Review NBA 2K21 (Next-Gen): Nombok Dong! Nombok Dong!
Selamat Datang di Next-Gen!

Seperti banyak game olahraga pada umumnya, transisi rilis generasi konsol untuk sebuah game olahraga biasanya diikuti dengan peningkatan visualisasi yang signifikan. Hal inilah yang berhasil dipamerkan 2K Sports dan Visual Concepts lewat NBA 2K21 Next-Gen yang kami jajal via Playstation 5 ini. Sensasi realisme yang berusaha dikejar dari sisi gameplay, kini didukung dengan sisi presentasi yang kian mumpuni pula. Selamat datang di next-gen!
Sebelum kita berbicara soal sisi presentasi lebih jauh, penyempurnaan ini tidak lantas membuat NBA 2K21 Next-Gen tidak terasa seperti sebuah video game. Ilusi yang sudah berusaha ditutupi dengan sisi presentasi yang menyempurna seringkali terbongkar karena ragam masalah animasi yang identik dengan game seperti ini. Kita bicara dari animasi kaku yang masih tertinggal di beberapa titik, seperti transisi posisi duduk dan berdiri pemain cadangan, pergantian arah menghadap yang secara instan terjadi, hingga masalah clipping pada saat bagian tubuh pemain terutama tangan, bersentuhan. Generasi terbaru tidak lantas membuat ilusi bahwa yang Anda temui di depan layar adalah video game lantas sirna begitu saja.
Namun sulit untuk tidak mengakui bahwa Visual Concepts melakukan tugas yang fantastis dengan apa yang ditawarkan NBA 2K21 Next-Gen ini. Pembaharuan tekstur yang terjadi di begitu banyak sudut tidak hanya berhasil menghasilkan visual lebih tajam, tetapi juga lebih realistis. Dari hal sekecil pantulan di lapangan, dari cahaya hingga pemain yang berlari, hingga tekstur kulit para pemain. Untuk urusan terakhir ini, di luar keringat mengucur yang lebih mudah terlihat, Anda kini seolah bisa merasakan bahwa kulit-kulit pemain ini memiliki pori-pori dan karenanya, tidak selalu tampil “super halus” seperti generasi sebelumnya. Diperkuat dengan tata cahaya lebih baik yang menghasilkan shading bayangan yang lebih realistis pula, mata Anda akan termanjakan.


Kesemuanya kemudian disempurnakan dengan lebih banyak detail ekstra, dari tampilan bola basket itu sendiri yang terlihat bak foto yang ditranslasikan manis sebagai objek digital hingga visual rambut yang kini terlihat lebih mirip helaian daripada sekadar kumpulan yang memadat dan berantakan. Animasi pergerakan yang halus juga tercermin lewat gerak otot-otot pemain yang terasa dan terlihat rasional dan tentu saja lekuk gerak pakaian yang mengikutinya. Detail tekstur ini juga membuat detail material yang membangun segala sesuatunya, dari karet bola basket, permukaan lapangan, hingga tato yang memudar sekalipun terlihat indah di sini.
Apakah ini berarti NBA 2K21 Next-Gen datang dengan fitur ray-tracing? Sayangnya, tidak. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan di dunia maya sekaligus pengujian yang kami rasakan sendiri, NBA 2K21 Next-Gen tidak menghadirkan fitur ray-tracing. Salah satu bukti yang paling jelas datang dari kacamata yang dikenakan oleh sosok Kareem Abdul Jabbar saat memilih tim klasik LA Lakers. Menggunakan fitur Instant Replay untuk melihat bayangan yang terpantul di kacamata pelindung tersebut memperlihatkan akurasi pantulan yang sayangnya, buruk. Terlepas dari apapun yang berada di sekitar model karakter ini, bayangan yang terpantul di kacamatanya hampir selalu sama. Ini berarti apapun teknik visualisasi yang mereka gunakan untuk “memotret” bayangan di lapangan, ia bukan ray-tracing.


NBA 2K21 Next-Gen juga datang dengan fitur yang memaksimalkan Playstation 5. Selain kecepatan waktu loading yang siap untuk membuat proses transisi Anda memilih team dan aksi sinematik sebelum pertandingan bergerak tanpa lag sedikit pun, ia juga kini datang dengan model karakter NPC penonton yang lebih tajam. Walaupun sulit untuk memeriksa seberapa besar sebenarnya varian para model karakter ini, namun setidaknya, ia kini hadir dalam model tiga dimensi yang memiliki detail di atasnya. NBA 2K21 Next-Gen Playstation 5 juga mendukung fitur DualSense, khususnya Adaptive Trigger yang diimplementasikan sangat baik. Semakin lelah pemain Anda saat beraksi di lapangan, semakin “berat” pula tombol R2 ini untuk ditekan. Tenang saja, Anda yang melihat fitur seperti ini justru mengganggu aksi Anda, tetap akan bisa mematikannya via menu Playstation 5 atau uniknya, langsung di dalam opsi in-game NBA 2K21 Next-Gen ini sendiri.

