Review Tales of Arise: Dahaga yang Terpuaskan!

Reading time:
September 8, 2021

Seri Tales Terindah

Tales of Arise jagatplay 124
Tidak berlebihan rasanya untuk menyebut Arise sebagai seri Tales terindah sejauh ini.

Menjadikan Unreal Engine sebagai basis, apalagi dengan rilis yang juga memanfaatkan performa konsol generasi terbaru, tak sulit sepertinya untuk menganugerahkan gelar seri “Tales Terindah Sepanjang Masa” kepada Tales of Arise ini. Ia tak lagi datang dengan gaya cell-shading yang terlalu kentara untuk menangkap cita rasa anime yang memang melekat, melainkan datang dengan visual bak lukisan yang akan mengingatkan Anda pada Prince of Persia reboot di tahun 2008 silam. Ada begitu banyak situasi, terutama saat proses eksplorasi, dimana Anda seolah tengah menikmati lukisan minyak di atas kanvas yang bergerak. Berita baiknya? Pendekatan ini juga didukung dengan sisi desain yang juga tak kalah fantastis.

Salah satu yang berhasil dieksekusi Tales of Arise dengan manis adalah skala dunia yang bisa Anda eksplorasi. Ia memang tidak lagi memuat sistem World Map yang butuh Anda jelajahi memang, namun caranya mencitrakan dunia yang ada membuat Anda terasa “kecil”. Ini bisa berujung dari sekadar latar belakang tebing yang menemani Anda di kejauhan, bentuk dan ukuran kota yang bisa Anda singgahi, hingga keputusan untuk membuat ukuran musuh yang bisa Anda lawan berada dalam skala yang seharusnya. Ini membuat dunia Tales of Arise terasa begitu luas dan megah, walaupun pada akhirnya ia tetap menawarkan daerah dan dungeon yang terbatas untuk dijelajahi.

Tales of Arise jagatplay 33
Skala dunianya akan siap untuk membuat Anda terasa “kecil”.
Tales of Arise jagatplay 236
Tenang, aksi bongkar pasang item kosmetik masih tersedia di sini. Double eye-patch? Let’s GOOOOOO!!

Maka seperti sebagian besar game JRPG pada umumnya juga, beragam region yang dikuasai oleh masing-masing Lords juga dicitrakan dengan biome berbeda-beda yang masing-masing mewakili satu elemen spesifik. Anda akan menjelajahi hutan lebat dengan jembatan kayu di sana-sini, gunung bebatuan penuh lava yang terasa panas dan kering, hingga sebuah dunia dengan warna musim gugur yang menciptakan kontras yang manis. Kesemuanya didesain dengan tampilan yang memanjakan mata. Selain desain monster, terutama untuk yang berukuran raksasa, yang juga mendapatkan desain yang fantastis, tampilan karakter dalam party dan beragam item kosmetik yang bisa mereka kenakan juga menciptakan modifikasi yang menarik untuk dibongkar-pasang.

Dengan beragam efek partikel yang kini bisa ia tawarkan dan usung, pertarungan di Tales of Arise bisa berujung  “menggila”. Ketika Anda sudah memuat penuh party yang seharusnya, maka kombinasi efek api dari serangan Alphen, magic dari Shionne dan Rinwell, serta sesekali panggilan Boost Strike yang sesekali Anda eksekusi akan membuat pertarungan terasa benar-benar ramai. Harus diakui akan ada situasi dimana Anda sendiri tidak akan mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi, dan satu-satuya cara untuk memahaminya adalah dengan membaca indikator HP misalnya. Namun ada apresiasi lebih melihat begitu banyak animasi serangan yang kini disajikan lebih halus. Untuk yang lebih gila, seperti Boost Attack dan Mystic Arte misalnya, dramatisasinya tetap membuat setiap serangan ini terlihat manis dan destruktif di saat yang sama.

