Review GTA The Trilogy – The Definitive Edition: Bak Lelucon Besar!
Bak Sebuah Lelucon
Pada dasarnya, konsep rilis ulang, apalagi yang berani mengusung nama “Definitive Edition” seharusnya bukanlah sesuatu yang kompleks. Gamer akan merasa super senang jika ia datang dengan permak visual signifikan dan tambahan ekstra proses modernisasi di sana-sini untuk membuatnya jauh lebih bisa ditoleransi. Ada banyak bukti keberhasilan dari proses ini, seperti yang terjadi dengan Mass Effect Trilogy yang belum lama ini dilemparkan EA. Ia masih berbasiskan engine lawas, namun datang dengan visual resolusi tinggi dan perbaikan sisi gameplay yang selama ini memang rentan menimbulkan rasa frustrasi. Atau lihat saja apa yang berhasil dicapai oleh Square Enix dengan NieR Replicant ver.1.22474487139 yang fantastis.
Namun yang terjadi justru ia tampil bak lelucon. Ada begitu banyak masalah dan pertanyaan yang mengikuti rilis GTA: The Trilogy – The Definitive Edition yang memang butuh jawaban dan analisa, untuk mencari tahu mengapa mimpi buruk ini bisa terjadi. Kita bahkan bicara dari hal sesederhana visual yang di seri seperti ini seharusnya tampil lebih optimal dan jadi daya tarik utama.
Seperti yang kita tahu, GTA: The Trilogy – The Definitive Edition memang bisa dihitung sebagai proses “remake” karena keseluruhan asetnya dibangun kembali menggunakan Unreal Engine 4. Bahwa jelas dengan perubahan engine ini, Rockstar ataupun siapapun yang menentukan direksi art dan sebagainya memang ingin mempertahankan gaya klasik GTA III dan dua seri lainnya, sembari meningkatkan ragam efek visual lain untuk membuatnya lebih modern. Setidaknya ada dua elemen yang berhasil mereka eksekusi – tata cahaya dan pantulan. Anda akan bertemu dengan efek tata cahaya yang membuat banyak scene terlihat lebih realistis, yang juga diikuti dengan efek pantulan di beragam material berbeda, termasuk saat Anda mengendarai mobil melewati begitu banyak sumber cahaya misalnya. Tentu saja ada begitu banyak tekstur baru, seperti rumah di San Andreas yang kini terihat lebih realistis dan manis.
Berita buruknya? Ini mungkin menjadi satu-satunya nilai plus yang bisa kami puji untuk rilis yang satu ini. Mengapa? Karena untuk hal se-esensial seperti model karakter saja misalnya, ada begitu banyak keluhan yang pantas untuk dibicarakan. Dari ketiga seri yang tersedia, secara menakjubkan, yang datang dengan visualisasi paling “normal” adalah GTA III. Memang beberapa model karakter berubah dan berbeda, namun setidaknya mereka masih terlihat seperti manusia.
Di GTA: Vice City? Anda bertemu dengan kepala karakter utama – Tommy yang akan terus bergerak ke kiri dan kanan saat menaiki motor, bak hiasan kepala goyang yang sering Anda temukan di mobil-mobil. Lebih parahnya lagi, ketika Anda mulai bertemu dengan lebih banyak karakter NPC, terutama yang memiliki varian rambut di wajah mereka seperti kumis atau jenggot. Alih-alih seperti manusia seperti seharusnya, mereka justru terlihat seperti terbuat dari plastik. GTA: Vice City pun tiba-tiba terlihat seperti Toy Story: Vice City. Tidak ada satupun aspek, dari animasi gerak hingga tekstur karakter yang akan membuat Anda yakin dan percaya bahwa yang Anda lihat di layar televisi tersebut, memang seharusnya mewakili manusia.
Semuanya bahkan lebih buruk di GTA: San Andreas. Memang dari sisi lingkungan, detail kota dan bangunan misalnya, ia jadi seri yang terbaik. Namun untuk urusan model manusianya? Ia jadi yang terburuk. Jika Anda merasa efek manusia plastik Vice City sudah menggelikan, maka Anda harus melihat apa yang diusung oleh San Andreas. Setiap model karakternya datang dengan panjang tangan yang aneh, lengan yang melekuk bak manusia-manusia kerasukan di setiap kesempatan, dan animasi yang begitu buruk. Seberapa buruk? Hingga posisi menunduk CJ misalnya, membuatnya terlihat seperti tokoh perwayangan, seperti yang kami pamerkan di bagian screenshot yang ada.
Maka ketidakberesan hasil dari proses pengembangan GTA Remaster ini juga mengemuka di begitu banyak titik, tidak hanya lagi soal visual karakter yang buruk. Di GTA Vice City misalnya, kami sempat menemukan sepotong jalan kecil dimana trotoar yang dibangun di bagian tepi jalan, berujung tidak sinkron satu sama lain. Bahwa untuk hal sesederhana ini saja, si trotoar berujung dibangun tidak dalam satu garis lurus yang sama. Di game seperti GTA III, dimana model karakter dan animasi terhitung paling rapi, Anda akan menemukan gerak jalan para NPC yang terlihat seperti alien yang menyamar di Man in Black. Di GTA: San Andreas? Ia datang dengan efek hujan yang begitu buruknya, terutama karena padatnya garis hujan yang anehnya juga diwarnai putih, hingga kemungkinan Anda bisa berujung tidak bisa melihat apapun jika tengah berada di area yang gelap.
