan cepat, berlari mencari target selanjutnya, dan terus mengulanginya hingga Anda menang. Black Ops Cold War sebenarnya menawarkan lebih banyak mode multiplayer, namun bagi kami pribadi, sulit rasanya untuk peduli. Karena pada akhirnya , esensi multiplayer Call of Duty selalu terletak pada mode-mode yang bisa Anda selesaikan dalam hitungan belasan menit ini.
Disajikan dalam begitu banyak arena pertempuran yang beberapa di antaranya hadir dalam ukuran lebih besar bergantung mode yang Anda pilih, sebagian besar desain level ini datang dengan satu pertimbangan yang sama – sebuah ruang tertutup, yang biasanya terbagi ke dalam beberapa jalur utama, yang masing-masing juga diperkuat dengan begitu banyak “terowongan” yang terhubung satu sama lain. Desain seperti ini membuat Anda mustahil untuk melakukan aksi camping untuk waktu yang sangat lama sebelum berakhir diserbu oleh tim musuh. Langkah rasional, seperti seri Call of Duty selama ini, adalah mencari tempat yang nyaman, membunuh beberapa musuh, dan kemudian bergerak ke lokasi selanjutnya. Seperti seri Call of Duty yang lampau pula, dengan pace pertempuran cepat seperti ini, sulit untuk mengharapkan sebuah kolaborasi otomatis dalam tim, bahkan untuk mode yang butuh kerjasama seperti Domination sekalipun.


Sementara sistem progress untuk karakter juga datang dengan konsep yang familiar. Semakin sering Anda menggunakan senjata spesifik di Black Ops Cold War, semakin besar pula kesempatan Anda untuk membuat mereka semakin kuat dan efektif. Ia biasanya datang dengan sistem level, yang seiring dengan meningginya angka tersebut, akan membuka lebih banyak attachment terkait senjata tersebut yang akan mempengaruhi beragam status, dari recoil, opsi zoom scope, hingga kecepatan lari. Setiap user juga akan memiliki level terpisah yang angkanya juga akan terkait pada opsi senjata, equipment, dan tentu saja “kekuatan spesial” Scorestreak yang bisa Anda akses dan masukkan ke dalam Loadout Anda nantinya. Di luar semua upgrade ini, Anda juga bisa menyelesaikan beragam tantangan untuk item kosmetik.
Sayangnya, mencicipi game ini dengan versi PC juga berarti membuka diri pada para cheater yang “beraksi tanpa rasa bersalah” di mode kompetitif ini. Dari setidaknya 20-30 match yang kami lalui di mode klasik (Team Deathmatch, Domination, Kill Confirmed), kami setidaknya sempat bertemu dengan dua cheater yang aksinya berujung ketahuan karena mereka dipilih sebagai highlight “Best Play”. Melihat bagaimana user-user ini dengan mudahnya membalikkan tubuh dan langsung otomatis menembak musuh apapun yang berada di dekat mereka adalah pemandangan yang menyedihkan. Bagi gamer konsol, selalu ada opsi untuk mematikan fitur crossplay untuk menghindari situasi yang satu ini. Bagi gamer PC, mengingat akar permasalahannya selalu gamer PC, ini jadi mimpi buruk yang terikat pada pengalaman Anda. Permasalahannya? Tidak pernah ada kepastian seberapa cepat dan intens Activision dan Treyarch akan menangani masalah ini.
Mode multiplayer lain yang terikat pada nama Treyarch dan selalu jadi andalan mereka tentu saja mode Zombie. Agak sedikit kehilangan karakteristik dari seri sebelumnya yang datang dengan karakter unik dengan setting khusus, Black Ops Cold War datang dengan pendekatan yang sederhana. Inti permainannya sendiri masih tetap seru, dengan usaha untuk bertahan dari zombie yang datang dalam bentuk gelombang, sembari berupaya untuk memperkuat karakter dengan menyelesaikan ragam misi di dalam arena, membeli senjata, melakukan upgrade untuk aksi bunuh lebih efektif, dan saling bahu-membahu untuk semua anggota tim tetap hidup. Seiring dengan meningkatnya jumlah gelombang, jenis zombie yang mengemuka akan jauh lebih seram, lebih tebal, dan lebih mematikan.