Maka seperti halnya seri Tales pada umumnya, beberapa bagian cerita dan penyajian ekstra detail juga diberikan dalam bentuk skit yang kini mengikuti gaya Scarlet Nexus. Alih-alih sekadar dua foto karakter yang muncul dan berbicara satu sama lain, ia kini datang dengan gaya panel komik dan tentu saja, penyajian tingkah dan wajah karakter yang lebih ekspresif dibandingkan pendahulunya. Satu hal ekstra lain yang kami apresiasi juga datang dari porsi anime yang lebih banyak. Jika di seri Tales lawas, sesi anime ini biasanya hanya muncul di lagu opening dan ending saja, beberapa cut-scene di Arise kini menggunakan metode yang sama. Walaupun detail-nya tak bisa dibilang sebaik anime-anime dari studio ternama, namun ia setidaknya menjalankan tugasnya dengan seharusnya.

Sayangnya, ada sesuatu yang sedikit menjengkelkan dari sistem skit Tales of Arise. Alih-alih “sampingan”, banyak skit ini yang punya konten penting dengan detail yang menyangkut plot cerita utama atau karakter yang berhubungan dengannya. Hasilnya? Tidak jarang Anda yang baru saja menonton cut-scene panjang penuh eksposisi harus melewati lagi 2-3 skit penuh eksposisi kembali, yang bisa berujung membosankan. Apalagi jika kombinasi panjang cut-scene dan beberapa skit itu terjadi menjelang pertarungan besar atau sekadar di tengah kesibukan Anda “membersihkan” dungeon yang ada.

Tales of Arise jagatplay 152
Skit kini disajikan dalam bentuk panel ala komik.
Tales of Arise jagatplay 4
Cut-scene bergaya anime kini juga disebar di beberapa momen penting cerita, tidak hanya di opening dan ending saja.

Jika ada satu aspek dari sisi presentasi yang cukup membuat kami terkejut adalah OST yang ia usung. Tidak seperti kebanyakan game JRPG yang penuh dengan musik “kalem” di banyak kesempatan, Tales of Arise akan memanjakan telinga Anda dengan begitu banyak musik penuh choir yang membuat petualangan Anda bahkan terasa lebih penting dari yang seharusnya. Untuk Anda yang mencintai tipe musik penuh chanting seperti ini, contohnya kami, ini adalah sebuah pendekatan yang kami sambut dengan tangan terbuka.

Hampir semua musik ini, bahkan dari musik tema bertarungnya saja, tidak hanya berhasil membangun atmosfer yang tepat, tetapi juga pantas untuk dimasukkan ke dalam playlist musik sehari-hari Anda. Ia akan cukup untuk membuat bulu kuduk Anda merinding di situasi yang tepat. Satu-satunya keluhan? Kami menemukan satu situasi dimana musik yang berjalan di belakang layar berujung tak terasa cocok dengan mood percakapan yang ada. Entah karena kesalahan teknis yang terlewatkan atau memang kesalahan yang tidak disengaja. Kita bicara soal musik “senang” di tengah dialog dengan mood kematian dan putus asa yang kental.

Sementara untuk urusan Voice Actor, menyelesaikan game ini dari awal hingga akhir menggunakan hanya VA Inggris-nya saja, ia datang dengan kualitas yang solid. Walaupun bukan sesuatu yang memesona atau se-istimewa dengan apa yang berhasil dicapai Square Enix dengan Final Fantasy VII Remake misalnya, namun setidaknya percakapan berujung terasa cukup natural, baik dari intonasi ataupun translasi dialog yang ada. Ini juga untungnya, menyangkut momen-momen emosional yang Anda temukan di sepanjang cerita. Satu yang menarik, kami juga merasa bahwa pilihan voice actor untuk karakter dengan trope lebih kuat, seperti Dohalim yang notabene berbagi darah kebangsawanan misalnya terasa cocok. Jadi, Anda yang lebih menyenangi VA Inggris tidak perlu banyak khawatir dengan Tales of Arise.

Maka dengan semua kombinasi kualitas presentasi ini, maka sepertinya tidak berlebihan untuk menyebut Tales of Arise sebagai seri Tales paling indah yang pernah ada di industri game saat ini. Bandai Namco harus diakui berhasil menetapkan “standar baru” untuk game JRPG bercita rasa anime untuk platform generasi terbaru yang ternyata berujung memanjakan mata.

Cepat, Gila, Intens

Tales of Arise jagatplay 102
Intisari Tales of Arise tetaplah sebuah game action RPG.