Semuanya juga diperburuk dengan fakta bahwa proses rilis ulang ini juga datang dengan modernisasi yang tidak sepadan. Bahwa sejauh mata kami memandang, selain tata cahaya dan pantulan yang lebih baik seperti yang kami bicarakan sebelumnya, satu-satunya modernisasi yang terlihat hanyalah hadirnya wheel senjata ala GTA V yang memudahkan Anda untuk menggonta-gantinya jika dibutuhkan. Sementara dari sisi gameplay? Nyaris tidak ada yang berubah, atau bahkan bisa disebut, lebih buruk.
Entah karena memori yang sudah usang atau karena kebiasaan game modern yang sulit untuk diabaikan begitu saja, ada beberapa hal yang membuat kami terkejut ketika menikmati misi di GTA: The Trilogy – The Definitive Edition. Misi yang meminta Anda memburu target yang kebetulan kabur dengan mobil misalnya? Datang dengan mobil yang tak kalah tangguh, terus menerus menabrak mobil target ini berujung berhasil merontokkan nyaris semua bagian hingga ia hampir terlihat hanya kerangka saja. Namun tidak seperti GTA modern yang biasanya diikuti dengan api dan ledakan? Mobil ini terus bergerak tanpa masalah. Kami bahkan sempat turun dan mobil dan menembakkan setidaknya 3 peluru via kaca depan, yang tidak menimbulkan efek apapun. Target bukan saja tidak mati, namun bahkan kaca mobil pun tidak pecah karenanya. Satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah dengan menghalangi jalan sang mobil target, keluar dari mobil secepat yang Anda bisa, kemudian menarik target keluar dari mobilnya, sebelum Anda bisa membunuhnya. Untuk sebuah rilis game klasik dengan ekstra modernisasi di dalamnya, bukankah hal kecil seperti ini yang seharusnya jadi prioritas?
Maka dengan semua hal yang terjadi dengan rilis GTA: The Trilogy – The Definitive Edition ini, ia memang terlihat seperti sebuah lelucon besar. Sebuah seri yang seharusnya tampil fantastis untuk merayakan tiga judul game legendaris yang tidak hanya berhasil tampil memorable untuk gamer tetapi juga merevolusi konsep game open-world di industri game ini berujung datang dengan begitu banyak masalah hingga ia jadi satu-satunya hal yang pantas untuk dibicarakan. Namun berita baiknya? Seperti lelucon seharusnya, ia mungkin akan membuat Anda berujung tertawa terpingkal-pingkal di akhir.
Kesimpulan
Dari semua hal yang kami tuliskan di atas, Anda sepertinya memahami bahwa hampir tidak hal positif yang bisa kami bicarakan dari rilis GTA: The Trilogy – The Definitive Edition. Jika harus berbicara soal hal apa yang ia tawarkan di kondisinya saat ini, maka setidaknya ada dua hal yang mungkin bisa meringankan sedikit kondisinya. Pertama, setidaknya dari efek tata cahaya dan pantulan serta beberapa tekstur baru yang melekat pada objek yang ada, ia masih terasa seperti sebuah game remaster di atas permukaan. Tentu saja, selama Anda bisa mengabaikan beragam detail yang lain. Kedua? Terlepas dari proses modernisasi yang tidak menyeluruh, ia tetaplah sebuah game yang bisa Anda mainkan dari awal hingga akhir, sembari sedikit bernostalgia. Anda juga bisa memanfaatkan cheat lawas dari versi lawasnya.
Namun seperti yang kami bicarakan sebelumnya, yang mengakar kuat dari rilis GTA: The Trilogy – The Definitive Edition ini justru adalah masalah-masalah yang memang sulit untuk diabaikan. Kita bicara dari fakta bahwa untuk sebuah game remaster, ia justru datang dengan masalah visual yang kentara di semua tiga seri yang ada, yang datang dengan masalahnya masing-masing. Situasi terburuk memang datang dari model karakter, yang kemudian diikuti dengan masalah-masalah detail kecil dalam kota dan efek-efek yang ada. Semua kombinasi ini memang membuat GTA: The Trilogy – The Definitive Edition terasa seperti sebuah lelucon besar daripada sebuah rilis ulang seri klasik yang memorable.
Apakah GTA: The Trilogy – The Definitive Edition lantas otomatis tidak kami rekomendasikan begitu saja? Menariknya, tidak. Dengan harga yang ia tawarkan saat ini, kami tentu tidak merekomendasikan Anda untuk melirik game ini jika Anda mengejar sesuatu yang serius dan menginginkan pengalaman GTA yang memorable. Namun jika Anda ingin sesuatu yang secara acak bisa membuat Anda terpingkal-pingkal dan merasa bahwa harga 800 ribu Rupiah pantas untuk itu? Kenapa tidak?
Kelebihan
Tata cahaya dan efek pantulan lebih modern
Tekstur baru untuk beragam objek
Cheat lawas masih bisa digunakan
Kekurangan
Model karakter super buruk
Gameplay kuno minim modernisasi
Bug dan glitch yang masih mudah ditemukan
Terasa seperti satu lelucon besar
Cocok untuk gamer: yang butuh bahan tertawaan, yang tak berkeberatan dengan konsep film atau game “yang saking buruknya hingga ia terasa bagus”
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan pengalaman GTA klasik yang seharusnya, tidak punya uang 800 ribu Rupiah untuk bahan tertawaan