Penelitian: Ada Beda Kesehatan Mental Antara Gamer yang Merasa “Harus Main” VS “Ingin Main”
Sebagai sebuah industri hiburan yang terhitung “baru”, dengan level interaktivitas yang lebih aktif dibandingkan menonton film atau mendengar musik, tuduhan bahwa video game bisa mempengaruhi hidup seseorang memang seringkali mengemuka. Stigma bahwa hampir semua efek ini berujung negatif terus berusaha diperangi dengan penelitian-penelitian yang terstruktur, lengkap dengan kesimpulan yang valid dan reliable. Namun harus diakui, ada begitu banyak misteri yang memang belum terjawab bahkan di kalangan gamer itu sendiri. Salah satunya? Gamer yang ingin bermain game VS gamer yang merasa HARUS memainkan game tertentu.
Penelitian inilah yang dilakukan oleh tim Oxford Internet Institute (OII) selama 6 minggu terakhir terhadap setidaknya 40.000 subjek penelitian soal kesehatan mental. Hasilnya? Kesimpulan menegaskan bahwa bermain game tidak membahayakan kesehatan mental, kecuali gamer merasa “harus bermain” alih-alih “ingin bermain”. Ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok gamer ini terlepas dari jumlah waktu bermain yang mereka tempuh. Ini membuat tim menyimpulkan bahwa yang berpengaruh pada kesehatan mental bukanlah kuantitas gaming, tetapi kualitas gaming.
Tim penelitian sendiri menggunakan game-game seperti Animal Crossing: New Horizons, Gran Turismo Sport, Apex Legends, hingga EVE Online untuk mendapatkan kesimpulan ini. Professor Przyblski yang memimpin penelitian ini menyebut bahwa masih ada ada banyak misteri yang harus dijawab terkait gaming, namun setidaknya penelitian ini memberikan highlight yang penting untuk pertanyaan yang mungkin belum mengemuka sebelumnya – “Mengapa Gamer bermain game?”.
Bagaimana dengan Anda? Adakah sebuah game yang membuat Anda merasa “HARUS BERMAIN” alih-alih “INGIN BERMAIN”?
Source: Royal Society Open Science via StitchSnitches