Terlepas dari keseruan yang ia tawarkan, yang notabene merupakan sensasi yang familiar untuk semua gamer yang mencintai mode zombie dari Treyarch, kami juga mulai menemukan masalah untuk mode yang satu ini. Keinginan untuk mencicipi lebih banyak mode zombie berakhir dengan proses matchmaking secara acak yang terjadi cukup lama. Entah karena waktu bermain kami yang keliru atau memang mode yang satu ini memang tidak sepopuler mode-mode kompetitif Call of Duty yang lainnya.Yang pasti, untuk saat ini, proses matchmakingnya butuh waktu lebih lama daripada saat Anda memainkan mode kompetitif.
Kombinasi mode multiplayer kompetitif dan zombie yang ia usung, sepertinya akan cukup untuk membuat Anda sibuk jika memang berniat untuk menginvestasikan waktu dengannya. Dengan komitmen Activision untuk terus melemparkan dukungan konten, seperti yang terjadi dengan Modern Warfare, sepertinya aman untuk berspekulasi bahwa hal yang sama juga akan terjadi di Black Ops Cold War ini. Anda akan tetap mendapatkan pengalaman bermain intens dan cepat, sebelum Anda terus bergerak ke pertempuran selanjutnya, menang ataupun kalah.
Kesimpulan

Hadir sebagai seri tahunan, menjadi sesuatu yang bisa dimengerti memang jika gamer langsung menyimpulkan bahwa Call of Duty: Black Ops Cold War akan menghadirkan pengalaman bermain yang sama. Tuduhan “Reskin” biasanya menyebar di sana-sini tanpa ada aksi jajal terlebih dahulu. Namun jika Anda meyelaminya, terutama untuk mode campaign yang ia usung, Anda akan memahami bahwa usaha untuk menyuntikkan sesuatu yang baru dan berbeda dengannya. Hasilnya sendiri adalah mode campaign yang eksekusinya cukup fantastis, terutama lewat cabang cerita, desain misi, dan elemen misi sampingan dengan ekstra konten puzzle di atasnya. Rasa familiar dan keseruan di level yang sama untuk mode multiplayer ataupun zombie, sepertinya bisa dipandang sebagai sesuatu yang positif ataupun negatif, bergantung pada kacamata gamer seperti apa yang memandangnya.
Tentu saja, Call of Duty: Black Ops Cold War bukanlah game yang sempurna. Dari sisi campaign, melihat bahwa aksi playthrough kedua Anda ternyata masih menghasilkan konsekuensi yang sama terlepas dari beda opsi yang sudah Anda ambil tentu saja mengecewakan. Walaupun semuanya terbayar manis di opsi ending yang berbeda-beda, namun sulit rasanya untuk tidak membayangkan betapa kayanya hal yang bisa dicapai Treyarch jika mereka cukup serius untuk menjalin cabang cerita yang benar-benar dipengaruhi oleh setiap opsi yang Anda ambil. Sementara dari mode multiplayer, di luar masalah cheat, Activision dan Treyarch gagal untuk menawarkan alasan yang kuat untuk menjajal mode kompetitif lain di luar mode klasik seperti Team Deathmatch, Domination, dan Kill Confirmed yang bagi kami, adalah esensi Call of Duty yang seharusnya.
Di luar kekurangan tersebut, Call of Duty: Black Ops Cold War menjalankan tugas yang baik, terutama untuk mode campaign yang di mata kami berujung cukup fantastis. Ada cukup banyak variasi di sana, ada cukup banyak inovasi untuk membuat Anda tertarik, dengan ekstra cabang ending yang cukup untuk membuat kami puas dan tersenyum. Sementara untuk mode multiplayer? Anda yang sudah sempat menikmati seri masa lampaunya atau bahkan Warzone, akan memahami pengalaman seperti apa yang Anda dapatkan. Kini Anda yang memutuskan, apakah kombinasi ini akan jadi game yang menarik untuk dilirik di harga penuh.
Kelebihan

- Misi sampingan kini diperkuat dengan sisi puzzle di atasnya
- Salah satu cabang ending memungkinkan Anda berperan jadi antagonis
- Desain suara di mode multiplayer kompetitif
- Sensasi guna senjata tetap memuaskan
- Mode zombie masih menegangkan
- Cukup banyak variasi mode multiplayer untuk dinikmati
Kekurangan

- Konspirasi terkait Perseus di mode campaign masih terasa klise
- Multiplayer masih hadir dengan konsep yang sama
- Masalah cheater masih mengemuka
- Tidak semua opsi percakapan berakhir signifikan di mode campaign
Cocok untuk gamer: yang menikmati setiap seri Call of Duty di pasaran, menginginkan game FPS dengan cerita cukup solid
Tidak cocok untuk gamer: yang lebih nyaman dengan multiplayer Warzone, lebih nyaman dengan gameplay FPS seperti Battlefield