Seperti halnya seri Tales yang lain, intisari gameplay Tales of Arise tetaplah sebuah game action RPG. Ini berarti, Anda akan punya satu tombol khusus untuk menyerang dan beberapa tombol lainnya untuk mengeksekusi skill alias Arte secara instan. Anda juga bisa mengkombinasikan serangan-serangan ini untuk damage yang lebih besar. Sebuah tombol roll / evade juga tersedia yang jika dieksekusi dengan timing yang tepat, akan bisa Anda lanjutkan dengan serangan counter-attack dengan damage yang besar. Satu yang cukup melegakan? Tentu saja, Tales of Arise juga memberikan Anda kesempatan untuk memilih dan menggunakan karakter favorit Anda alih-alih terjebak hanya pada Alphen saja. Ini membuka lebih banyak strategi.

Dengan kebebasan seperti ini, Anda yang ini punya peran lebih aktif saat bertarung akan bisa bergonta-ganti jika Anda menginginkannya. Namun tenang saja, Anda yang lebih senang dengan format menguasai hanya satu karakter saja, seperti kami dengan Rinwell, juga bisa mengeksekusi gaya bermain seperti ini berkat dukungan AI-nya yang fantastis. AI yang ditawarkan Tales of Arise berujung adaptif dengan situasi pertarungan yang ada, terutama untuk memastikan Anda bertahan hidup. Dari sejauh permainan kami dari awal dari selesai, 99% aksi healing yang dilakukan Shionne misalnya, berujung pada timing yang selalu tepat untuk memastikan party tetap hidup atau menjadikan aksi pembangkitan karakter yang tewas sebagai prioritas. Berita baiknya lagi? Selalu ada opsi untuk mengatur strategi tingkah laku AI jika Anda menginginkannya.

Tales of Arise jagatplay 42
Ada yang malas bergonta-ganti karakter boleh berlega hati karena adaptinya AI yang dibawa Tales of Arise.
Tales of Arise jagatplay 158
“Perk” membuat masing-masing karakter memiliki mekanik uniknya sendiri jika berujung Anda kendalikan manual nanti. Sebagai contoh? Rinwell memiliki kemampuan untuk melakukan charging magic, menyimpannya, dan kemudian mengkombinasikannya dengan magic lain.

Salah satu sistem paling menarik dari Tales of Arise adalah keunikan tiap anggota party yang Anda miliki. Bahwa bukan hanya soal jenis serangan seperti apa yang bisa mereka picu saja, tetapi bagaimana mereka akan punya sifat dan kontribusi berbeda berkat dua sistem terpisah – Perk dan Boost Attack. Perk sendiri mengacu pada mekanik unik masing-masing karakter yang bisa Anda manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan lebih saat bertarung. Sebagai contoh? Alphen  memiliki perk serangan api untuk damage lebih besar, namun berujung harus mengorbankan HP yang ada untuk mengeksekusi hal tersebut. Sementara itu ada pula karakter seperti Rinwell yang notabene merupakan seorang mage, yang bisa melakukan charging magic dan menyimpannya untuk kemudian dikombinasikan dengan magic lain, yang bisa jadi melahirkan magic baru yang lebih kuat. Karakter tanker seperti Kisara misalnya tidak bisa melakukan roll / evade, namun bisa menaikkan perisai raksasa-nya untuk menangkis semau serangan yang ada. Memahami perk  yang bisa dieksekusi tiap karakter sebelum mengendalikan mereka secara manual adalah sesuatu yang esensial.

Hal kedua yang tak kalah penting adalah Boost Attack, yang muncul sebagai skill berbasis cooldown dan bisa Anda picu setiap kali ia penuh. Bedanya dengan perk yang sekadar berbeda antar satu karakter dengan yang lain, Boost Attack tiap karakter akan punya kontribusi spesifik dalam skenario pertarungan yang Anda lewati. Boost Attack milik Shionne akan membuat musuh terbang manapun jatuh ke tanah, Dosalim akan membuat musuh berkecepatan tinggi terikat untuk beberapa waktu, Law mampu menghancurkan perisai, hingga Kisara yang siap menghentikan serangan charging dari musuh jenis apapun. Situasi seperti ini akan menimbulkan situasi dimana Anda harus mengambil keputusan. Apakah Anda harus mengeksekusi Boost Strike secepat mungkin untuk menghasilkan damage? Ataukah Anda menyimpannya sebagai counter serangan musuh jika ia datang dengan varian yang tepat?