Sebagai game olahraga, NBA 2K21 Next-Gen tentu saja diisi dengan begitu banyak musik-musik populer yang akan menemani Anda di ragam kesempatan, dari saat memilih tim, baru memasuki menu utama, hingga saat MyCareer. Ia menjalankan tugasnya dengan seharusnya, untuk mengisi kesunyian yang tentu saja akan terasa aneh di sebuah game olahraga. Tidak ada banyak hal yang bisa dibicarakan di sisi yang satu ini. Ia eksis dengan dua konklusi yang akan berakhir menjadi: satu, Anda sudah mengenal lagunya dari awal atau kedua, Anda baru pertama kali mendengarnya, menyukainya, dan memasukkannya ke dalam playlist Spotify Anda. Tidak kurang, tidak lebih.
Maka dari sisi presentasi, NBA 2K21 Next-Gen memang berhasil mengeluarkan kemampuan generasi terbaru yang seharusnya. Karakter tampil dengan detail memesona, yang dibangun lewat elemen-elemen kecil yang disajikan lebih baik, dari efek tata cahaya hingga tekstur pakaian dan kulit. Namun tentu saja, ia masih dipenuhi dengan beberapa animasi kaku dan clipping yang sedikit mengaburkan ilusi realisme tersebut.
Berjuang Menjadi Bintang

Sebagai gamer yang sudah lama tidak menyentuh seri NBA 2K, memperbandingkan peningkatan gameplay yang ditawarkan versi Playstation 4 dan Playstation 5 bukanlah ranah yang bisa kami masuki untuk menyajikan review berimbang. Mengapa? Mengingat terbatasnya informasi yang kami miliki, ia akan lebih banyak memuntahkan omong kosong. Namun dari garis besar gameplay yang ditawarkan, NBA 2K21 Next-Gen setidaknya tetap mampu merefleksikan dinamika pertandingan bola basket profesional yang seharusnya. Tidak ada lagi dunk super bebas tanpa memerhatikan posisi pemain dan pergerakan, tidak ada lagi tembakan tiga point yang selalu masuk dengan menggunakan trik-trik tertentu misalnya. Setiap point terasa seperti perjuangan antara sisi ofensif dan defensif dalam kapasitas yang sebenarnya. Tentu saja minus, sekali lagi, animasi gerak tidak rasional yang terkadang terjadi.
Sesi bermain kami dengan NBA 2K21 Next-Gen memang lebih banyak dihabiskan dengan mode MyCareer yang ia usung. Sesungguhnya, dari sisi cerita yang ia bawa, MyCareer bukanlah sebuah kisah dramatis dan super emosional yang akan menarik Anda ke dalma kisah karakter avatar racikan Anda sendiri. Tidak butuh waktu lama hingga alih-alih menikmati kisah yang ia usung, kami lebih tertarik untuk melewati setiap cut-scene ini dan bergerak menuju ke pertandingan selanjutnya. Ada beberapa bagian cerita yang memang cukup untuk membuat Anda menggaruk kepala karena kebingungan. Seperti keputusan untuk membuat “Ayah Anda” yang notabene jadi sumber inspirasi utama cerita, dibintangi oleh Jesse Williams – aktor Markus dari Detroit Become Human yang tingginya hanya sebahu dari karakter yang Anda racik. Atau membuat karakter Anda tidak punya opsi menua sehingga tampilannya dari masa usia sekolah hingga NBA, akan bertahan begitu-begitu saja.
Namun setidaknya, ilusi bahwa Anda menjalani karir yang menanjak sesuai dengan performa yang Anda perlihatkan setidaknya, tetap bertahan lewat mekanik gameplay yang diusung. Di MyCareer, Anda memang hanya akan mengendalikan karakter Avatar Anda pada saat bertanding. Posisi kapan Anda masuk dan keluar kursi cadangan ditentukan sepenuhnya oleh pelatih Anda dan jadi keputusan tidak bisa diganggu gugat. Performa Anda kemudian dinilai dari seberapa efektif Anda menjalani peran Anda dalam lapangan, dari sisi ofensif ataupun defensif. Maka pelan tapi pasti, dengan semakin matangnya performa Anda, maka semakin lama pula waktu Anda di lapangan untuk membuktikan kemampuan Anda. Salah satu misi Anda adalah menggeser posisi dari sekadar cadangan menjadi salah satu pemain inti.