Tales of Arise jagatplay 12
Setiap Boost Attack diposisikan sebagai “counter” untuk serangan spesifik dari musuh, yang jika dieksekusi di timing tepat, akan menghasilkan efek stun yang tentu saja, menguntungkan.
Tales of Arise jagatplay 84
Jika Anda berhasil mengisi bar Boost Break musuh, maka Anda akan bisa memicu Boost Strike yang siap menghasilkan damage super besar.

Karena eksekusi Boost Attack sebagai counter serangan musuh yang tepat akan menghasilkan efek yang benar-benar menguntungkan. Ia biasanya akan berujung dengan efek bernama “Boost Break” yang tidak hanya membuat musuh mengalami stun selama beberapa detik saja, tetapi membuat mereka kini akan memicu sebuah bar baru yang jika terisi penuh selama proses break tersebut akan membuat karakter Anda mampu mengakses Boost Strike. Boost Strike bisa dilihat sebagai serangan kombinasi antar karakter yang tak hanya tampil super dramatis saja, tetapi juga menjanjikan damage besar secara instan. Ini tentu saja di luar mekanik lain seperti Mystic Arte yang memiliki fungsi nyaris serupa, namun biasanya lebih dipicu oleh seberapa besar damage yang diterima oleh si karakter.

Untuk membuat Tales of Arise berjalan lebih mulus, cepat, dan intens, Bandai Namco juga membuang elemen seperti Mana Points misalnya. Untuk serangan Arte alias skill yang bisa diakses tiap karakter, bahkan untuk karakter mage ala Rinwell atau Shionne sekalipun, ia akan menuntut resource sebuah permata di atas nama karakter yang akan beregenerasi selama pertarungan berjalan. Permata ini sendiri disebut sebagai AG alias Art Gauges, yang seperti bisa diprediksi, akan butuh dikorbankan dalam jumlah tertentu bergantung pada seberapa kuat Artes yang dieksekusi. Seiring dengan progress penguatan karakter, kesempatan untuk membuka Artes lebih kuat atau frekuensi untuk mengaksesnya di dalam satu pertarungan akan meningkat.

Tales of Arise jagatplay 201
Tanpa sistem mana, resource untuk mengeksekusi Artes bergantung pada jumlah permata biru yang terpampang di atas nama karakter Anda. Ia akan beregenerasi cepat selama bertarung.
Tales of Arise jagatplay 118
Sementara untuk balancing artes penyembuh dan revive, ia menggunakan resource baru bernama CP yang tampil sebagai pool untuk digunakan bersama-sama. Jika berada di bawah tertentu, Anda tidak akan lagi bisa memulihkan party Anda sampai angka CP mencukupi.

Pertanyaan selanjutnya tentu saja satu – jika ini jadi basis sistemnya, bagaimana mereka menyeimbangkan akses ke Healing Artes? Apakah ini berarti Anda bisa menyembuhkan dan membangkitkan karakter sesuka hati? Untungnya, Bandai Namco juga memikirkan aspek yang satu ini. Untuk semua aksi Artes yang berhubungan dengan menyembuhkan dan membangkitkan, ia akan butuh resouce yang disebut sebagai CP atau Cure Points. Cure Points diposisikan sebagai pool resource yang akan diakses bersama-sama setiap kali aksi ini dilakukan. Ini berarti, begitu ia mencapai angka batas minimal tertentu, ketidakmampuan untuk mengakses Healing Artes akan langsung berlaku di semua karakter. Untungnya, item-item penyembuh Mana Points di seri Tales terdahulu seperti Orange Gel ataupun Pineapple Gel kini digunakan untuk mengembalikan sejumlah angka CP. Atau jika sumber daya Anda terbatas? Opsi untuk beristirahat di Inn atau menggunakan camp yang tersebar selalu tersedia.

Seperti halnya game-game JRPG pada umumnya, maka sisa kekhawatiran yang harus Anda pikirkan adalah cara untuk memperkuat karakter Anda seefektif mungkin. Selain sistem level untuk karakter, Anda kini juga diperkuat dengan sistem bernama “Skill Panel” yang berfungsi bak Skill Tree di game RPG lain. Bedanya? Pertama, ia butuh dibuka terlebih dahulu sebelum bisa diakses. Tales of Arise mengkombinasikan sistem ini dengan sistem “Title” yang di seri terdahulu memang tak bisa dibilang penting. Ini berarti untuk setiap title yang berhasil didapatkan setiap karakter, selalu ada kesempatan sebuah area Skill Panel akan terbuka untuk bisa Anda akses menggunakan resource bernama SP. Skill Panel bisa berisikan banyak hal – dari akses Arte baru, buff permanen yang menguntungkan, hingga meningkatkan jumlah Art Gauges misalnya. Berita baiknya? Game ini juga menyediakan informasi soal apa yang perlu Anda lakukan untuk membuka setiap Skill Panel yang ada.

Tales of Arise jagatplay 60
Title kini akan membuka Skill Panel alias skill tree penuh buff dan status yang akan memperkuat karakter Anda.
Tales of Arise jagatplay 41
Anda juga bisa mengumpulkan material untuk proses crafting senjata.

Aksi lain yang bisa Anda lakukan? Crafting! Di sepanjang permainan, Anda akan mendapatkan begitu banyak resource, baik dari aksi eksplorasi ataupun bertarung yang bisa Anda manfaatkan untuk meracik senjata yang lebih kuat. Kebutuhan material yang dituntut akan terpampang dengan jelas, yang juga diikuti dengan katalog monster berserta material yang bisa mereka jatuhkan jika Anda memang mengejar proses crafting spesifik. Selain crafting, Anda juga bisa mengumpulkan resource bahan makanan yang seperti bisa diprediksi, bisa digunakan untuk memasak di camp. Bergantung pada siapa yang memasak makanan tersebut di camp, Anda juga bisa mendapatkan ekstra buff yang tak kalah relevan. Kita bicara soal kesempatan untuk tak hanya sekadar menaikkan attack saja, tetapi juga lebih banyak SP, EXP, hingga pemulihan CP di setiap pertempuran yang Anda menangkan. Ini membuat aksi eksplorasi menjadi lebih penting dan bermakna daripada sekadar “berjalan-jalan”.

Untung saja, tidak semua aksi eksplorasi ini selalu berbuntut serius. Untuk Anda yang senang dengan sistem item kosmetik di seri-seri Tales lawas, sistem yang sama juga akan tersedia di Tales of Arise ini. Akan ada banyak burung hantu bernama Dahna Owl yang tersebar di semua region, dimana masing-masing dari mereka akan memberikan Anda item kosmetik untuk dibongkar pasang di setiap karakter yang ada. Sayap iblis? Lingkaran halo di atas kepala ala malaikat? Sekadar penutup mata ala bajak laut? Atau benar-benar ekstra kostum yang membuat tampilan karakter Anda lebih keren? Tales of Arise akan memfasilitasi hal tersebut.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

PC Games

January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…
October 18, 2022 - 0

Review Uncharted Legacy of Thieves (PC): Drake Pindah Rumah!

Seperti apa performa dan fitur yang ditawarkan oleh Uncharted Legacy…
September 23, 2022 - 0

Review IMMORTALITY: Misteri Dalam Misteri Dalam Misteri!

Apa yang sebenarnya  ditawarkan oleh IMMORTALITY? Mengapa kami menyebutnya game…
August 19, 2022 - 0

Review Cult of the Lamb: Menyembah Setan Sambil Bertani!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Cult of the Lamb ini?…

PlayStation

March 15, 2023 - 0

Review Resident Evil Village (VR): Panik? Panik Lah!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil Village dalam mode…
February 28, 2023 - 0

Wawancara dengan Naoki Yoshida (Final Fantasy XVI)!

Kami berkesempatan untuk mewawancarai otak Final Fantasy XVI - Naoki…
February 28, 2023 - 0

Impresi Final Fantasy XVI: Langsung Kandidat Game of the Year 2023!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Final Fantasy XVI? Mengapa kami…
February 24, 2023 - 0

Review Like a Dragon – Ishin: Drama Samurai yang Ramai!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon: Ishin? Lantas,…

Nintendo

November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
August 4, 2022 - 0

Preview Xenoblade Chronicles 3: Seperti Sebuah Keajaiban!

Kesan pertama apa yang ditawarkan Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
April 6, 2022 - 0

Review Kirby and The Forgotten Land: Ini Baru Mainan Laki-Laki!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kirby and the Forgotten…