Tentu saja selama proses ini, Anda akan memperkuat karakter Anda lewat sebuah resource yang disebut sebagai “VC”. Mata uang ini akan bisa Anda kumpulkan dari beragam aktivitas, terutama saat menjalani pertandingan satu per satu, terlepas Anda berujung menang ataupun kalah sebagai tim. Performa Anda sebagai pemain individu sekaligus kontribusi pada permainan tim lah yang akan menentukan seberapa banyak VC yang Anda dapatkan. Tidak berhenti sampai di sana, seiring dengan popularitas Anda yang meningkat, Anda juga akan mendapatkan ekstra VC dari beragam sponsor. Sponsor-sponsor ini juga biasanya siap menawarkan kontrak VC lebih tinggi jika Anda berhasil mencapai tujuan tertentu atau sekadar, mengenakan produk mereka saat wawancara ataupun sesi shootout sebelum bertanding.
Sisa dramatisasi cerita kemudian akan bergerak begitu Anda menyentuh titik tertentu dalam cerita. Opsi ini biasanya memberikan pengaruh cukup signifikan, dari siapa karakter NPC yang akan mendominasi cerita Anda, seberapa baik hubungan Anda dengan pemain lain dalam tim, atau sekadar jumlah VC atau fans yang Anda kumpulkan setiap akhir pertandingan. Jumlah fans ini akan memenuhi bar berbeda yang jika berhasil mencapai angka tertentu, akan mengunci lebih banyak deal sponsorship kepada karakter Anda, yang pada akhirnya – mempertebal jumlah VC yang didapatkan juga.
Maka VC ini kemudian bisa Anda distribusikan untuk tidak hanya membeli beragam item kosmetik atau minuman / makanan yang bisa menawarkan buff saja, tetapi juga memperkuat karakter avatar yang Anda gunakan. Akan ada begitu banyak skill yang harus Anda tingkatkan bak game RPG, dari kemampuan dribbling, kemampuan menghasilkan point dalam jarak tertentu dekat keranjang, hingga kecepatan lari dan akselerasi. Berita buruknya? “Biaya” yang perlu Anda lontarkan akan semakin mahal seiring dengan semakin tinggi point di masing-masing skill tersebut. Pada akhirnya, setidaknya di awal-awal karir Anda sebagai pemain NBA, Anda harus memprioritaskan mana aspek yang hendak Anda perkuat lebih dulu.


Maka di sela-sela setiap pertandingan utama yang Anda jalani, Anda juga akan disuguhkan dengan hari training yang akan menawarkan 4 kali kesempatan jajal course yang memperkuat aspek skill yang berbeda-beda pula. Berdasarkan performa latihan Anda, kategorisasi yang lebih umum ini akan datang dengan sistem EXP terpisah yang jika terpenuhi, akan memberikan Anda sebuah point untuk dialokasikan di sistem lain bernama “Badge”. Anda bisa melihatnya sebagai skill spesifik berdasarkan fungsi, dari Finishing hingga Playmaking misalnya, yang akan membuat beberapa aksi Anda menjadi lebih efektif di lapangan secara instan. Point Badge ini bisa Anda aplikasikan beberapa kali di skill yang sama untuk membuatnya kian sempurna.
“Slow Burn”, adalah kata yang akan kami pilih untuk menjelaskan pengalaman bermain MyCareer di NBA 2K21 Next-Gen ini. Mengapa? Karena game ini sangat mendorong dan menuntut Anda untuk memainkan setiap pertandingan dan hari latihan yang tersedia di sana, satu demi satu. Ini menghasilkan pengalaman repetitif dan membosankan yang mudah terjadi. Anda memang punya opsi untuk melewatkan semua ini, baik dari hari latihan atau menghidupkan fitur simulasi untuk membuat pertandingan utama berjalan secara instan. Tetapi, Anda tidak akan mendapatkan VC sama sekali jika Anda menempuhnya. Ini berarti, karakter Anda akan sama lemahnya ketika Anda didorong untuk terus menguat, menguat, dan menguat. Kondisi ini kemudian menimbulkan satu kecurigaan yang lain, yang memang sulit untuk tidak dibicarakan.